Bandung, 3 November 2025 – PT Bio Farma (Persero), induk Holding BUMN Farmasi, sukses menjadi co-host penyelenggaraan Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) Annual General Meeting (AGM) 2025 yang berlangsung selama tiga hari, pada 29 – 31 Oktober 2025 di Bali. Mengusung tema “Advancing Innovation & Building a Resilient Vaccine Ecosystem for a Safer World”, pertemuan ini mempertemukan lebih dari 46 produsen vaksin dari 17 negara serta lembaga global seperti WHO, CEPI, GAVI, dan UNICEF untuk memperkuat kerja sama dalam riset, pengembangan, dan distribusi vaksin di negara berkembang.
Acara tersebut dibuka dengan sambutan dari beberapa tokoh penting, seperti CEO DVCMN Rajinder Suri, Board Chair DVCMN 2022-2025 Adriansjah Azhari, Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, hingga pemukulan gong oleh Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono.
Sejumlah tokoh global turut menjadi pembicara utama, antara lain Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus (Dirjen WHO), Dr. Sania Nishtar (CEO GAVI), Dr. Richard Hatchett (CEO CEPI), Dr. Jarbas Barbosa (Direktur PAHO), dan Dr. Abebe Genetu Bayih (Local Manufacturing Coordinator of Africa CDC) yang mewakili H.E. Dr. Jean Kaseya (Director General of Africa CDC).
Sepanjang tiga hari pelaksanaan, DCVMN AGM 2025 menghadirkan beragam sesi tematik yang mencerminkan isu terkini dalam industri vaksin global, termasuk membahas dampak ekonomi terhadap kesehatan publik dunia, inovasi teknologi mRNA, AI, harmonisasi regulasi antar negara dan memperkuat kolaborasi lintas benua untuk pemerataan imunisasi.
Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya menyampaikan bahwa keberhasilan penyelenggaraan DCVMN AGM 2025 di Bandung menjadi bukti nyata kemampuan Bio Farma dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat kolaborasi vaksin dunia.
“Kami percaya kolaborasi adalah kunci. Melalui DCVMN, Bio Farma akan terus menjadi bagian dari solusi global untuk memastikan tidak ada satu pun negara yang tertinggal dalam akses terhadap vaksin berkualitas. Bio Farma berkomitmen untuk terus memainkan peran strategis dalam mendukung kemandirian kesehatan global, memperluas kerja sama riset, serta mempercepat akses vaksin bagi seluruh masyarakat dunia.” pungkas Shadiq Akasya.
Hari pertama 26th Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) Annual General Meeting (AGM) yang digelar di Bali dan diketuai bersama oleh PT Bio Farma (Persero) menghadirkan diskusi mendalam tentang prospek ekonomi global, inovasi, dan masa depan industri vaksin.
Dalam sesi “Global Economic Outlook 2025”, para panelis membahas dampak penurunan pendanaan global dan pentingnya diversifikasi sumber pembiayaan, dukungan bagi produsen vaksin di Afrika, serta kolaborasi publik-swasta untuk memastikan akses vaksin berkelanjutan. Sesi “Novel Technologies” menampilkan inovasi bioproses untuk meningkatkan efisiensi produksi di negara berkembang, sementara “CEO Forum: A Peep into the Future” mempertemukan para pimpinan manufaktur vaksin dunia untuk membahas keseimbangan antara keberlanjutan industri dan akses yang adil. Shadiq Akasya bersama pimpinan industri vaksin dunia seperti Mahima Datla (Biological E, India) dan Dr. Morena Makhoana (Biovac, Afrika Selatan) membahas masa depan produksi vaksin yang lebih terjangkau melalui inovasi dan transformasi digital.
Bio Farma juga menegaskan komitmennya terhadap digital transformation dalam rantai pasok vaksin nasional dan global, sejalan dengan peran perusahaan sebagai mitra WHO dan UNICEF dalam distribusi vaksin.
