KlopakIndonesia— Di tengah hiruk pikuknya kegiatan Hari Keluarga Nasional (harganas) ke-31 Tahun 2024 di Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/06/2024), ada satu pemandangan yang mungkin sebagian besar orang yang lalu lalang dalam stand pameran tidak terlalu paham. Bahkan bisa jadi tidak peduli, dengan hadirnya patung kayu kecil yang terpajang di depan stand pameran Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat. Patung kayu/boneka salahsatu tokoh pewayangan yang sangat terkenal bernama Cepot.
Entah, ini suatu kebetulan ataukah kehendak Allah SWT. Lokasi stand pameran milik Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tenggara pas berdampingan dengan letak stand pameran BKKBN Jabar tersebut.
Meskipun letak kedua stand pameran tersebut bersebelahan, namun posisi berhadapan secara menyamping. Sebab kedua stand pameran tersebut terpisah oleh sudut yang merupakan pintu keluar masuk pengunjung. Yang jelas, jika ada orang Sultra duduk di standnya, ia pasti bisa melihat dengan sangat jelas keberadaan boneka Cepot tersebut.
Hampir seluruh penjaga, bahkan pengunjung, stand pameran Sulawesi Tenggara tidak ada yang memperhatikan kehadiran Cepot dalam wujud wayang golek yang berada di stand Jawa Barat, persis di sisi kanan di hadapan mereka.
Cepot dengan penampilan khasnya, mengenakan baju warna hitam lengan panjang dengan bawahan mirip jubah itu senyum cengengesan. Berselendang motif batik Sunda dan wajahnya yang kemerah-merahan.
Jangankan orang Sulawesi Tenggara, mungkin sebagian orang Jawa Barat sendiri masih ada yang belum kenal siapa sosok Cepot ini. Biasanya yang kenal “kedalaman” Si Cepot hanyalah sekelompok orang pecinta wayang golek. Itupun kalau mereka nonton adegan wayang golek yang ada tokoh Cepotnya.
Tapi nama Cepot (maksudnya hanya sekedar namanya) sebagian besar orang Jawa Barat, terutama di wilayah Pasundan (wilayah yang umumnya berbahasa Sunda), pada umumnya kenal dengan sosok Cepot yang selalu meringis dengan dua gigi warna putih di bagian tengah mulutnya itu.
Perlu diketahui, Cepot punya nama lain Astarajingga. Ia adalah anak dari tokoh wayang lain, Sanghyang Ismaya alias Semar.
Dikisahkan bahwa cara Cepot dilahirkan ke dunia bisa dibilang cukup dramatis. Cepot dikisahkan lahir karena diciptakan dari bayangan Semar. Cepot dilahirkan untuk menemani Semar ketika ia mendapat perintah dari Sanghyang Tunggal untuk mengabdi kepada Trah Witaradya atau Ksatria.
Kisah asal-usul Cepot terdengar seru dan berwibawa. Namun, hal itu jauh berbeda dengan sifatnya di atas panggung wayang. Cepot dikenal sebagai tokoh yang lucu.
Jika menyaksikan penampilan Cepot di pertunjukan wayang golek, para penonton merasakan langsung bagaimana kocaknya seorang Cepot. Kelucuan Cepot tergambar dari gayanya yang humoris dan mengundang gelak tawa ketika sedang berkomunikasi dengan lawan mainnya.
Tetapi jangan dikira, meski penampilannya kocak namun ucapan yang dilontarkan Cepot selalu penuh makna. Selalu ada saja pesan dan nasIhat yang senantiasa bisa didapat dari ocehan kocaknya. Bahkan kritik atas berbagai hal di dalam kehidupan manusia juga seringkali terucap dari bibir Cepot. Itulah sebabnya Cepot layak dijuluki sebagai “Si Kocak yang Bijak”.
Selain itu, Cepot juga dikenal sebagai tokoh yang punya karakter cuek. Dengan kombinasi antara sikap kocak dan cuek inilah Cepot ditampilkan suka bercanda kepada semua orang. Bahkan kepada kelompok ksatria dan para dewa sekalipun yang keberadaannya begitu disegani.
Mudah-mudahan hadirnya sosok Cepot tepat di depan sisi kanan stand pameran Sultra selama beberapa hari di Semarang ini memberi inspirasi, khususnya kepada warga Sultra yang sempat singgah di stand pameran BKKBN Sultra dan sempat menatap Cepot. Apalagi yang sempat berfoto dengan Cepot, yang berdiri meringis di depan stand pameran BKKBN Jawa Barat yang posisinya berhadapan dengan stand Sultra.
Inspirasi terpenting dari Cepot sebagai “tokoh kocak yang bijak” adalah berusaha membahagiakan diri, membahagiakan orang lain dan seluruh keluarga di Sultra dengan sikap penuh bijaksana dalam setiap bertindak, apalagi jika diberi amanah sebagai pemimpin/pimpinan.*