BKKBN Sinergikan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Tingkat Kabupaten/Kota

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 18 Oktober 2024 - 08:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KlopakIndonesia – Plt. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. Sundoyo, SH, MKM, M. Hum, melakukan kunjungan kerja ke Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat dan berdiskusi bersama para OPDKB Kab/Kota Jawa Barat, Rabu (16/10/2024).

 

Pada kegiatan ini sekaligus juga dirangkai dengan penyerahan penghargaan terkait pelayanan KB untuk Kategori Total Capaian KB Pasca Persalinan (KBPP) pada Pekan Pelayanan 100.000 Akseptor KB Pasca Persalinan Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2024.

Penghargaan lainnya berupa Kategori Total Capaian Pelayanan KB pada Hari Kontrasepsi Sedunia Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2024; dan Kategori Capaian KBPP MKJP Pekan Pelayanan 100.000 Akaeptor KB Pascapersalinan Dalam Rangka Hari Kependudukan Sedunia Tahun 2024

Sekretaris Utama BKKBN, Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si, menyampaikan ada dua agenda penting yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Terkait RPJMN yang sudah memasuki tahun terakhir dan akan masuk di dalam RPJMN 2024-2029.

“Untuk rencana pembangunan jangka panjangnya sudah ditetapkan melalui Undang-Undang (UU) Nomor 59 Tahun 2024 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045,” jelas Tavip.

Tavip mengatakan, UU ini menjadi acuan utama untuk arah pembangunan nasional selama 20 tahun ke depan. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS) yang selama ini menjadi tanggung jawab bersama.

Baca Juga :  Tingkatkan Kualitas Siaran, Menteri Budi Arie Dorong Kehadiran Lembaga Rating Televisi Alternatif

Agenda pentimg berikutnya tentang kelembagaan BKKBN yang sedang berada dalam reorientasi. Dalam arti ada sebagian fungsi yang berpindah ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) seperti penelitian dan kajian pengembangan

Sundoyo juga memberikan tanggapan dan arahan terkait kinerja lembaganyq. “Kita sudah mencoba memotret secara utuh, bagaimana kinerja yang saat ini ada. Banyak keberhasilan-keberhasilan yang sudah dilakukan oleh teman-teman di kabupaten/kota. Indikator keberhasilan Renstra itu tercapai atau tidak sangat bergantung peranan dan kinerja bapak ibu di kabupaten/kota,” ujarnya.

Menurut Sundoyo, untuk mencapai tujuan, kebijakan yang dikeluarkan ke depan harus disesuaikan dengan kondisi eksisting saat ini.

“Program Keluarga Berencana (KB) yang telah bapak Ibu lakukan banyak kontribusinya. Beberapa dekade terakhir, perubahan laporan kependudukan sekarang menunjukkan yang mendominasi adalah usia produktif. Ini juga terlihat dari TFR yang semakin lama semakin turun, secara nasional di angka 2,1, dan Jawa Barat sudah mencapai angka itu,” terang Sundoyo.

Namun demikian, diingatkan oleh Sundoyo, BKKBN harus menyusun juga programmya. “Jangan sampai ada populasi yang meningkat lagi, karena itu akan berpengaruh terhadap sosial ekonomi budaya kita,” jelasnya.

Baca Juga :  Dampak Penerapan Tarif Impor Donald Trump

Sebagai contoh, Sundoyo mengatakan tentang imunisasi dasar lengkap. “Imunisasi ini supaya bayi atau kita tidak gampang sakit. Kalau sakit tidak parah. Imunisasi juga ada kontribusi pada penurunan stunting,” ucap Sundoyo.

ASI eksklusif, asupan gizi yang cukup ketika anak belum berusia lima tahun juga berkontribusi menurunkan stunting, ujar Sundoyo. Untuk itu, hal tersebut harus digalakkan oleh para petugas di tingkat kabupaten dan kota.

Termasuk bagaimana ibu mengontrol tumbuh kembang balita, ke posyandu untuk imunisasi balitanya, bagaimana memberikan makanan yang asupan gizinya bagus sebagamana terkait dengan konsumsi air bersih atau konsumsi air layak minum. “Ini harus terus kita lakukan karena juga berkontribusi dalam menurunkan angka stunting,” tandas Sundoyo.

Menurut Sundoyo, dalam upaya penurunan stunting BKKBN tidak mungkin melakukan sendiri. “Kami sadar betul bahwa ini tidak mungkin dilakukan oleh BKKBN sendiri. Maka, bagaimana kita membuat kebijakan ke depan supaya ada loncatan-loncatan dalam mencapai tujuan Indonesia Emas di 2045. “Kita memiliki peran sangat strategis dan kita memang berkontribusi,” ujar Sundoyo. *

 

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia
Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025
Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025
Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99 Triliun
Satgas Pangan Temukan Dugaan Pidana dalam Kasus Beras Oplosan, Naik ke Tahap Penyidikan
Tiga Produsen Beras Premium Diduga Langgar Mutu Kemasan
Komunitas Freerunners Bandung Bikin Ulah di Event Marathon: Palsukan BIB hingga Bagi-Bagi Bir
HUT ke-1, Doksis Doakan RS Unpad Jadi Pelopor Pelayanan Unggul

Berita Terkait

Sabtu, 26 Juli 2025 - 13:39 WIB

Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:22 WIB

Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:16 WIB

Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025

Jumat, 25 Juli 2025 - 09:10 WIB

Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99 Triliun

Kamis, 24 Juli 2025 - 17:31 WIB

Tiga Produsen Beras Premium Diduga Langgar Mutu Kemasan

Berita Terbaru

Ilmu Pengetahuan

Perbedaan Antara Cumi‑Cumi dan Sotong

Jumat, 25 Jul 2025 - 09:38 WIB