Di bulan Dzulhijjah (Julhizah), umat Islam dianjurkan untuk melakukan beberapa jenis puasa sunnah yang memiliki keutamaan besar, terutama menjelang dan saat hari-hari penting dalam bulan tersebut. Berikut adalah jenis-jenis puasa yang dilakukan:
1. Puasa 9 Hari Pertama Dzulhijjah (1–9 Dzulhijjah)
- Hukum: Sunnah muakkadah (sangat dianjurkan), terutama bagi yang tidak sedang berhaji.
- Keutamaan: Dalam hadis riwayat Ibnu Abbas, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada hari-hari yang amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini (sepuluh hari pertama Dzulhijjah).” (HR. Bukhari)
- Catatan: Hari ke-10 adalah Iduladha, haram untuk berpuasa.
2. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
- Hukum: Sunnah sangat dianjurkan bagi yang tidak berhaji.
- Keutamaan: Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa Arafah, aku berharap kepada Allah agar dapat menghapus dosa tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya.” (HR. Muslim)
3. Puasa Senin dan Kamis
- Jika bertepatan dengan hari-hari di awal Dzulhijjah, puasa Senin dan Kamis tetap disunnahkan seperti biasa.
Catatan penting:
- Puasa pada Hari Raya Iduladha (10 Dzulhijjah) dan hari-hari tasyrik (11–13 Dzulhijjah) diharamkan.
- Rasulullah SAW bersabda:
“Hari-hari Tasyrik adalah hari makan, minum dan berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)
- Rasulullah SAW bersabda:
❌ Hari yang Dilarang Berpuasa:
-
10 Dzulhijjah: Hari Raya Iduladha
-
11–13 Dzulhijjah: Hari Tasyrik (hari makan & dzikir)