KlopakIndonesia – Ajang Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) 2024 kembali hadir sebagai salah satu upaya strategis untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan yang kompleks, dinamis, dan penuh ketidakpastian. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), menyelenggarakan FIKSI di Jakarta, 24 s.d. 29 September 2024. Tema FIKSI tahun ini bertajuk “Merdeka Berprestasi, Talenta Vokasi Menginspirasi.”
Ajang ini digelar guna mengembangkan dan meningkatkan minat kewirausahaan di kalangan siswa SMA/MA dan SMK di seluruh Indonesia. Harapannya, peserta didik dapat mengasah keterampilan kewirausahaan yang kreatif dan inovatif sejak dini melalui tantangan untuk merumuskan ide-ide bisnis yang relevan dan dapat diimplementasikan dengan memanfaatkan kearifan lokal sebagai kontribusi bagi pengembangan ekonomi lokal dan nasional.
“FIKSI SMA/MA dan SMK bukan hanya ajang perlombaan, tetapi juga kesempatan bagi kalian untuk mengembangkan soft skills dan hard skills, serta menunjukkan kompetensi di bidang kewirausahaan yang dibutuhkan untuk mendukung kemandirian ekonomi. Saya berharap kegiatan ini memotivasi kalian untuk terus belajar, berinovasi, dan siap menghadapi tantangan di masa depan,” tutur Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Maria Veronica Irene, di Jakarta, Kamis (26/9).
FIKSI dirancang untuk membekali generasi muda dengan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, serta kolaborasi yang efektif, kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi tantangan VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) dan BANI (Brittle, Anxious, Nonlinear, Incomprehensible) di masa depan.
Selain itu, FIKSI 2024 juga mengarahkan peserta untuk memahami dan mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan (sustainability) dalam karya kewirausahaan mereka. Peserta diharapkan untuk mengembangkan inovasi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga berdampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan. Pendekatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 2030, yang menekankan keseimbangan antara aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan serta pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak.
Arahan dari forum-forum global seperti KTT G20, World Conference on Creative Economy (WCCE), dan Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) semakin memperkuat urgensi pengembangan ekonomi kreatif berbasis pengetahuan, kreativitas, dan inovasi. Forum-forum tersebut menekankan pentingnya pengembangan ekonomi kreatif yang berbasis pengetahuan dan hak kekayaan intelektual untuk memperkuat ketahanan komunitas dan UMKM melalui inovasi, transformasi digital, dan pelestarian budaya serta lingkungan. Hal ini memberikan peluang besar bagi generasi muda Indonesia untuk berperan dalam menciptakan pekerjaan masa depan yang berlandaskan kreativitas, kekayaan intelektual, dan teknologi.
Kepada seluruh peserta, Kepala Puspresnas berpesan,”Ingatlah bahwa kompetisi ini bukan hanya soal menang atau kalah. Nikmati prosesnya, teruslah mencoba, dan jangan pernah takut gagal. Jadikan momen ini sebagai pembelajaran berharga dan bangunlah jaringan dengan teman-teman dari seluruh Indonesia. Dengan berkolaborasi, kalian bisa menciptakan karya-karya hebat yang membanggakan,” terang Maria.
Dalam pembukaan, Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbudristek, Suharti mengatakan “Pelatihan dan komunitas juga ternyata memiliki peran yang sangat besar, sangat signifikan dalam mendorong usaha. Kemendikbudristek terus mengenalkan pendidikan kewirausahaan mulai dari bawah, bahkan dari PAUD, SD, SMP, SMA sudah mulai diperkenalkan dengan literasi keuangan. Kemudian, dilaksanakannya ajang-ajang pembentukan komunitas siswa tidak hanya di jenjang SMA SMK tetapi juga di jenjang-jenjang lain seperti kursus dan pelatihan.”
“Melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi banyak hal yang kita lakukan untuk mendukung inovasi dan kewirausahaan melalui berbagai macam modal. Termasuk berbagai ajang yang dilakukan. Kita pastikan kegiatan-kegiatan yang relevan penguatan kurikulum termasuk untuk implementasi proyek P5 bisa berjalan dengan sebaik-baiknya,” lanjutnya.
Kepada para peserta, Suharti menyampaikan harapannya, “Untuk adik-adik, lomba ini bukan sebatas untuk mencari pemenang atau mencari teman, melainkan agar kalian bisa berkarya bersama membuat proyek sama-sama tidak hanya dengan teman sekelas, tidak hanya dengan teman satu sekolah tetapi juga bisa dengan teman dari sekolah-sekolah lain bahkan dari sekolah di provinsi lain,” imbuhnya.
Direktur Utama SMESCO Indonesia, Wientor Rah Mada, mengungkapkan, pada saat negara kita dikepung oleh darat, laut, dan udara dari produk – produk luar negri yang masuk ke Indonesia melalui crossborder, SMESCO berusaha keras untuk memproteksi Usaha Kecil Menengah (UKM) agar bisa berjaya di negeri sendiri. Namun ternyata proteksi saja tidak cukup untuk hal ini.
“Oleh karena itu, SMESCO meminta Bapak/Ibu semua untuk dapat membangun industri dalam negeri yang tangguh, kuat, dan memiliki determinasi agar UKM dapat memasuki pasar ekspor sehingga nantinya Indonesia bisa menjadi pusat produksi dunia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wientor mengatakan, saat ini produk UKM ini masih membutuhkan intervensi atau campur tangan pemerintah dan sektor industri. “Produk-produk yang dihasilkan oleh anak-anak di perlombaan ini sudah penuh sekali dengan inovasi. SMESCO berjanji akan selalu ada untuk mendukung para UKM dan juga anak-anak yang mengikuti perlombaan ini, yang ke depannya akan membangun UKM,” tuturnya.
Rangkaian kegiatan Final FIKSI 2024 dilaksanakan pada 24 s.d. 29 September 2024 dilaksanakan di dua tempat. Pertama, di Hotel Mercure Jakarta Gatot Subroto, Jl. Gatot Subroto Kav. 1 Kuningan Barat, Kec. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan untuk penjurian (presentasi dan tanya jawab). Kedua, di Gedung SMESCO Indonesia, Jl. Gatot Subroto Kav. 94 Pancoran, Jakarta Selatan 12710 Provinsi DKI Jakarta untuk kegiatan Expo dan rangkaian kegiatan FIKSI lainnya.
Peserta FIKSI tahun ini sebanyak 176 tim (338 orang finalis) yang terdiri atas 96 tim (185 orang finalis) tingkat SMA/MA dan 80 tim (153 orang finalis) tingkat SMK. Mereka merupakan perwakilan dari 23 provinsi se-Indonesia yaitu D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, D.K.I. Jakarta, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Timur, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Banten, Kalimantan Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Riau, Sumatera Utara, Papua Selatan, Aceh, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua Barat, Papua Barat Daya, Nusa Tenggara Barat, dan Kalimantan Utara.
Sementara, para juri berasal dari unsur akademisi dan praktisi di bidang kewirausahaan. Panitia berasal dari unsur Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI), Pusat Prestasi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, dan komunitas kewirausahaan SMA/MA/SMK (Fiksioner Indonesia).