Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melontarkan kritik tajam terhadap Danantara yang berencana menggunakan dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN). Purbaya mempertanyakan kompetensi lembaga tersebut dalam mengelola dana publik yang jumlahnya tidak kecil.
“Kritik itu saya sampaikan langsung ke Danantara. Kalau Anda taruh obligasi begitu banyak di pemerintah, keahlian Anda apa?” ujar Purbaya dalam rapat Dewan Pengawas Danantara, dikutip Kamis (16/10/2025).
Purbaya menilai langkah Danantara untuk mengalokasikan dana dividen BUMN ke instrumen SBN sebaiknya dipertimbangkan kembali. Menurutnya, kebijakan tersebut tidak menunjukkan inovasi dan justru berisiko menimbulkan ketergantungan pada utang pemerintah. Dana dividen yang besar seharusnya bisa diarahkan untuk kegiatan produktif, seperti investasi sektor riil, penguatan permodalan BUMN, atau proyek infrastruktur strategis.
Ia mengingatkan bahwa meski SBN termasuk instrumen yang relatif aman, kebijakan menempatkan dana publik dalam surat utang pemerintah tetap memiliki risiko, terutama jika terjadi perubahan suku bunga dan kondisi fiskal nasional.
Selain itu, Purbaya menegaskan dirinya tidak menyukai pengelolaan anggaran yang terlalu bergantung pada utang. Ia menilai penurunan imbal hasil (yield) SBN memang menandakan stabilitas ekonomi yang baik, namun bukan berarti pemerintah dapat terus menambah beban utang tanpa perhitungan.
Pernyataan Purbaya ini menjadi sorotan publik karena menyinggung langsung kapasitas Danantara sebagai lembaga pengelola investasi negara. Ia menilai, jika Danantara mengelola dana besar dari dividen BUMN, maka lembaga tersebut harus menunjukkan keahlian dan tata kelola yang profesional, bukan sekadar menempatkan dana pada instrumen utang pemerintah.
“Kalau memang mau dikelola, tunjukkan hasilnya. Negara butuh lembaga investasi yang bisa menciptakan nilai tambah, bukan hanya memutar uang di tempat yang sama,” tegasnya.
Sikap kritis Purbaya mencerminkan kehati-hatian pemerintah dalam menjaga pengelolaan dana publik agar tetap transparan dan akuntabel. Ia berharap setiap lembaga yang memegang mandat keuangan negara memiliki kompetensi yang sejalan dengan tanggung jawab besar yang diembannya.
Apakah Anda ingin saya tambahkan lead pembuka bergaya khas klopakindonesia.com (misalnya satu kalimat ringkas dan tegas sebelum paragraf pertama)?