KlopakIndonesia.Lembang, 22 Juni 2025 — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) terus melakukan upaya pelestarian bahasa daerah. Berbagai langkah dan kegiatan dilakukan melalui kolaborasi dan sinergi dengan pemerintah daerah, khususnya dalam peningkatan kompetensi tenaga pendidik dalam bidang bahasa daerah.
Guna memotivasi dan memperkuat peran para pegiat bahasa daerah,Kepala Badan Bahasa, Hafidz Muksin, meninjau langsung pelaksanaan kegiatan Pelatihan Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) jenjang SD dan SMP se-provinsi Jawa Barat yang berlangsung di Lembang, Jawa Barat, pada Jumat (20/6).
Dalam sambutannya, Hafidz memberikan pesan kuat kepada para peserta pelatihan. “Jangan mengaku orang Sunda kalau tidak bisa berbahasa Sunda. Bahasa daerah adalah jati diri yang harus kita jaga. Indonesia adalah negara dengan jumlah bahasa daerah terbanyak kedua di dunia. Ini kekuatan yang harus kita rawat bersama,” tegas Hafidz di hadapan para guru peserta pelatihan.
Lebih lanjut, Hafidz menekankan bahwa guru memiliki peran penting dalam mengenalkan dan menumbuhkan kemampuan berbahasa daerah sejak usia dini. Lebih dari itu, guru juga diharapkan mampu menciptakan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan diri dan berprestasi melalui bahasa ibu mereka.
“Ketika mengimbaskan kepada murid, tampilkan karya yang menarik. Anak-anak perlu diberi pilihan, diarahkan, dan dimotivasi agar mencintai bahasa daerahnya. Bahkan, dari sanalah mereka bisa meraih kesempatan pendidikan yang lebih luas,” tambah Hafidz.
Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang, Hafidz juga menyampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting untuk menghasilkan guru bahasa daerah. Disampaikan bahwa Universitas Muhammadiyah Kuningan kini telah membuka Program Studi Bahasa Sunda untuk mendukung pembelajaran bahasa daerah secara berkelanjutan.
Pelatihan ini diikuti oleh 108 peserta secara luring dan lebih dari 400 peserta daring dari berbagai daerah di Jawa Barat. Dalam laporannya, Herawati, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, menyampaikan harapan agar seluruh peserta dapat menularkan ilmu yang diperoleh kepada siswa di sekolah masing-masing.
“Kami berharap peserta dapat melaksanakan diseminasi dengan baik. Semoga Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) mendatang dapat berjalan lancar dan menjadi ajang yang menginspirasi,” ujar Hera.
Bahasa yang Ditanam, Akan Tumbuh
Dian, salah satu peserta pelatihan yang berprofesi sebagai guru asal Ciamis menyampaikan bahwa kegiatan ini memberikan panduan praktis dan motivasi untuk terus mengembangkan pembelajaran bahasa daerah di sekolah.
“Saya jadi lebih siap dan percaya diri. Anak-anak ternyata bisa tampil percaya diri lewat bahasa daerah entah dalam cerita, lagu, atau karya digital. Bahasa daerah bukan hal kuno, justru bisa jadi jalan untuk mereka berkembang,” ungkap guru seni ini.
Sebagai penutup kegiatan, para peserta menampilkan komedi tunggal dan nembang dalam Bahasa Sunda yang menunjukkan antusiasme dan potensi besar dari pembelajaran bahasa daerah di sekolah. Kegiatan ini tidak hanya membekali guru dengan materi ajar, melainkan juga mendorong mereka menjadi penggerak di satuan pendidikan masing-masing.
Dengan berakhirnya pelatihan ini, para guru diharapkan menjadi ujung tombak dalam memperkuat penggunaan bahasa daerah di lingkungan sekolah, agar tetap hidup, digunakan, dan diwariskan lintas generasi. Pada akhirnya generasi peneruslah yang akan memetik dan memanen hasil pembelajaran dengan tunas-tunas muda yang mencintai dan menguasai dan melestarikan bahasa daerah sebagai keunggulan budaya bangsa.