Bandung Pada hari ini, Rabu (5/3), wilayah Jawa Barat kembali dilanda banjir yang berdampak signifikan pada seluruh aktivitas masyarakat.
Data terbaru menunjukkan bahwa sejak 28 Februari hingga 3 Maret 2025, sebanyak 2.917 jiwa terdampak banjir, dengan satu korban meninggal dunia dan masih terus di lakukan pencarian.
Menanggapi situasi ini, seketaris eksekutif Peduli Lingkungan Jawa Barat (Pelija) urik Yanto Prasetyo “mendesak pemerintah, baik di tingkat Pusat ,provinsi dan kabupaten kota untuk segera melakukan audit lingkungan secara komprehensif.
Langkah ini dianggap krusial untuk mengidentifikasi penyebab utama bencana banjir yang kerap terjadi dan mencari solusi efektif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang yang lebih parah.
Selain itu, Pelija juga menyoroti pentingnya evaluasi terhadap perizinan pembangunan, terutama di kawasan-kawasan yang rentan terhadap bencana alam, Pelija mengusulkan moratorium atau penghentian sementara pemberian izin pembangunan di wilayah-wilayah tersebut hingga kondisi lingkungan dinyatakan aman.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir pesisir atau rob di 17 wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Barat, yang berlaku dari 24 Februari hingga 5 Maret 2025.
Tentu peringatan ini didasarkan pada fenomena astronomi seperti bulan baru dan perigee yang dapat meningkatkan ketinggian air laut maksimum yang bisa tiba-tiba.
Pelija berharap dengan dilakukannya audit lingkungan dan evaluasi perizinan, pemerintah dapat mengambil langkah-langkah preventif yang efektif untuk melindungi masyarakat dari dampak bencana alam di masa yang akan datang.
Dan kami intruksikan kepada pelija kota dan kabupaten SE Jawa barat agar segera mendesak pemerintah daerah nya masing masing.
Sekar Rahayu Sekretaris Pelija Jabar Cabang Kota Bogor desak Pemerintah Audit Lingkungan.
Menurut Sekar Rahayu bencana banjir, longsor dan pohon tumbang ini pasti ada sebabnya.
“Ini merupakan salah satu kelalaian Dinas Terkait karena tidak adanya antisipasi Datangnya Bencana Banjir,Longsor dan Pohon Tumbang Informasi yang kami dapatkan ada 15 titik bencana
Maka segera Audit Dinas Perumkim,PUPR dan Dinas Lingkungan Kota Bogor” Kata Sekar Rahayu.
Sekar Rahayu juga minta desak juga kepada BPBD Kota Bogor agar Segera Membuat Sosialisai Mitigasi Bencana kepada Pemuda di Kota Bogor agar kedepan jangan sampai terjadi lagi bencana besar.