Bandung, 4 Desember 2023. Pengurus Pusat Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) dan Desa Inggris WE atau lebih beken dengan sebutan Kampung Inggris Bandung sepakat berkolaborasi untuk meningkatkan kompetensi berbahasa Inggris mahasiswa dan alumni UPI. Bentuknya berupa kursus gratis selama sebulan penuh bagi mahasiswa tingkat akhir dan alumni pemilik kartu anggota IKA UPI. Keduanya juga sepakat menyediakan kursus gratis setiap akhir pekan kepada mahasiswa reguler.
Kesepakatan collab tersebut muncul dalam diskusi antara Sekretaris Jenderal IKA UPI Najip Hendra SP dan Direktur Utama LKP Desa Inggris WE Ade Suyitno yang berlangsung hangat di sekretariat IKA UPI, kampus Bumi Siliwang, Jalan Setiabudhi 227, Kota Bandung, belum lama ini. Secara formal, kesepakatan dituangkan dalam naskah perjanjian kerjasama yang akan ditandatangani dalam waktu dekat. Namun demikian, wujud konkret kerjasama sudah langsung berlaku efektif mulai 1 Desember 2023.
“Kebetulan momentum collab ini cocok dengan kalender kegiatan kami di Desa Inggris WE. Setiap tahun kami menyediakan beasiswa bagi mahasiswa tingkat akhir dan alumni yang akan melanjutkan studi ke pascasarjana atau mereka yang akan melamar pekerjaan. Ya sudah, sepakat, langsung jalan,” ungkap Ade.
Sesuai kalender program Desa Inggris WE, jelas Ade, kegiatan kurus intensif bagi mahasiswa tingkat akhir dan alumni berlangsung pada Maret 2024. Rangkaian kegiatan sosialisasi dan seleksi dilakukan mulai 1 Desember 2023. Dengan kolaborasi ini, sosialisasi dilakukan secara bersama-sama oleh IKA UPI maupun Desa Inggris WE melalui media dan jejaring masing-masing.
“Setiap pelamar harus mengikuti tahapan seleksi yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh Desa Inggris WE dan IKA UPI. Seleksi meliputi kelengkapan administrasi, esai, dan wawancara. Dua peserta yang dinyatakan lulus sudah bisa langsung bergabung dalam program intensif Maret 2024. Peserta berikutnya bisa memilih batch berikutnya sepanjang 2024,” jelas Ade.
Bagi Ade, alumni muda UPI harus berupaya untuk mengoptimalkan potensi untuk mendapatkan beasiswa. Terlebih, pemerintah menyediakan kuota 3.256 beasiswa kuliah di luar negeri melalui dana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dan, syarat penting untuk kuliah di luar negeri adalah memiliki sertifikat TOEFL dan IELTS.
“Untuk menunjang percepatan belajar sehingga bisa mencapai skor TOEFL dan IELTS membutuhkan tempat kursus dan lingkungan belajar yang mendukung. Salah satu solusinya yaitu belajar dengan sistem asrama di Kampung Inggris Bandung,” ujar Ade.
Di bagian lain, atas nama Ketua Umum IKA UPI dan segenap pengurus, Najip mengucapkan terima kasih atas kepedulian Desa Inggris WE terhadap peningkatan kompetensi berbahasa Inggris mahasiswa dan alumni UPI. Najip meyakini pembekalan bahasa Inggris yang diberikan Desa Inggris WE menjadi modal besar bagi alumni UPI untuk menembus perguruan tinggi bergengsi maupun bekerja di perusahaan multinasional.
“Bahasa Inggris menjadi kunci untuk mengakses perguruan tinggi utama di dunia sekaligus menjadi tiket masuk perusahaan kelas dunia. Kami sangat mengapresiasi kepedulian Desa Inggris WE maupun Kang Ade Suyitno secara pribadi sebagai alumni kepada mahasiswa dan alumni UPI. Ini menjadi bukti peran besar alumni bagi pengembangan almamater, di mana organisasi alumni menjadi katalisator di dalamnya,” ungkap Najip.
Najip optimistis kolaborasi IKA UPI-Desa Inggris mampu mendongkrak indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya indikator pertama: Lulusan Mendapat Pekerjaan yang Layak. Kemampuan berbahasa Inggris, sambung Najip, berkaitan langsung dengan dua dari tiga sub indikator pada IKU pertama tersebut. Yakni, mendapatkan pekerjaan layak yang ditandai dengan upah sekurang-kurangnya 1,2 upah minimum provinsi (UMP) dan melanjutkan studi.
“Performa lulusan atau alumni turut menentukan tingkat keberhasilan institusi perguruan tinggi. Semakin banyak alumni yang berhasil mendapat pekerjaan layak, melanjutkan studi, dan menekuni wirausaha, maka pencapaian IKU yang pertama ini sudah dikatakan berhasil,” papar Najip.
Sementara itu, Desa Inggris WE atau Kampung Inggris Bandung WE didirikan oleh Ade Suyitno, alumni Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) UPI lulusan 2013. Gagasan membangun tempat pendidikan bahasa Inggris terpadu ini lahir setelah Ade mengikuti kursus intensif di Kampung Inggris Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, saat dia mempersiapkan diri melamar beasiswa LPDP.
Bermula dari kamar kos di belakang kampung UPI, Kampung Inggris Bandung secara perlahan menapaki jalan kemajuan. Satu dekade kemudian, Kampung Inggris Bandung menjelma menjadi pusat pendidikan bahasa Inggris terkemuka di Indonesia. Secara kelembagaan, Kampung Inggris bertransformasi menjadi Desa Inggris, dengan dua kampus terpadu di lokasi berbeda. Kampus Bandung berlokasi di jantung pusat Kota Kembang, tidak jauh dari pusat pemerintahan Gedung Sate. Kampus Jatinangor berdiri megah di atas lahan sendiri tidak jauh dari kawasan pendidikan Jatinangor, di mana di sana berdiri kampus Universitas Padjadjaran (Unpad), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Institut Koperasi Indonesia (Ikopin).
Desa Inggris WE lahir tidak lepas dari posisi penting bahasa Inggris sebagai bahasa komunikasi internasional, baik untuk dunia akademik, bekerja, maupun kehidupan sosial dengan masyarakat global. Berdasarkan data EF English Proficiency Index (EF EPI 2023), Indonesia menempati peringkat 79 dari 113 negara dengan kategori termasuk dalam Kemampuan Rendah. Ini menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan, mengingat masa depan Indonesia akan berada ditangan generasi mudanya. Era globalisasi membutuhkan pemuda yang memiliki daya saing global. Karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. (Setjen IKA UPI/0811944227)
Pendaftaran Beasiswa
Pendaftaran Beasiswa Kursus Bahasa Inggris dilakukan dengan cara mengirimkan data diri dan esai sebanyak 1.000 kata terkait motivasi dan alasan kuliah ke luar negeri. Dokumen kemudian dikirim melalui email desainggris.bdg@gmail.com dan ika@upi.edu selambatnya 30 Desember 2023.