klopakindonesia.com – Publik digemparkan dengan beredarnya sebuah video yang menampilkan seorang pria diduga anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI ditangkap oleh personel Brimob Polri saat terjadi kericuhan demo. Dalam video dan foto yang beredar, terlihat kartu identitas militer yang disebut-sebut milik anggota BAIS ikut ditunjukkan ke publik.
Wakil Panglima TNI, Jenderal Tandyo Budi Revita, angkat bicara terkait viralnya rekaman tersebut. Ia menegaskan bahwa apabila benar yang ditangkap adalah anggota intelijen, maka identitasnya tidak semestinya disebarkan ke ruang publik. “Begitu ini ditangkap kemudian keluar seperti itu, harusnya yang menangkap itu tidak menyebarkan, karena kan intelijen,” ujarnya di Kompleks DPR RI, Senin (1/9).
Menurut Tandyo, intelijen memiliki tugas khusus dalam mengumpulkan informasi dengan berbagai cara, termasuk menyamar di tengah masyarakat. Karena itu, kerahasiaan identitas sangat penting untuk melindungi individu maupun operasi yang sedang dijalankan. Ia juga meminta masyarakat tidak langsung percaya pada informasi yang beredar luas tanpa konfirmasi resmi.
Di sisi lain, Kapuspen TNI Brigjen Freddy Ardianzah menegaskan bahwa kabar penangkapan prajurit TNI sebagai provokator demo adalah hoaks. Freddy menyebut informasi tersebut merupakan narasi menyesatkan yang sengaja dibuat untuk memicu keresahan di masyarakat. TNI menegaskan tidak ada prajurit yang ditangkap dalam aksi kerusuhan sebagaimana diberitakan.