Hari kedua menyoroti regulatory reliance, pengembangan talenta, mekanisme pengadaan bersama (pooled procurement), serta pendanaan berkelanjutan. Panel “Future of Immunisation” menampilkan pengalaman Indonesia dalam mencapai kemandirian imunisasi dan upaya WHO SEARO mengurangi anak tanpa imunisasi hingga 25%.
Diskusi “Building a Resilient Vaccine Ecosystem in Africa” dan “Pandemic Agreement & Pandemic Fund” menekankan kebutuhan harmonisasi regulasi, penguatan kapasitas, dan pembiayaan kesiapsiagaan jangka panjang.
Hari terakhir penyelenggaraan 26th DCVMN AGM menegaskan peran penting inovasi, kolaborasi regional, dan transformasi digital dalam memperkuat kemandirian vaksin global. Dimulai dengan sesi mengenai penguatan kapasitas di negara berpendapatan menengah dan rendah yang menyoroti pentingnya alih teknologi dan transfer pengetahuan, agenda dilanjutkan dengan forum ASEAN: The Vibrant Region for Collaborations and Partnerships yang menegaskan posisi kawasan Asia Tenggara sebagai motor pertumbuhan ekosistem vaksin dunia. Diskusi tentang pemanfaatan kecerdasan buatan dan transformasi digital menunjukkan arah baru dalam riset dan distribusi vaksin, sementara sesi penutup mengenai Antimicrobial Resistance (AMR) menekankan kontribusi vaksin inovatif terhadap kesehatan global. Kegiatan tiga hari ini resmi ditutup oleh CEO DCVMN Rajinder Suri, yang menegaskan komitmen jaringan produsen vaksin negara berkembang untuk terus memperkuat kolaborasi dan inovasi menuju sistem kesehatan dunia yang lebih tangguh.
Di akhir sesi, Rajinder Suri memberikan konklusi dari keseluruhan acara. Ia berharap, dengan adanya forum besar ini, persoalan tentang vaksin dapat diatasi dengan baik.
“Seperti yang dikatakan Menkes Budi Gunadi Sadikin, memperkuat perusahaan regional dengan lebih dekat dengan pasar dan menciptakan nilai jangka panjang yang berharga. Kata-kata tersebut menjadikan situasi ini penuh dengan kesempatan untuk tindakan berani dan pertemuan baru,” tutur Rajinder Suri dalam sesi closing.
Rajinder juga mengucapkan terima kasih kepada Bio Farma selaku co-host yang membuat acara besar itu berjalan dengan lancar, terutama pada Shadiq Akasya selaku Direktur Utama.
Pada kesempatan yang sama, para delegasi dan anggota DCVMN memilih Board Chair baru untuk periode 2026-2029. Dan Iin Susanti yang merupakan Direktur Human Capital Bio Farma, menjadi perwakilan ketiga dari Indonesia setelah Mahendra Suhardono dan Adriansjah Azhari.
“Informasi yang penting yang ingin saya sampaikan kepada Anda, bahwa saat pemilihan board chair yang baru pada hari pertama, kami memiliki pilihan untuk Board DCVMN yang baru. Dan saya sangat senang untuk mengumumkan bahwa Iin Susanti adalah Board Chair terpilih yang akan mulai efektif bertugas pada 1 Januari 2026,” papar Rajinder Suri.
Bersama Iin Susanti, telah terpilih juga vice-chair dan anggota DCVMN Board untuk periode 2026 – 2029, yaitu Morena Makhoana dari Biovac South Africa, Rosane Cuber Guimaraes dari Bio Manguinhos Brazil, dan 4 anggota DCVMN Board lainnya
Masih pada kesempatan yang sama, Rajinder Suri mengumumkan negara tuan rumah selanjutnya DCVMN AGM di periode selanjutnya. Terpilihlah Beijing, China, dengan co-host yaitu Sinovac, BioKangtai, dan Chongqing Zhifei Biological Products, yang memastikan acara bisa berjalan dengan baik, seperti diberikan Bio Farma selaku co-host pada 26th Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN) Annual General Meeting (AGM).
















