Jelang Idulfitri, Pengamat Sebut Ekonomi Kota Bandung Stabil, Kenaikan Harga Pangan Jadi Tantangan

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 8 Maret 2025 - 06:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kota Bandung Menunjukkan tren inflasi yang terkendali di awal tahun 2025, meskipun sejumlah tantangan ekonomi masih perlu diwaspadai terutama menjelang Perayaan Hari Besar Nasional (PHBN) Idulfitri 1446 H terutama terkait kenaikan harga pangan.

Dosen Faperta Unpad sekaligus Kaprodi S2 Ekonomi Pertanian Unpad, Iwan Setiawan mengatakan, inflasi pangan di Bandung menjelang PHBN diperkirakan berkisar antara 4-6%. Pasokan pangan di kota ini masih sangat bergantung pada impor, dengan persentase mencapai 94-96%.

“Kota Bandung mengonsumsi sekitar 25-30% dari total pasokan, sementara 70-75% diekspor ke luar kota dalam bentuk segar,” ujar Iwan pada High Level Meeting TPID Kota Bandung di Pendopo Kota Bandung, Kamis 6 Maret 2025.

Selain itu, tren konsumsi pangan juga menunjukkan, sebagian besar produk yang dikonsumsi adalah makanan segar, dengan proporsi mencapai 80-90%, sementara sisanya merupakan produk olahan.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah potensi kenaikan harga cabai rawit akibat efek menjalar dari daerah lain.

Baca Juga :  Libatkan Banyak Unsur Hebat, Pemkot Bandung Rumuskan Grand Design Pangan Hingga 2030

Hal ini bisa dipicu oleh sentimen pasar yang melihat adanya kelangkaan di beberapa wilayah. Selain itu, beberapa komoditas seperti bawang merah dan cabai berisiko mengalami kelangkaan akibat spekulan yang membawa komoditas keluar dari Jawa Barat.

Dalam upaya mengendalikan inflasi, TPID menekankan pentingnya menjaga rantai distribusi, terutama ayam, cabai rawit, dan bawang merah. Kondisi musim saat ini cukup kondusif, sehingga produksi pangan tetap terjamin. Pemerintah juga akan mengintensifkan operasi pasar di berbagai wilayah untuk menjaga stabilitas harga.

“Kami juga mencermati permintaan pasca PHBN, terutama dari UMKM yang mengolah bahan pangan seperti telur dan terigu,” tambahnya.

Selain itu, dengan diberlakukannya kebijakan Masyarakat Berbasis Geospasial (MBG) di Kota Bandung dan Bandung Raya, diperkirakan akan ada dampak terhadap ketersediaan pangan pokok, termasuk yang bersifat inferior.

Oleh karena itu, TPID akan terus memonitor pergerakan harga dan pasokan pangan di lapangan untuk mengantisipasi potensi kelangkaan.

Masyarakat dihimbau untuk tetap bijak dalam mengonsumsi, serta tidak melakukan pembelian panik yang dapat menjaga situasi di pasar.

Baca Juga :  Makna Penting Dasasila Bandung Hasil Konferensi Asia Afrika 1955

Sedangkan pengamat ekonomi, Acuviarta Kartabi mengatakan, menjelang perayaan hari besar nasional (PHBN), harga pangan menjadi perhatian utama. Meskipun Presiden Prabowo telah berjanji untuk menjaga stabilitas harga pangan, laporan di lapangan menunjukkan kenaikan harga bahan pokok seperti beras, bawang putih, dan cabai hingga 110%.

Di sisi lain, operasi pasar yang digencarkan pemerintah diharapkan dapat mengendalikan ekspektasi harga dan memastikan pasokan tetap terjaga, terutama untuk strategi komoditas seperti cabai rawit, bawang merah, ayam, dan telur.

Untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah tantangan ini, pemerintah dan pelaku usaha disarankan untuk mengambil langkah-langkah strategi, antara lain: menjaga distribusi pangan, memperkuat UMKM, koordinasi lintas pemerintahan dan penguatan sektor perdagangan dan pariwisata.

Dengan strategi yang tepat, Kota Bandung diharapkan dapat menjaga inflasi tetap terkendali dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil sepanjang tahun 2025.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Longsor Terjadi di TPA Sarimukti
Gubernur Dedi Mulyadi: Modifikasi Cuaca 10 Hari untuk Kurangi Risiko Banjir
Usai Pembersihan, Gubernur Dedi Mulyadi Akan Tata Oxbow Cicukang Jadi Ruang Rekreasi
Pemulihan Infrastruktu Pasca Banjir Di Kab. Bogor, Kodam III/Slw Pasang Jembatan Bailey
Dedi Mulyadi: Perlu Konsep Terpadu Tata Kawasan Puncak
Pelija Dorong Pemerintah Audit Lingkungan Secara Konfrehensif Dan Moratorium Perijinan
Pemdaprov Jabar Gerak Cepat Tangani Robohnya Jembatan Loji
Februari Jabar Deflasi, Neraca Perdagangan Masih Surplus
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 9 Maret 2025 - 05:23 WIB

Longsor Terjadi di TPA Sarimukti

Sabtu, 8 Maret 2025 - 06:40 WIB

Gubernur Dedi Mulyadi: Modifikasi Cuaca 10 Hari untuk Kurangi Risiko Banjir

Sabtu, 8 Maret 2025 - 06:38 WIB

Jelang Idulfitri, Pengamat Sebut Ekonomi Kota Bandung Stabil, Kenaikan Harga Pangan Jadi Tantangan

Kamis, 6 Maret 2025 - 13:44 WIB

Usai Pembersihan, Gubernur Dedi Mulyadi Akan Tata Oxbow Cicukang Jadi Ruang Rekreasi

Kamis, 6 Maret 2025 - 13:42 WIB

Pemulihan Infrastruktu Pasca Banjir Di Kab. Bogor, Kodam III/Slw Pasang Jembatan Bailey

Berita Terbaru

NEWS

Minyak Kita atau Minyak Kamu?

Selasa, 11 Mar 2025 - 15:12 WIB