KlopakIndonesia — Dalam Gelar Wicara Inspirasi bertajuk Pemanfaatan Teks Multimodal Untuk Penguatan Literasi Jenjang SMA, ditampilkan pula praktik baik pemodelan pembelajaran melalui Teks Multimodal yang dilakukan oleh guru dan peserta didik. Teks Multimodal merupakan teks yang memadukan teks tulis/lisan dengan gambar/animasi. Teks tersebut tidak hanya berbentuk verbal, namun juga berisi teks, audio, dan video.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Sekolah Menengah Atas (SMA), menyelenggarakan acara ini guna menyebarluaskan informasi, meningkatkan pengetahuan, dan pemahaman publik serta pemangku kepentingan mengenai program buku bacaan bermutu.
“Penyelenggaraan gelar wicara ini diharapkan mampu menggambarkan terkait strategi peningkatan literasi dan numerasi melalui pemodelan membaca dengan memanfaatkan buku bacaan bermutu dan Teks Multimodal untuk jenjang SMA. Sehingga pemodelan tersebut dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran,” ujar Direktur SMA Kemendikbudristek, Winner Jihad Akbar, secara daring, Jumat (28/6).
Pemodelan pembelajaran melalui Teks Multimodal turut dilakukan oleh Nurani Hadimah, guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila SMA Negeri 1 Saguling. Ia bersama para siswa melakukan pemodelan pembelajaran dengan sosio drama dari karya buku berjudul Layur Tetaplah Berlayar.
“Awalnya saya membaca terlebih dahulu buku tersebut, lalu buku itu saya perkenalkan kepada peserta didik untuk menjadi bahasan dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Untuk memaknai nilai Pendidikan Pancasila, saya memantik kreativitas peserta didik untuk memeragakan sosio drama tentang salah satu bab buku tersebut. Alhasil, pemodelan tersebut berhasil membuat mereka senang belajar dan mengerti materi Pendidikan Pancasila,” ungkapnya dalam acara yang berlangsung di SMA Negeri 1 Saguling, Kabupaten Bandung Barat dan disiarkan langsung melalui kanal Youtube Direktorat SMA.
Nurani tidak menyangka bahwa para muridnya dapat merespons baik metode pembelajaran tersebut. “Untuk membuat peserta didik senang belajar perlu menganalisis apa yang mereka suka, sehingga materi yang disampaikan dapat dicerna dengan baik dan membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Saya berharap, apa yang saya lakukan ini dapat menginspirasi guru-guru lainnya di Indonesia guna menumbuhkan literasi membaca peserta didik,” pungkasnya.
Selain itu, pemodelan lainnya juga turut di praktikan oleh Resmi Putri Sulaeman, guru mata pelajaran Sosiologi SMA Negeri 1 Saguling. Dalam mata pelajaran yang ia ajarkan, Resmi mengajak para muridnya untuk menganalisis makna dari lirik lagu Jiwa Yang Bersedih.
“Setiap murid di kelas dapat mengutarakan pendapatnya tentang lagu apa yang berkaitan dengan materi Sosiologi. Hasil tersebut, saya bersama para siswa mengambil satu lagu yang sering didengarkan oleh mereka dan selanjutnya menganalisis lirik dari lagu tersebut,” ucapnya.
Menurutnya, dengan menganalisis lagu dan mengorelasikannya ke materi pembelajaran, para murid menjadi semangat dalam meningkatkan literasi membaca. “Metode ini sudah saya gunakan sejak tahun 2019, bukan hanya karya lagu, melainkan juga karya film, iklan, dan video klip musik pernah menjadi bahan analisis dalam materi Sosiologi. Semoga ke depannya, di sekolah kami terdapat sarana dan prasarana yang memadai untuk multimedia, sehingga para murid menjadi lebih semangat belajar dan suasana kelas semakin menyenangkan,” tutur Resmi.
Selanjutnya, Gustian Nurzamzam, siswa kelas XI sekaligus Ketua OSIS SMA Negeri 1 Saguling, mengatakan bahwa motede pembelajaran yang dilakukan oleh kedua gurunya tersebut membuat rekan-rekannya di sekolah merasa senang dalam belajar. Menurutnya, cara penyampaian materi yang disampaikan juga mudah dicerna dan dipahami oleh dirinya. “Salah satu materi pelajaran favorit saya adalah Sosiologi, apa yang Bu Resmi lakukan memberi dampak positif untuk saya bersama rekan-rekan meningkatkan literasi membaca,” ungkapnya.
Berkaitan dengan karya seni yang dikorelasikan ke materi belajar, menurutnya saat ini sudah banyak platform yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan minat literasi membaca. Teks Multimodal juga berpengaruh baginya sehingga tidak menimbulkan rasa bosan dalam mencerna materi pembelajaran. “Semoga metode pembelajaran menggunakan Teks Multimodal dapat terus berkembang, memahami apa yang murid sukai, merealisasikan keinginan murid, dan membuat bersekolah menjadi terasa bahagia,” pungkas Gustian.
Mengakhiri sesi gelar wicara inspirasi, pesan penguat turut disampaikan oleh Pakar Literasi, Sofie Dewayani. Ia mengapresiasi pemodelan pembelajaran yang telah diimplementasikan oleh guru dan murid SMA Negeri 1 Saguling untuk membuat kelas menjadi bermakna dan menyenangkan.
“Dalam pembelajaran saat ini kita perlu memperluas sumber-sumber belajar. Sosio drama yang telah praktikan merupakan contoh dari Teks Multimodal, dan dalam kehidupan kita sudah menghadapi, memaknai, merefleksi, serta mengevaluasi teks atau informasi yang di dapat untuk menjadi bekal sehari-hari,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Sofie menilai lingkungan sekolah kaya akan informasi multimodal, sehingga peserta didik harus menumbuhkan kemampuan berkomunikasi melalui Teks Multimodal. Untuk menumbuhkan hal tersebut, diperlukan Strategi Multiliterasi yang mengolaborasikan teks dengan visual, audio, spasial, dan gestural. “Beberapa prinsip pendekatan Multiliterasi yang dapat digunakan antara lain, prakik kontekstual, permodelan yang jelas, melibatkan murid berfikir kritis, dan menumbuhkan sikap reflektif,” tutup Sofie.