Wapres Filipina Sara Duterte Ancam ‘Bunuh’ Presiden Ferdinand Marcos

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 24 November 2024 - 07:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Wakil Presiden (Wapres) Filipina Sara Duterte memicu ketegangan dengan melontarkan ancaman pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr.

“Saya telah berbicara dengan seseorang dalam tim keamanan saya. Saya mengatakan kepadanya, jika saya dibunuh, bunuhlah BBM (Bongbong Marcos atau Marcos Jr), (Ibu Negara) Liza Araneta, dan (ketua parlemen) Martin Romualdez. Ini tidak bercanda,” ujar Sara saat berbicara dalam konferensi pers terbaru.

“Saya mengatakan, jika saya terbunuh, jangan berhenti sampai kamu membunuh mereka,” sebutnya.

Wakil. Presiden Filipina yang merupakan Putri mantan Presiden Rodrigo Duterte itu menyatakan dirinya akan membuat Marcos Jr dibunuh jika dirinya tewas dibunuh terlebih dahulu.

Ancaman itu mencuat saat perselisihan semakin sengit antara dua dinasti politik yang paling berkuasa di Filipina.

Sara melontarkan ancaman itu dalam konferensi pers penuh sumpah serapah pada Jumat (22/11) tengah malam, di mana sang Wakil Presiden Filipina itu mengisyaratkan dirinya menjadi target rencana pembunuhan.

Dalam konferensi pers itu, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (23/11/2024), Sara mengakui dirinya telah berbicara kepada salah satu personel tim keamanannya dan menginstruksikan untuk membunuh Marcos Jr, istrinya, dan ketua parlemen Filipina jika dirinya tewas dibunuh.

Sara tidak menjelaskan lebih detail soal dugaan ancaman pembunuhan yang diterimanya.

Baca Juga :  Pemkot dan DPRD: RPJPD 2025-2045 Roadmap Hadirkan Kota Bandung Maju Berkelanjutan

berbicara dalam konferensi pers terbaru.

Romualdez yang disebut oleh Sara adalah  ketua parlemen Filipina yang diketahui merupakan sepupu dari Marcos Jr.

Pernyataan Sara yang memuat ancaman itu disampaikan ketika dia menanggapi salah satu komentar online yang memintanya untuk tetap aman, dengan mengatakan dia berada di wilayah musuh saat menghadiri sesi pertemuan di majelis rendah parlemen Filipina bersama kepala stafnya.

Namun, Sara Duterte tak menyebutkan adanya dugaan ancaman terhadap dirinya.

“Bertindak berdasarkan pernyataan wakil presiden yang jelas dan tegas bahwa ia telah menyewa seorang pembunuh bayaran untuk membunuh presiden jika sebuah rencana yang dituduhkan terhadapnya berhasil, sekretaris eksekutif telah merujuk ancaman aktif ini kepada Komando Keamanan Presiden untuk segera mengambil tindakan yang tepat,” ujar Kantor Komunikasi Kepresidenan Filipina.

“Ancaman apapun terhadap nyawa presiden harus selalu ditanggapi dengan serius, terlebih lagi ancaman ini telah diungkapkan secara terbuka dengan istilah yang jelas dan pasti,” katanya.

Pihak dari kantor Sara Duterte tidak segera menanggapi permintaan komentar atas pernyataan kantor kepresidenan tersebut.

“Negara ini akan masuk neraka karena kita dipimpin oleh orang yang tidak tahu bagaimana menjadi presiden dan seorang pembohong,” ujar Sara Duterte dalam pengarahan tersebut.

Tidak hanya dengan Marcos Jr dan Romualdez, Sara juga berselisih dengan Araneta, Ibu Negara Filipina.

Baca Juga :  Panglima TNI Pimpin Ziarah Nasional Peringatan HUT Ke-79 TNI di TMPNU Kalibata

Beberapa waktu lalu, Araneta mengakui dirinya merasa sakit hati karena Sara tertawa saat ayahnya, mantan Presiden Duterte, dalam sebuah acara menuduh Marcos Jr sebagai “pecandu narkoba”.

Usai tuduhan itu, Marcos Jr balik menuding kesehatan Duterte menurun karena penggunaan opioid fentanyl yang kuat dalam jangka panjang. Tidak ada bukti kuat atas tuduhan-tuduhan tersebut.

 

Aliansi politik antara keluarga Duterte dan Marcos yang sebelumnya sangat kuat, hingga membawa mereka pada kemenangan dalam pemilu tahun 2022 lalu, telah runtuh dan hancur dalam beberapa bulan terakhir.

Di Filipina, wakil presiden dipilih secara terpisah dari presiden dan tidak memiliki tugas resmi. Banyak wakil presiden yang melakukan kegiatan pembangunan sosial, sementara beberapa lainnya ditunjuk untuk menduduki jabatan di kabinet.

Sementara itu, Filipina sedang bersiap-siap untuk pemilu jangka menengah pada Mei 2025. Ajang itu dipandang sebagai ujian lakmus bagi popularitas Marcos dan kesempatan baginya untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan mempersiapkan penggantinya sebelum masa jabatan enam tahunnya berakhir pada 2028.

Kekerasan politik di masa lalu di Filipina termasuk pembunuhan Benigno Aquino pada 1983, seorang senator yang dengan gigih menentang pemerintahan Marcos.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kontribusi Pada Ketahanan Kesehatan Global : Bio Farma Sediakan 271,600 Vial Vaksin bOPV untuk Myanmar
Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan
Sekda Herman Suryatman Dorong BPR Daerah Cepat Lakukan Perubahan
Mendikdasmen Ajak Insan Pendidikan Kemendikdasmen Wujudkan Rumah Pendidikan dan Layanan Publik RAMAH
10 Jenis Ikan Air Tawar Paling Banyak di Budidayakan
Dukung Kementan, Polri Siapkan Pilot Project Peningkatan Produksi Jagung Nasional
Satpol PP Kota Bandung Kembali Tertibkan Bangunan Liar di Jalan Ibrahim Adjie
Polrestabes Bandung Pastikan Flyover Mochtar Kusumaatmadja Dibuka Saat Tahun Baru dengan Pengamanan Ketat
Berita ini 7 kali dibaca

Berita Terkait

Sabtu, 21 Desember 2024 - 13:05 WIB

Kontribusi Pada Ketahanan Kesehatan Global : Bio Farma Sediakan 271,600 Vial Vaksin bOPV untuk Myanmar

Jumat, 20 Desember 2024 - 23:11 WIB

Mentan Amran dan Panglima TNI Perkuat Kolaborasi Wujudkan Swasembada Pangan

Jumat, 20 Desember 2024 - 23:03 WIB

Sekda Herman Suryatman Dorong BPR Daerah Cepat Lakukan Perubahan

Jumat, 20 Desember 2024 - 11:13 WIB

Mendikdasmen Ajak Insan Pendidikan Kemendikdasmen Wujudkan Rumah Pendidikan dan Layanan Publik RAMAH

Jumat, 20 Desember 2024 - 08:46 WIB

Dukung Kementan, Polri Siapkan Pilot Project Peningkatan Produksi Jagung Nasional

Berita Terbaru

PERTANIAN

Budidaya Kangkung

Sabtu, 21 Des 2024 - 08:39 WIB