UNESCO-RI Berkomitmen Pertahankan Kelestarian Subak sebagai Warisan Budaya Dunia

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 22 Mei 2024 - 16:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) bersama Pemerintah Indonesia berkomitmen merawat dan mempertahankan kelestarian sistem pengairan pertanian Bali atau yang biasa disebut dengan Subak sebagai bagian dari warisan budaya dunia.

Demikian dikatakan Deputy Director General of UNESCO, Xing Qu saat menyampaikan sambutan dalam diskusi bertajuk “Subak and Spice Routes: Local Wisdom Water Management” pada gelaran World Water Forum (WWF) ke-10, di BICC, Nusa Dua, Selasa (21/5/2024).

Sistem irigasi Subak telah ada sejak ribuan tahun silam dan bertahan sampai kini karena dijaga secara turun temurun. Pada 29 Juni 2012 UNESCO pun menetapkan bahwa Subak sebagai warisan budaya dunia, dan hingga saat ini tetap konsisten berkomitment mempertahankannya.

Subak yang dikelola masyarakat adat Bali melalui mekanisme irigasi berlandaskan filosofi Tri Hita Karana (keseimbangan dan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan) dinilai mampu menjadi contoh harmonisasi hubungan antara air dengan manusia.

“Salah satu upayanya, termasuk melakukan advokasi perlindungan warisan budaya terkait dengan air demi mengatasi tantangan permasalahan air di abad ke-21, semuanya sangat terkait erat dalam konteks Subak,” kata Xing Qu.

Xing Qu juga memaparkan sejumlah inisiatif dan program yang dilakukan UNESCO dalam meningkatkan promosi dan edukasi terkait dengan bagaimana memanfaatkan air secara bijak. Sejumlah inisiatif itu diantaranya dukungan pendidikan terkait dengan pengelolaan air, peningkatan kapasitas, dan memfasilitasi kerja sama air lintas batas. Upaya ini selaras dengan semangat yang digaungkan dalam World Water Forum ke-10 di Bali.

Baca Juga :  Lestarikan Permainan Tradisional, Yuk Main di Kaulinan Bah Gembol

“Kita harus merefleksikan kembali bagaimana hubungan kita dengan air, bagaimana selama ini kita telah mengkonsumsi dan mengolah air. Kami juga akan merilis inisiatif-inisiatif baru di Indonesia untuk mendukung pengelolaan air yang lebih berkelanjutan,” ungkap Xing Qu. 

Xing Qu pun menyampaikan kekagumannya terkait dengan kehidupan masyarakat Bali yang selalu berhubungan erat dengan air. Sejak lahir hingga meninggal, berbagai upacara dan ritual yang dilakukan umat Hindu di Bali itu selalu melekat dengan air.

Sebab itu, jika masyarakat tidak lagi bisa mengakses air dan terjadi krisis, maka kondisi ini akan menjadi ancaman. Menurut dia, jika hal itu terjadi, dampak krisis air tidak hanya akan dialami oleh masyarakat di Bali saja sebagai pusat destinasi wisata dunia, melainkan juga berpotensi dialami masyarakat global.

Sementara saat diskusi yang sama Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid mengungkapkan kearifan lokal soal tata kelola air sudah melekat di masyarakat Indonesia.

Selama ribuan tahun, masyarakat Nusantara sudah mengolah air sebagai sumber utama kehidupan. Kearifan lokal ini menjadi ‘perpustakaan peradaban’ yang sangat besar dan menjadi pembelajaran serta bisa berkontribusi bagi masyarakat global. 

“Apabila kita mau mempelajari khazanah itu dengan baik, saya yakin, kita semua akan bisa menemukan solusi atas permasalahan air yang kita hadapi saat ini. Bali telah memiliki basis nilai pengelolaan air yakni solidaritas dan konektivitas. Mereka yang hidup di hilir dan menikmati air dari hulu, juga harus bisa berterima kasih dengan masyarakat di hulu,” ujar Hilmar.

Baca Juga :  Pj. Wali Kota Cimahi Lantik Budi Raharja Menjadi Pj. Sekda Kota Cimahi

Menurut dia, isu pengelolaan air sangat kompleks karena perlu penanganan komprehensif dan dibutuhkan kerja sama lintas negara. Subak bisa menjadi contoh yang baik karena sistem pengelolaan air ini menawarkan cara yang efektif dan berkelanjutan.  

Filosofi air bagi masyarakat Bali juga ditegaskan oleh Sekretaris DPP Peradah Indonesia Bali, I Ketut Eriadi Ariana, yang bergelar Jero Penyarikan Duuran Batur, saat menjadi pembicara. Dia mengatakan, masyarakat Bali menganggap air sebagai representasi manusia secara menyeluruh, baik di dalam maupun di luar. 

“Ketika mata air hilang, pikiran orang Bali pun hilang. Ada teks kuno Bali yang membicarakan soal pengelolaan air dan berbagai aturan cara menjaga dan merawat air. Subak tidak hanya sekadar terasering, tapi merupakan bentuk solidaritas,” katanya dalam diskusi tersebut.

Dalam mengatasi berbagai tantangan isu air, butuh kolaborasi bersama, termasuk pemberdayaan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan petani, serta melakukan edukasi secara berkelanjutan. “Saya tekankan bahwa tata kelola air dunia, harus didasari oleh nilai solidaritas dan konektivitas sehingga bisa keluar dari malapetaka air,” katanya.

Selama penyelenggaraan World Water Forum ke-10, peserta dan pengunjung juga bisa menyaksikan pameran jejak rempah bertajuk “Telu, Spice Market, Balinese Culture Art” dan “Subak Cultural Landscpe” di Museum Pasifika, Nusa Dua, Bali, mulai 21-25 Mei 2024. (Ni Ketut Sudiani/Ayu Sulistyowati/Firda Puri/TR/Elvira Inda Sari)

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kontribusi Pada Ketahanan Kesehatan Global : Bio Farma Sediakan 271,600 Vial Vaksin bOPV untuk Myanmar
Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
Sekda Herman Suryatman Dorong BPR Daerah Cepat Lakukan Perubahan
Mendikdasmen Ajak Insan Pendidikan Kemendikdasmen Wujudkan Rumah Pendidikan dan Layanan Publik RAMAH
10 Jenis Ikan Air Tawar Paling Banyak di Budidayakan
Dukung Kementan, Polri Siapkan Pilot Project Peningkatan Produksi Jagung Nasional
Satpol PP Kota Bandung Kembali Tertibkan Bangunan Liar di Jalan Ibrahim Adjie
Polrestabes Bandung Pastikan Flyover Mochtar Kusumaatmadja Dibuka Saat Tahun Baru dengan Pengamanan Ketat
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 21 Desember 2024 - 13:05 WIB

Kontribusi Pada Ketahanan Kesehatan Global : Bio Farma Sediakan 271,600 Vial Vaksin bOPV untuk Myanmar

Jumat, 20 Desember 2024 - 23:11 WIB

Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan

Jumat, 20 Desember 2024 - 23:03 WIB

Sekda Herman Suryatman Dorong BPR Daerah Cepat Lakukan Perubahan

Jumat, 20 Desember 2024 - 11:13 WIB

Mendikdasmen Ajak Insan Pendidikan Kemendikdasmen Wujudkan Rumah Pendidikan dan Layanan Publik RAMAH

Jumat, 20 Desember 2024 - 08:46 WIB

Dukung Kementan, Polri Siapkan Pilot Project Peningkatan Produksi Jagung Nasional

Berita Terbaru

PERTANIAN

Budidaya Kangkung

Sabtu, 21 Des 2024 - 08:39 WIB