Kehadiran Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat dalam rangkaian kegiatan penguatan ketahanan keluarga menjadi momentum penting untuk meneguhkan kembali peran ayah sebagai figur utama dalam tumbuh kembang anak. Pada kesempatan tersebut, tersaji beragam kegiatan yang berfokus pada harmonisasi relasi keluarga, peningkatan kapasitas pengasuhan, serta penguatan nilai-nilai keteladanan dalam keluarga.
Dalam sesi Kelas Orang Tua Bersahaja, Irfan Fahmi, M.Psi., Psikolog menyampaikan materi mendalam berjudul “Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak.” Ia membuka paparan dengan menggambarkan sosok ayah sebagai pahlawan, mentor, dan sahabat seumur hidup—sosok yang hadir dengan cinta, bimbingan, serta perlindungan yang menyeluruh. Lebih jauh, ia menguraikan peran ayah sebagai penopang kekuatan emosional, teladan karakter, penyedia kebutuhan keluarga, teman bermain, pengasuh yang penuh kehangatan, pengarah perilaku, pelindung, pemimpin, hingga sumber dukungan yang bekerja “di belakang layar”.
Irfan Fahmi juga memaparkan dampak positif dari keterlibatan ayah dalam kehidupan anak—mulai dari meningkatnya kepercayaan diri, kemandirian, kemampuan beradaptasi, prestasi belajar, hingga kualitas hubungan sosial. Sebaliknya, kondisi fatherless atau ketiadaan figur ayah yang hadir dan terlibat seringkali menimbulkan penurunan prestasi akademik, ketidakstabilan emosi, kesulitan berinteraksi sosial, dan meningkatnya risiko kenakalan remaja.
Mengatasi situasi fatherless, Irfan menawarkan dua pendekatan: internal dan eksternal. Pendekatan internal diarahkan pada penguatan kapasitas diri anak dan keluarga inti, sementara pendekatan eksternal menekankan pentingnya dukungan lingkungan, komunitas, dan lembaga terkait. Ia menutup sesi dengan pesan menyentuh, “Ayah mungkin tak memakai jubah, tetapi mereka pahlawan sejati yang kekuatannya hidup dalam setiap pelukan dan ucapan ‘Aku bangga padamu’.”
Melalui seluruh rangkaian kegiatan ini, Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Jawa Barat meneguhkan komitmen untuk menguatkan peran ayah, meningkatkan kualitas komunikasi keluarga, dan memastikan setiap anak tumbuh dengan figur ayah yang hadir, terlibat, dan penuh keteladanan. Sebuah langkah nyata dalam memperkuat ketahanan keluarga sekaligus mempersiapkan generasi yang lebih tangguh dan berkarakter.
















