Ketua KPU mengetuk palu godam, Kota Bandung untuk pemilihan Walikota Bandung tahun 2024 – 2029, secara sah dan meyakinkankan tidak ada calon walikota dari Independen.
Karena tidak ada yang sanggup alias ” teurab” harus ngumpulkeun tanda tangan, plus KTP dan diatas materai, minimal
121.705 orang dan harus tersebar di 16 Kecamatan. Ada yang sanggup hanya 4.096 orang. Beurat – beurat ditengah masyarakat yang serba pragmatis ini.
Kalau ada calon yang ngaku-ngaku cawalkot dari Independen , bisa dipastikan hoaxs, mengada ngada atau akon-akon.
Kalau ” keukeuh peuteukeuh” ngebet nyalonin Walkot Bandung. Harus bisa merayu partai yang punya kursi di DPRD Kota Bandung. Mun teu boga kursi meuli heula di Malabar. Hehe.
Tiada guna partai yang banyak suara. Tapi tidak jadi kursi. Mangga jadi penonton atau jadi pendukung saja.
Donny Mulyana, Masta, Hildan Kristo yang digadang gadang maju diperseorangan. Akhirnya hanya ” ngalamun” dan berharap dilamar partai PDIP, Golkar,Gerindra, Nasdem, PKS, PKB,Demokrat, PSI. Selama ini partai yang selalu berjaya di Kota Bandung adalah PKS. Jagoan Walikotanya selalu terpilih.
PAN pernah berjaya di Kota Bandung dikala mengusung Walikota Dada Rosada. Setelah itu, selalu gagal. Pertama ketika mendukung Pasangan Ayi – Nani, terakhir Nurul – Chairul.
Sekarang partai partai pemegang kendali punya jagoan masing masing. Ada Erwin Apandi dari PKB, Atalia, Arfi Rafnialdi dan Edwin Senjaya dari Golkar dan Dandan Riza Wardana dari Demokrat, Farhan dari Nasdem, Asep Mulyadi dan Siti Muntamah Oded dari PKS, Andri Gunawan dari PDIP.
Dari semuanya itu dukungan paling kuat dari mantan Walikota Bandung, Dada Rosada dan sesepuh Bandung Hj Popong Oce Junjunan ke Dandan Riza Wardana, putra dari mantan Walikota Bandung, Ateng Wahyudi.
Tapi tentu yang namanya politik bisa cair, semua bisa saja terjadi, tergantung ” nu dibendo”. Campur tangan elit-elit politik diluar dugaan kita. Sebelum janur nancap di depan kantor KPU bisa saja terjadi.
Biasanya calon-calon walikota harus mendapat restu dari Ketum Partai masing masing. Tergantung selera dari pada Ketum partainya. Najan elektabiltas besar, mun Ketumnya tidak berkenan, nya memble oge.
Kita berharap Kota Bandung punya Walikota minimal sekelas, Aa Tarmana, sekelas Ateng Wahyudi, sekelas Dada Rosada, sekelas Ridwan Kamil. Itu saja yang saya harapkan.
Hari Sinastio