Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur konsumsi yang memiliki nilai gizi tinggi dan permintaan pasar yang stabil. Dengan bahan baku utama berupa jerami padi, budidaya jamur merang menjadi alternatif usaha agribisnis yang menjanjikan, terutama bagi masyarakat pedesaan dan petani yang ingin memanfaatkan limbah pertanian.
Berikut ini tahapan lengkap budidaya jamur merang yang dapat dijadikan panduan bagi pemula.
Persiapan Media Tanam
Langkah awal budidaya jamur merang dimulai dengan menyiapkan media tanam berupa jerami padi. Jerami dipotong sepanjang 10 hingga 15 sentimeter, kemudian direndam air selama satu hingga dua hari agar lembap. Setelah itu, jerami ditumpuk setinggi sekitar 80 sentimeter dan dibiarkan terkompos selama lima hingga tujuh hari.
Selama masa fermentasi, jerami perlu dibalik setiap dua hari agar proses dekomposisi merata. Campuran bahan lain seperti bekatul dan kapur dolomit ditambahkan untuk memperkaya nutrisi media. Komposisi yang umum digunakan adalah jerami dan bekatul dengan perbandingan 10:1 serta penambahan kapur dolomit sebanyak 1 hingga 2 persen dari berat jerami.
Penyusunan Bedengan
Media tanam yang telah terfermentasi disusun di atas rak bambu atau kayu setinggi 30 hingga 50 sentimeter. Lapisan jerami dipadatkan untuk menjaga kestabilan suhu dan kelembapan. Proses ini penting untuk menciptakan lingkungan mikro yang optimal bagi pertumbuhan miselium jamur.
Inokulasi Bibit
Setelah bedengan siap, langkah selanjutnya adalah menanam bibit jamur. Bibit yang digunakan biasanya merupakan bibit F3 yang dapat dibeli dari produsen terpercaya. Bibit ditaburkan di sela-sela lapisan jerami dengan jarak antar titik tanam sekitar 15 hingga 20 sentimeter. Setelah proses inokulasi selesai, bedengan ditutup menggunakan plastik atau terpal untuk menjaga kelembapan dan suhu.
Masa Inkubasi
Tahapan inkubasi berlangsung selama lima hingga sepuluh hari. Pada masa ini, tidak dilakukan penyiraman. Petani hanya perlu menjaga suhu ruangan agar tetap stabil antara 30 hingga 35 derajat Celsius dan kelembapan udara di kisaran 70 hingga 90 persen. Setelah miselium tumbuh merata, penutup dibuka dan jamur mulai mendapatkan cahaya tidak langsung.
Perawatan dan Pemeliharaan
Selama masa pertumbuhan, bedengan perlu dijaga agar tidak terlalu kering maupun terlalu basah. Penyemprotan kabut air bisa dilakukan jika kelembapan menurun. Sirkulasi udara juga penting agar jamur tidak membusuk. Hama seperti semut dan lalat harus diantisipasi dengan menjaga kebersihan lingkungan budidaya.
Panen
Jamur merang siap dipanen sekitar hari ke-10 hingga ke-14 sejak penanaman bibit. Waktu terbaik panen adalah saat jamur masih dalam bentuk kancing atau baru mulai mekar. Warna tudung masih cerah dan belum pecah. Panen dilakukan dengan tangan secara hati-hati agar tidak merusak miselium di bawah media.
Dalam satu siklus tanam, produksi jamur bisa mencapai enam hingga sepuluh kilogram per meter persegi. Hasil panen sebaiknya segera dipasarkan dalam keadaan segar atau diolah menjadi produk olahan agar nilai ekonominya meningkat.
Potensi Ekonomi
Budidaya jamur merang tergolong usaha yang cepat balik modal. Dengan peralatan sederhana dan ruang terbatas, hasil panen bisa mencukupi kebutuhan pasar lokal seperti warung makan, pasar tradisional, hingga restoran. Jamur merang juga memiliki potensi untuk dipasarkan dalam bentuk olahan seperti kripik jamur, sate jamur, hingga abon jamur.
Dengan modal yang relatif kecil dan bahan baku mudah diperoleh, budidaya jamur merang menjadi peluang usaha yang patut dipertimbangkan, terutama di daerah sentra pertanian padi. Inovasi dan konsistensi dalam perawatan menjadi kunci keberhasilan dalam menjalankan usaha ini.