Tarif oh tarif

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 18 Juli 2025 - 15:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tarif secara harfiah bisa disebut harga satuan untuk suatu jasa atau barang, atau aturan tentang pungutan yang dikenakan pada suatu kegiatan atau barang. Atau kasarnya pajak atau bea yang dikenakan pada barang yang di impor atau ekspor.

Baru baru ini dunia dibuat kelimpungan dengan tarif gila gilaan yang dikenakan terhadap barang yang masuk ke negara Om Sam. Adalah Donald Triump, jeger negara Amerika Serikat super negong. Da memang kitu negara adidaya. Suka suka gue.

Indonesia dibuat kelimpungan dan hampir babak belur. Barang Indonesia yang hendak diekspor ke Amerika dikenakan tarif 32 %. Lewat pergulatan alot sampai Presiden Prabowo harus turun tangan, akhir bisa turun jadi 19 %.

Baca Juga :  Pelija : Pemerintah Harus Serius Atasi Masalah Lingkungan di Jawa Barat

Sekilas seperti angin surga bisa turun untuk ekspor kita. Tapi ” engke heula” jangan jumawa dulu. Tidak ada makan siang yang gratis. Ada harga yang harus di bayar.

Sumpah saya bukan ahli ekonomi atau ahli perdagangan ” Improt maupun eksprot. Hehe. Tapi sedikit rada ngartilah ari nu kitu kitu wae mah.

Ternyata oh ternyata Om Triump, memberikan syarat meminta Indinesia untuk membeli banyak energi, pesawat dan teknologi dari mereka dengan tarif nol %.

Kita memang bisa menembus pasar Amerika. Produk kita akan lebih mampu bersaing di pasar AS. Tapi kita juga jadi pembeli yang besar tanpa nilai tambah di dalam negeri.

Baca Juga :  Insinerator dan peliknya masalah sampah Kota Bandung

Seharusnya pemerintah lebih cermat, jangan sampai deal bagus diatas kertas, tapi menyulitkan rakyat untuk jangka panjang. Bangun strategi dagang yang berdaulat, bukan sekedar mengejar ekspor sesaat.

Deal internasional tidak bisa hanya dinilai dari ” diskon tarif” tapi juga dari kekuatan kita menjaga kemandirian ekonomi.

Rakyat hanya berpikir sederhana. Kita pasti dukung langkah strategis pemerintah. Asal jangan rakyat nantinya yang dikorbankan

Saya berpendapat. Hapunten. Iya Indonesia sedang mendapatlan peluang emas. Tapi disisi lain sedang terjebak dalam perangkap dagang jangka panjang.

Hari Sinastrio
Pengamat Ekonomi

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Insinerator dan peliknya masalah sampah Kota Bandung
Haji oh Haji
Nadiem oh Nadiem
Kisah tragis dari Kampung Cae, Janji Pemimpin dan kepekaan sosial
PAPS, nasib sekolah swasta dan standarisasi kebijakannya
100 Hari Kepemimpinan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi masih bersipat Intuitif dan berpacu pada Konten Youtube
Ditunggu Langkah Nyata Dedi Mulyadi Untuk Menyukseskan Program Pendidikan 12 Tahun, Bukan Hanya Anak Nakal Yang Di Urus
India versus Pakistan

Berita Terkait

Jumat, 3 Oktober 2025 - 14:37 WIB

Insinerator dan peliknya masalah sampah Kota Bandung

Rabu, 10 September 2025 - 09:26 WIB

Haji oh Haji

Rabu, 10 September 2025 - 09:15 WIB

Nadiem oh Nadiem

Minggu, 7 September 2025 - 05:23 WIB

Kisah tragis dari Kampung Cae, Janji Pemimpin dan kepekaan sosial

Rabu, 27 Agustus 2025 - 16:07 WIB

PAPS, nasib sekolah swasta dan standarisasi kebijakannya

Berita Terbaru