Gunung Batu di Sesar Lembang: Naik Ratusan Meter Akibat Dorongan Tektonik

- Jurnalis

Senin, 25 Agustus 2025 - 08:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gunung Batu yang berada di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, bukan sekadar destinasi wisata dengan panorama indah. Gunung yang menjulang di jalur Sesar Lembang ini menyimpan cerita geologi panjang. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Gunung Batu sebenarnya terangkat akibat aktivitas sesar aktif, dan kini telah naik ratusan meter dari posisi asalnya.

Dari Dataran Menjadi Gunung

Menurut peneliti BRIN, Mudrik Rahmawan Daryono, Gunung Batu dulunya berada di level yang sama dengan sekitarnya. Namun, pergerakan Sesar Lembang yang membentang sepanjang 29 kilometer telah mengangkatnya sedikit demi sedikit dalam rentang waktu ribuan tahun.

“Gunung Batu ini bagian dari Sesar Lembang, jadi naik. Dulu ini satu level yang sama kemudian dia terangkat secara tektonik,” kata Rahmawan, Minggu (24/8/2025).

Studi geologi mencatat adanya kenaikan vertikal antara 120 hingga 450 meter. Bagian yang paling muda, atau yang paling jelas terlihat sekarang, naik sekitar 120 meter. Proses ini terjadi secara bertahap, bukan seketika, seiring pergeseran tektonik di jalur Sesar Lembang.

Bukti-Bukti Lapangan

Temuan lapangan menguatkan teori ini. Rahmawan menjelaskan bahwa berdasarkan kajian deformasi batuan, ada indikasi pergeseran vertikal sekitar 40 sentimeter akibat gempa dengan magnitudo antara 6,5–7,0 skala Richter. Artinya, setiap kali sesar bergerak, terjadi tambahan pengangkatan yang memperbesar ketinggian Gunung Batu.

Baca Juga :  Hari Bumi 2025: "Kekuatan Kita, Planet Kita" – Saatnya Ambil Bagian!

Hal ini sejalan dengan temuan yang dikutip dalam laporan tentang Sesar Lembang yang dikutip dari kompas.com. Peneliti LIPI, Mudrik, menemukan pergeseran sungai terbesar mencapai 640 meter, medium 120 meter, dan terkecil 7 meter. Dari data itu, laju geser (slip rate) Sesar Lembang diperkirakan sekitar 1,95 hingga 3,45 milimeter per tahun.

“Mudrik menemukan pergeseran sungai terbesar 640 meter, medium 120 meter, dan yang terkecilnya 7 meter. Dari statistik tersebut, tim bisa mengetahui ukuran batuan yang bergeser,” tulis Kompas.com.

Dengan laju ini, perubahan lanskap tidak terlihat dalam hitungan hari atau tahun, tetapi akumulasi dalam skala ribuan tahun membuat perbedaan nyata, termasuk terbentuknya Gunung Batu sebagai tonjolan tektonik.

Gunung Batu: Penanda Bahaya Sesar Lembang

Gunung Batu berada di kilometer 16 jalur Sesar Lembang. Posisi ini menjadikannya bukti nyata bagaimana sesar tersebut terus bergerak dan mengubah permukaan bumi.

Detik.com melaporkan bahwa pergeseran vertikal 40 cm yang terjadi di kawasan Gunung Batu menjadi indikator adanya gempa besar di masa lalu. Hal ini menegaskan bahwa Sesar Lembang adalah sesar aktif yang sewaktu-waktu bisa memicu gempa dengan kekuatan signifikan.

Baca Juga :  Wisata, Study Tour, dan Kunjungan Industri: Seru-seruan atau Menambah Ilmu?

Para peneliti menilai bahwa jika Sesar Lembang kembali bergerak besar, dampaknya akan langsung terasa di kawasan Bandung Raya yang padat penduduk.

Wisata Sekaligus Laboratorium Alam

Kini, Gunung Batu sering dijadikan lokasi wisata alam dan susur geologi. Para peneliti, mahasiswa, hingga wisatawan umum bisa melihat secara langsung lapisan batuan yang miring dan retakan geologis, bukti dari pergerakan bumi di masa lalu.

Selain menjadi destinasi wisata populer, Gunung Batu juga bisa dipandang sebagai laboratorium alam untuk mempelajari bagaimana sesar aktif bekerja. Dengan pemahaman ini, diharapkan masyarakat lebih sadar akan potensi bahaya gempa dan pentingnya mitigasi.

Penutup

Gunung Batu di Lembang bukan hanya sekadar pemandangan ikonik, melainkan saksi bisu pergerakan Sesar Lembang. Dari yang semula setara dengan daratan sekitarnya, kini ia terangkat hingga ratusan meter, bukti nyata bahwa bumi terus bergerak.

Dengan penelitian yang terus dilakukan, Gunung Batu diharapkan tidak hanya menjadi destinasi wisata alam, tetapi juga peringatan penting tentang ancaman gempa di masa depan.

 

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Fenomena Gerhana Bulan Total 7 September 2025, Bisa Disaksikan dari Seluruh Indonesia
15 Kecamatan di Bandung Raya Masuk Zona Merah Sesar Lembang
Sesar Baribis: Ancaman Senyap di Bawah Padatnya Jakarta dan Jawa Barat
4 Pemuda yang Menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok Jelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945
Alasan Tahun di Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Ditulis Angka 05, Bukan 45
Tiga Tokoh Pengibar Bendera Saat Proklamasi 17 Agustus 1945
Fenomena Astronomi Agustus 2025: Hujan Meteor Perseid dan Parade Planet
5 Agustus Jadi Hari Terpendek, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Berita Terkait

Jumat, 5 September 2025 - 20:17 WIB

Fenomena Gerhana Bulan Total 7 September 2025, Bisa Disaksikan dari Seluruh Indonesia

Rabu, 27 Agustus 2025 - 09:30 WIB

15 Kecamatan di Bandung Raya Masuk Zona Merah Sesar Lembang

Senin, 25 Agustus 2025 - 11:44 WIB

Sesar Baribis: Ancaman Senyap di Bawah Padatnya Jakarta dan Jawa Barat

Senin, 25 Agustus 2025 - 08:15 WIB

Gunung Batu di Sesar Lembang: Naik Ratusan Meter Akibat Dorongan Tektonik

Minggu, 17 Agustus 2025 - 12:15 WIB

4 Pemuda yang Menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok Jelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 1945

Berita Terbaru

KlopHealth

6 Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Saat Batuk, Bikin Makin Parah

Kamis, 25 Sep 2025 - 17:19 WIB

KlopHealth

Rahasia Sehat di Balik Jagung Rebus: Rendah Lemak, Kaya Nutrisi

Kamis, 25 Sep 2025 - 16:12 WIB