Ini Beberapa Solusi Untuk Masalah Sampah dan Banjir di Kota Bandung

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 4 Februari 2025 - 10:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banjir dan sampah masih menjadi permasalahan di Kota Bandung. Untuk mengatasinya, Pemerintah Kota Bandung (Pemkot) telah melakukan beragam upaya.

Pj Wali Kota Bandung A.Koswara saat peninjauan ruang publik di kolong Jembatan Pasupati mengungkapkan, setelah permasalahan banjir dikaji dan ditelaah oleh DSDABM (Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga), penanganan banjir paling efektif untuk kota ini adalah dengan menggunakan kolam resapan.

Hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kondisi kontur tanah, kewilayahan, dan juga sistem drainase.

Solusi ini membuahkan hasil yang memuaskan, terbukti dengan berkurangnya titik genangan dari 68 menjadi 8 titik genangan saja. Genangan yang muncul pun tidak akan bertahan lama bahkan bisa surut dalam kurun waktu 1 jam.

Baca Juga :  Peringatan Hari Veteran Nasional Pemuda Panca Marga Pimpinan Cabang Kota Bandung Bersama LVRI Jawa Barat

Menurut Koswara, masalah sampah pun menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir. Hal ini dikarenakan saat ada sampah yang dibuang dijalan, sampah itu akan berakhir di drainase yang membuatnya tersumbat sehingga air akan meluap dan banjir terjadi.

Langkah penanganan sampah pun langsung dengan sigap dilakukan oleh Pemkot Bandung dengan cara strategi menghabiskan sampah di sumbernya. Hal ini dilakukan agar tidak tergantung kepada infrastruktur sampah.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung bertanggung jawab untuk hasil residunya. Tetapi ketika sampah itu masih bisa didaur ulang, maka sampah itu akan diproses. Untuk sampah organik bisa kembali diolah menjadi kompos dan sampah anorganik dimasukan ke bank sampah untuk diolah kembali.

Baca Juga :  Grand Final Apresiasi Duta Genre Jawa Barat 2024

Pendekatan ini mewajibkan agar sampah dikelola disumber sampah itu terproduksi. Setidaknya jika pengelolaan tidak dapat dilakukan, maka sampah harus dipilah karena itu merupakan setengah dari proses pengelolaan sampah.

“Contoh yang sudah mengelola sampah dengan bagus itu banyak. Ada RW yang sudah tidak menghasilkan sampah lagi ada juga hotel dan komersial yang sudah tidak menghasilkan sampah lagi. Jadi yang contoh-contoh seperti itu bukan hal yang tidak mungkin,” tambah Koswara.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia
Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025
Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025
Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99 Triliun
Satgas Pangan Temukan Dugaan Pidana dalam Kasus Beras Oplosan, Naik ke Tahap Penyidikan
Tiga Produsen Beras Premium Diduga Langgar Mutu Kemasan
Komunitas Freerunners Bandung Bikin Ulah di Event Marathon: Palsukan BIB hingga Bagi-Bagi Bir
HUT ke-1, Doksis Doakan RS Unpad Jadi Pelopor Pelayanan Unggul

Berita Terkait

Sabtu, 26 Juli 2025 - 13:39 WIB

Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:22 WIB

Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:16 WIB

Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025

Jumat, 25 Juli 2025 - 09:10 WIB

Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99 Triliun

Kamis, 24 Juli 2025 - 17:31 WIB

Tiga Produsen Beras Premium Diduga Langgar Mutu Kemasan

Berita Terbaru

Ilmu Pengetahuan

Perbedaan Antara Cumi‑Cumi dan Sotong

Jumat, 25 Jul 2025 - 09:38 WIB