Jumlah korban meninggal akibat ambruknya bangunan Musala Al Khoziny di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, terus bertambah. Hingga pukul 18.00 WIB, tim SAR gabungan telah menemukan 40 jenazah dari balik puing bangunan empat lantai yang runtuh pada Senin (29/9) lalu.
Proses pencarian terus dilakukan tanpa henti. Alat berat seperti breaker beton dan ekskavator bekerja siang dan malam, mengais tumpukan material untuk menemukan korban yang masih tertimbun.
Dengan perlengkapan lengkap — mulai dari helm, kacamata khusus SAR, sarung tangan, sepatu boots, hingga alat pelindung diri (APD) — para personel SAR menembus puing demi puing untuk mengevakuasi jenazah yang telah tertimbun selama tujuh hari.
Setiap jasad yang ditemukan langsung dimasukkan ke kantong jenazah, disemprot disinfektan, dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Sidoarjo untuk proses identifikasi oleh tim DVI Polri.
Hari Ketujuh, Penemuan Jenazah Terbanyak
Seiring terbukanya akses di titik terdampak, intensitas temuan korban meningkat signifikan. Sepanjang Minggu (5/10) sejak pukul 00.30 WIB hingga 18.00 WIB, tercatat 15 jenazah ditemukan, menjadi jumlah penemuan terbanyak dalam satu hari.
Rinciannya, pada Rabu (1/10) ditemukan 3 jenazah, Kamis (2/10) 2 jenazah, Jumat (3/10) 9 jenazah, Sabtu (4/10) 11 jenazah, dan Minggu (5/10) bertambah 15 jenazah.
Kenaikan ini menunjukkan progres signifikan dari seluruh tim SAR gabungan, seiring dengan semakin banyaknya material beton yang berhasil disingkirkan.
Selain jenazah dalam kondisi utuh, tim SAR juga menemukan empat potongan tubuh manusia. Namun, potongan tersebut belum dapat dipastikan sebagai korban tambahan sebelum melalui proses identifikasi menyeluruh oleh tim DVI.
Masih Ada 23 Korban dalam Pencarian
Dengan penemuan terbaru, jumlah korban yang masih dalam pencarian kini tersisa 23 orang berdasarkan data absensi santri. Meski demikian, data ini masih bersifat dinamis karena terdapat kemungkinan ketidaksesuaian laporan kehadiran dengan fakta di lapangan.
Tim SAR tetap melanjutkan operasi pencarian hingga diyakini tidak ada lagi korban maupun potongan tubuh yang tertinggal di lokasi kejadian.
Operasi SAR Diperpanjang
Hari ini menandai hari ketujuh sejak kejadian. Sesuai prosedur standar operasi SAR, masa pencarian biasanya berlangsung selama tujuh hari. Namun, karena masih adanya korban yang belum ditemukan, operasi resmi diperpanjang.
“Sejak hari keempat, fokus utama tim bergeser dari pencarian korban hidup menjadi evakuasi jenazah,” ujar salah satu koordinator lapangan Basarnas di lokasi.
Solidaritas Tanpa Batas
Dari pantauan di lapangan, deru mesin alat berat terus terdengar. Petugas SAR bersiaga penuh, sementara mobil ambulans berjajar menanti setiap proses evakuasi. Situasi ini menjadi potret nyata perjuangan kemanusiaan yang dilakukan tanpa henti selama 24 jam penuh.
Seluruh unsur dari BNPB, Basarnas, Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, hingga para relawan terus bersinergi dalam satu semangat: menegakkan kemanusiaan.
“Kami hadir bukan hanya menjalankan tugas, tetapi juga mengemban amanah kemanusiaan — dari manusia untuk manusia.”
#