KlopakIndonesia – 28 ulama dan tokoh agama Jawa Barat menggelar audensi dengan Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa untuk menyampaikan pepeling atau pesan penting kepada Gubernur terpilih Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.
Koordinator Aliansi Ulama dan Tokoh Jabar Ustadz Asep Syaripudin mengatakan, pesan ini disampaikan mengenai hubungan sunda dan Islam.
Menurutnya, sebagai masyarakat Jawa Barat, hubungan Sunda dan Islam sudah menjadi ruh jati diri Ki Sunda dari generasi ke generasi.
‘’Inilah yang harus dirawat dan dilestarikan serta dikuatkan melalui kebijakan politik pemerintah provinsi Jawa Barat,’’ ujar Asep dalam keterangannya, dikutip Rabu, (19/12/2024)
Hubungan ini harus tetap dijaga agar menghidari kegaduhan yang disebabkan oleh praktek tradisi dan ritus Sunda Wiwitan yang bertentangan dengan Syariah Islam.
Kondisi sudah menjadi tanggung jawab bersama seluruh masyarakat untuk selalu menjaga aqidah umat Islam di Jawa Barat.
Dengan begitu tanah pasundan ini akan menjadi negeri yang berkah, gemah ripah repeh rapih serta mendapatkan maghfirah Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Pada keempatan tersebut, Ustad Asep menyampaikan naskah pepeling yang berisi pesan penting dari kalangan ulama dan tokoh agama untuk Gubernur terpilih Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan.
Pepeling atau Tadzkirah tersebut disampaikan langsung kepada Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa dan Wakil Ketua Komisi IV Iwan Suryawan di ruangan Bamus DPRD Jabar.
Adapun Pepeling dan Tadzkirah tersebut adalah sebagai berikut.
Bismillahirrahmanirrahiim
Asyhadu allaa ilaaha illallah wa ashadu anna Muhammadar rasulullah
Amma Ba’du
Islam memiliki sejarah yang panjang dan kaya di Tatar Sunda. Yang mencerminkan proses alkulturasi budaya dan islamisasi antara Islam dengan tradisi dan adat Sunda.
Sehingga Identitas Islam teh Sunda, Sunda teh Islam menjadi cerminan dari keberhasilan proses Islamisasi ini, yang hingga kini masih menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat di Tatar Sunda.
Kaum Muslimin etnis Sunda di Jawa Barat menerima identitas Islam dan Sunda sebagai dua eksistensi yang saling mengisi satu sama lain.
Islam menjadi bagian dari identitas Sunda. Islam Nyunda, Sunda Ngislam. Sunda dengan Islam merupakan dua hal yang saling melengkapi antara satu dengan lainnya.
Adalah ungkapan yang penuh makna, bahwa ngalangkungan Islam Sunda nanjung, ngalangkungan Sunda Islam wuwuh tetep agung (melalui Islam, Sunda berwibawa, melalui Sunda, Islam tetap agung).
Artinya sebagai gambaran bahwa antara Islam dan Sunda memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Dalam realitas kehidupan masyarakat Sunda, maka akan terasa heran jika ada orang Sunda beragama selain Islam. Sebab, Sunda telah sejak lama ‘branded’ dengan Islam.
Maka, Islam teh Sunda, Sunda teh Islam (Mang Endang Saefudin Anshary dalam acara Riungan Masyarakat Sunda di Bandung, 1967, Kang Ajip Rosidi,2010) sudah menjadi ruhiah jatidiri Ki Sunda era Islamisasi yang akan mawa Raharja Dunya Akheratna, sebagaimana masyarakat etnis Minang dengan adagiumnya Adat Basandi Syara, Syara Basandi Kitabullah.
Dengan demikian, kami kalangan Ulama dan Tokoh Islam Jawa Barat, memberikan tadzkirah kepada Gubernur untuk senantiasa mengayomi keimanan dan ketaqwaan rakyatnya yang muslim dengan bimbingan para Ulama.
Ekspresi jatidiri Sunda di Tatar Sunda, Jawa Barat dengan adagium, silih asah, silih asih, silih asuh, sejatinya telah mendapat celupan (sibghah) dengan nilai spiritualitas wahyu (al Quran) yang menjujung tinggi akhlaqul karimah dalam islam yang sudah dijalankan sebagai living al Quran berabad-abad lamanya.
DPRD Jawa Barat sebagai tempat menyampaikan aspirasi harus memiliki komitmen memperkuat jatidiri Ki Sunda yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Dalam menghargai perbedaan, umat islam memiliki sifat seperti “lebah madu“ yang berprinsip, moal usik mun teu diosok-osok, bahkan sebaliknya memberikan faedah dengan madunya dan sengatan serumnya menjadi obat.
Bahwa kami ulama dan tokoh umat Islam di Jawa Barat senantiasa akan mengawal setiap kebijakan politik kebudayaan dan keagamaan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat agar selaras dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai Islam dan nilai-nilai kesundaan.
Nilai-nilai ini telah jadi identitas yang berpadu-padan sehingga selaras dan harmonis mewujudkan Jawa Barat Berkah, Thoyyibah, wa robbun Ghofur dengan Syariah.
Pada kesempatan tersebut turut hadir: Dr. KH. Nandang Koswara, MPd (Ketua Syarikat Islam Jabar), Dr. KH. Ahmad Rofi’i, Lc, MPd (Pimpinan Ponpes Al I’tishom Karawang)
KH. Muhammad Syarif Hidayat (Pimpinan Ponpes Al Hasan Ciamis & Ketua HAMIDA Jabar), Bang Damin Sada (Ketua Jawara Jaga Kampung Bekasi)
KH. Nurul Mubin (Pimpinan Ponpes An Najiyah Tasikmalaya & Ketua Mahkamah Front DPD FPI Jabar), KH. Cecep Abdul Halim Musaddad, Lc (Pimpinan Ponpes Darussalam Wanaraja Garut)
Dr. KH Saepul Islam Mubarok, Lc, M.Ag (Pimpinan Pesantren Maqdis), Ucin Herfin, SPd, MPd (Ketua PW Hizbul Wathan Jabar)
Dr. Memet Hakim (Penasehat APIB), Hidayatullah, MAg (Ketua PW Hidayatullah Jabar), Ir. Abdullah Su’aib, MM (Ketua FSOI Jabar) (***).