Ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan salah satu komoditas pangan lokal yang sangat potensial untuk dibudidayakan di Indonesia. Selain mudah tumbuh di berbagai jenis tanah, ubi jalar juga memiliki permintaan pasar yang tinggi, baik untuk konsumsi langsung maupun bahan baku industri pangan.
Jenis Ubi Jalar yang Banyak Dibudidayakan di Indonesia
Berbagai jenis ubi jalar dikembangkan di berbagai daerah, namun beberapa varietas unggulan berikut paling sering dibudidayakan karena produktivitas dan nilai jualnya:
- Ubi Jalar Cilembu
- Ciri: Kulit krem coklat, daging manis dan lengket jika dipanggang.
- Asal: Cilembu, Sumedang (Jawa Barat)
- Kelebihan: Sangat digemari karena rasanya yang karamel jika dipanggang.
- Ubi Jalar Ungu (Antin 1, Antin 2)
- Ciri: Daging berwarna ungu pekat
- Kelebihan: Kaya antioksidan (anthocyanin), banyak diburu untuk olahan sehat dan kosmetik.
- Ubi Jalar Oranye (Beta 1)
- Ciri: Daging oranye cerah
- Kelebihan: Kandungan beta-karoten sangat tinggi, cocok untuk industri makanan bayi dan kesehatan mata.
- Ubi Jalar Putih dan Kuning
- Ciri: Daging berwarna putih atau kekuningan
- Kelebihan: Tekstur lebih kering, cocok untuk keripik atau tepung.
Jenis Ubi Jalar Paling Diminati Masyarakat
- Ubi Cilembu masih menjadi favorit utama karena rasa manis alaminya dan sering dijual dalam bentuk panggang.
- Ubi Ungu naik daun karena tren hidup sehat, digunakan untuk makanan, minuman, hingga pewarna alami.
- Ubi oranye juga makin banyak peminatnya karena nilai gizinya tinggi dan sering digunakan dalam produk olahan komersial.
Cara Budidaya Ubi Jalar Paling Efisien
1. Pemilihan Lahan
- Ubi jalar tumbuh baik di tanah lempung berpasir dengan drainase baik.
- pH ideal: 5,5 – 6,5
- Lokasi dengan sinar matahari penuh.
2. Pengolahan Tanah
- Cangkul atau bajak tanah sedalam ±20–30 cm.
- Buat bedengan selebar ±80–100 cm dan tinggi 20–30 cm.
3. Penanaman
- Gunakan stek batang ubi jalar (±25–30 cm panjang).
- Tanam miring atau tegak dengan jarak 30×100 cm.
4. Pemeliharaan
- Penyiraman cukup dilakukan saat musim kemarau.
- Pemupukan: Gunakan pupuk organik dasar (kompos/kandang) dan tambahan NPK jika diperlukan.
- Penyiangan gulma dilakukan minimal dua kali selama masa tanam.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
- Hama umum: ulat grayak, kumbang daun.
- Penyakit: busuk batang, bercak daun (jamur).
- Solusi: gunakan pestisida nabati atau rotasi tanaman.
Masa Panen
- Ubi jalar siap dipanen setelah 3 – 4 bulan (90–120 hari) tergantung varietas dan lokasi tanam.
- Tanda panen: daun mulai menguning, batang tua, dan umbi sudah besar saat dicoba digali.
Masalah yang Sering Terjadi dalam Budidaya Ubi Jalar
- Umbi kecil atau tidak terbentuk
➤ Penyebab: tanah terlalu padat, terlalu basah, atau kekurangan unsur hara. - Busuk umbi
➤ Disebabkan oleh genangan air atau serangan jamur. - Serangan ulat dan hama penggerek batang
➤ Pencegahan: rotasi tanaman, sanitasi lahan, dan insektisida nabati. - Tanaman menjalar terlalu panjang tapi hasil umbi sedikit
➤ Solusi: kurangi pupuk nitrogen, fokuskan ke pupuk kalium dan fosfor.
Kesimpulan
Budidaya ubi jalar tergolong mudah dan hemat biaya, cocok untuk petani pemula hingga skala industri rumahan. Dengan memilih varietas yang tepat, teknik tanam efisien, dan perawatan rutin, petani dapat memperoleh hasil panen maksimal dalam waktu singkat. Apalagi, tren masyarakat terhadap pangan lokal dan sehat makin meningkat—membuka peluang bisnis yang menjanjikan dari ladang ubi jalar.