300 peserta menghadiri seminar bertajuk “Cerdas Keuangan melalui Pegelolaan Sampah” yang diselenggarakan Pegadaian Kanwil X Bandung di Balai Sartika Bikasoga, Bandung, Selasa (13/6).
Para peserta yang berasal dari UMKM dan Pegiat Bank Sampah diajak untuk peduli terhadap lingkungan dengan mengurangi sampah dengan cara mendaur ulang. Intansi yang terlibat dalam acara ini di antaranya, OJK, Dinas Lingkungan Hidup, Pemkot Bandung, dan TPAKD.
Sampah selalu menjadi permasalahan yang sering ditemui diperkotaan. Sampah yang berlimpah berpengaruh pada rusaknya alam, bahkan menjadi akar masalah bencana banjir dimanapun. Di masa depan, tidak menutup kemungkinan, sampah menjadi masalah utamanya bagi keberlangsungan hidup manusia.
Dalam sambutannya, Pemimpin Wilayah Pegadaian Kanwil X Bandung, Muh. Ariyadi Purwanto, mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama membangun pertumbuhan ekonomi nasional dengan pengelolaan sampah yang baik. Sampah jika dibiarkan menjadi sampah takkan memiliki nilai. Tapi, jika sampah dikelola dengan baik, maka akan memiliki nilai kebermanfaatan maupun ekonomi yang tinggi. Hal senada diucapkan oleh Kepala OJK Regional 2 Jawa Barat, Indarto Budiwitono dan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung, Eric M. Attauriq dalam opening speech.
Seminar ini, menghadirkan tiga pembicara di antaranya, Kabag Kemitraan OJK Jawa Barat, Iman Kadarusman Nugraha dengan materi “Cerdas Mengelola Keuangan” dan Deputi Bisnis Area Bandung 1 PT Pegadaian, Eko Supriyanto dengan materi “mengEmaskan Sampah bersama Pegadaian”.
Dalam pemateriannya, Iman Kadarusman Nugraha menekankan bahwa hal terpenting dalam pengelolaan keuangan ialah cerdas dalam memenuhi kebutuhan serta konsisten dalam menabung dan berinvestasi. Lebih lanjut Eko Supriyono memaparkan literasi mengenai produk PT Pegadaian serta peluang bisnis yang dapat bersinergi dengan pegiat bank sampah serta UMKM yaitu, Agen Pegadaian.
Eko Supriyono menambahkan “Melalui produk KUR, Kreasi, Gadai, dan Tabungan Emas dari PT Pegadaian para Agen Pegadaian akan mendapatkan penghasilan tambahan berdasarkan pada berapa banyak nasabah yang berhasil melakukan transaksi. Semakin banyak transaksi semakin besar penghasilan yang didapatkan”
Sebagai rangkaian penutup acara ini, Umi Tuti Asmawi, Praktisi Bank Sampah Universitas Budi Luhur menayangkan kisahnya dalam membangun bank sampah di Universitas Budi Luhur.
Kecintaan akan lingkungan menjadi awal mula Umi Tuti Asmawi tergerak untuk mengelola sampah. Baginya sampah yang terkelola dapat dimanfaatkan, baik untuk didaur ulang maupun dijadikan pupuk serta pakan bagi peternakan. Umi Tuti Asmawi mengelola sampah yang bersumber dari sampah dapur dan sampah bekas makanan yang didapat di lingkungan Universitas Budi Luhur.
Atas kerja kerasnya dalam mengkampanyekan pengelolaan sampah dari rumah dan memberdayakan masyarakat untuk ikut mengelola sampah dengan baik menuai penghargaan dari berbagai pihak, khususnya pada tahun 2021, Bank Sampah Universitas Budi Luhur dinobatkan sebagai Bank Sampah terbaik di Indonesia. Dimatanya, sampah tak menjadi sampah yang terongok dan mencemari, akan tetapi sampah dapat menjadi sesuatu yang dapat melestarikan, memberdayakan, dan mensejahterakan.
“Alhamdulillah, Bank Sampah Universitas Budi Luhur, mencetak rekor muri pada tahun 2021 dengan membuat permadani seluas 100m2. Permadani tersebut dibuat dalam waktu 4 bulan, sebagai bukti bahwa sampah bisa menjadi barang yang mewah”
Umi menambahkan “Pengelolaan sampah yang baik, adalah pengelolaan yang dimulai dari rumah. Jika dari rumah kita sudah memisahkan mana sampah organik dan anorganik, maka takkan lagi kita dapati masalah sampah yang menumpuk dan tak bisa dimanfaatkan. Malah dari sampah kita bisa mendapatkan emas bersama PT Pegadaian”
Sebelum acara ditutup, Umi mengajak peserta berdiri untuk melantangkan salam khas bank sampah.
“Salam Kang Pisman!”
“Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan!”
Acarapun diakhiri dengan tepuk tangan meriah para peserta. Di sela-sela bubaran, peserta yang terkagum dengan sosok Umi Tuti Asmawi berfoto bersama dipenghujung acara.