Saya, kita mungkin sebut saja ratusan juta penduduk Indonesia dibuat terkagum kagum, oleh seorang anak muda sukses menjadi founder dibidang startup sudah itu memberikan kesempatan kepada yang lain dan orang banyak untuk sebuah perubahan. Keren kan!
Sudah itu bikin ngiler bin ngacai investor untuk bergabung, berlomba-lomba menanamkan modal. Tak tanggung- tanggung sekelas Google, Temasek, JD.Com, Facebook,Paypal pokona hebat-hebat bahkan Astra juga ikut masuk. Omzet jangan ditanya, berlimpah ruah. Bayangkan masuk 2 trilyun exit 40 trilyun. Edun ngga?
Tentu investor senang bukan kepalang. Tapi sayang, sang CEO atau Foundernya ” keblinger” malah kepincut menjadi Menteri yang sama sekali asing di dunianya. Menristekdikti, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan diembanya.
Siapa dia, betul Nadiem Makarim. Sang pemilik Gojek. Dia malah terpeleset langsung _tisoledat_ Apapun ceritanya apapun masakan tentu DNA akan sangat beda. Ini pendidikan man..
Selama 5 tahun tidak ada terobosan di dunia pendidikan yang spektakuler. Malah kata JK ( Yusuf Kalla ) sang Wapres 2 periode. Nadiem jarang berkunjung ke daerah- daerah dan malah jarang ngantor. Gila bener.
Hasilnya kita sama-sama tahu, dia diborgol karena kasus dugaan korupsi pengadaan pengadaan laptop berbasis Chromebook, tidak tanggung-tanggung Rp1.98 Triliun. Sungguh miris.
Sedih saya melihatnya. Seorang Menteri yang seharusnya mengangkat kesejahteraan guru, meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia. Memble.
Saya, anda pernah tidak mendengar kabar sang Nadiem menggebrak dengan kebijakan dunia pendidikan meningkatkan kesejahteraan guru. Atau paling tidak menyapa para pendidik di daerah. Jujur saya katakan ” Tidak ada”.
Boleh saja Nadiem Makarim mengatakan ” saya tidak mungkin korupsi” , Ayah saya Komite Etik KPK sedang Ibu saya Pendiri Bung Hatta Anti Corupption Award. Itu bukan jaminan seseorang untuk terlepas dari mental _garong_
Kenapa saya buat tulisan ini. Saya semata mata hanya mengingatkan untuk tidak main-main dengan dunia pendidikan. Karena ini menyangkut dengan masa depan bangsa. Uang Rp1,98 triliun bukanlah uang sedikit. _Loba eta teh_.
Kita pernah punya menteri-menteri hebat dijamannya ada Ki Hajar Dewantara, Syarief Thayeb, Daoed Yoesoep, Nugroho Nutosusanto, Fuad Hasan,Anies Baswedan, Muhajir Effendi yang memang pakarnya di bidang pendidikan. _Hapunten_ ini tidak ada dasar pendidik atau guru diangkat jadi Menteri. Hasilnya ya seperti ini. Kementerian rasa perusahaan.
Kebayang seseorang yang mendapatkan Bintang Mahaputra Adipradana, yang secara tidak langsung mendapatkan gelar pahlawan dan berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.
Bagaimana kelak anak cucu kita melihat seorang pahlawan dilabeli kata ” koruptor” sungguh amat miris kita melihatnya. Nadiem oh Nadiem
Hari Sinastrio
9/9/2025