KlopakIndonesia – Pemerintah Kota Bandung bersama Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperingati Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) ke-32 Tingkat Kota Bandung Tahun 2025 dengan tema “Gebyar DAHSAT Bersama Keluarga untuk Bandung Utama”. Kegiatan yang digelar di Area Hanggar Laswi Heritage pada Rabu (6/8/2025) ini menjadi bukti nyata kolaborasi lintas sektor dalam upaya meningkatkan kualitas keluarga sekaligus menurunkan angka stunting secara berkelanjutan.
Acara dihadiri oleh Wakil Wali Kota Bandung, Deputi Bidang Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat Kemendukbangga, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat, jajaran Forkopimda Kota Bandung, Kepala DPPKB Kota Bandung, serta tokoh masyarakat dari berbagai kalangan. Kehadiran berbagai unsur ini menunjukkan komitmen bersama untuk membangun keluarga berkualitas di Kota Bandung.
Dalam sambutannya, Wakil Wali Kota Bandung Kang Erwin menekankan pentingnya peran keluarga sebagai pondasi utama pembangunan manusia. “Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, dan keluarga menjadi lingkungan pertama dalam menanamkan nilai hidup sehat, termasuk kebiasaan mengonsumsi makanan bergizi,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa DAHSAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) bukan sekadar program memasak, melainkan pendekatan strategis yang mengedepankan edukasi gizi, pelatihan berbasis pangan lokal, serta penguatan ekonomi keluarga. Erwin pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, termasuk kader-kader penggerak di lapangan, dan menutup sambutannya dengan pantun sebagai simbol semangat dan kebersamaan.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh S. Teguh Santoso, Deputi Bidang Penggerakan dan Peran Serta Masyarakat BKKBN. Ia mengapresiasi keseriusan Pemkot Bandung dalam menurunkan angka stunting serta mendorong gerakan keluarga berkualitas. Menurutnya, Program DAHSAT adalah sarana edukatif dan partisipatif bagi keluarga untuk menentukan, mengolah, dan menyajikan makanan bergizi, sehingga dapat mencegah stunting secara mandiri.
Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Dampaknya bukan hanya pada tinggi badan, tetapi juga perkembangan otak, kecerdasan, dan kesehatan jangka panjang. Pencegahan stunting harus dimulai sejak dini, salah satunya melalui dapur keluarga yang sehat dan bergizi.
Teguh juga menyampaikan bahwa Indonesia saat ini telah menunjukkan penurunan angka stunting secara nasional, dengan Jawa Barat menjadi provinsi dengan penurunan tertinggi. Ia menekankan pentingnya keberlanjutan program DAHSAT, termasuk pengembangan DAHSAT Hybrid yang mengintegrasikan dapur masyarakat dengan layanan intervensi gizi pemerintah, khususnya bagi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita.
Selain DAHSAT, turut diperkenalkan program nasional lain seperti Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Gerakan Lansia Berdaya (SIDAYA), dan SuperApps untuk memperkuat ketahanan keluarga dari berbagai sisi.
Momen istimewa dalam peringatan HARGANAS ini adalah pembagian 3.030 buku resep Dapur Sehat Atasi Stunting, hasil karya 30 kecamatan di Kota Bandung. Buku ini memuat inspirasi menu sehat berbahan lokal yang bergizi, sebagai panduan keluarga dalam mencegah stunting dari rumah.
Kegiatan ditutup dengan harapan agar Kota Bandung terus menjadi kota percontohan dalam pembangunan keluarga yang sehat, berkualitas, dan berdaya saing. “Kami optimis, dengan semangat kolaborasi seperti hari ini, keluarga-keluarga di Kota Bandung akan tumbuh menjadi keluarga yang bahagia, sejahtera, dan menghasilkan generasi unggul,” tutup Teguh.