Jika kita melihat naskah asli Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang ditulis tangan oleh Ir. Soekarno, terdapat hal menarik: pada bagian penanggalan, Soekarno menuliskan “Djakarta, 17-8-05” alih-alih “17-8-1945”.
Latar Belakang Penulisan Tahun
Penulisan angka 05 bukanlah kesalahan atau kekeliruan. Hal ini terkait dengan sistem penanggalan yang berlaku pada masa pendudukan Jepang di Indonesia.
- Pada masa itu, Jepang menggunakan kalender era kekaisaran yang disebut Kalender Kōki (皇紀 / Kōki).
- Kalender ini menghitung tahun berdasarkan mitologi berdirinya Kekaisaran Jepang pada tahun 660 SM.
- Dengan perhitungan itu, tahun 1945 Masehi bertepatan dengan tahun 2605 dalam kalender Jepang.
- Oleh karena itu, ketika menuliskan tahun, sering kali dipersingkat hanya dengan menuliskan dua digit terakhirnya, yaitu 05.
Mengapa Soekarno Menuliskan “05”?
- Kebiasaan administratif saat pendudukan Jepang
Semua dokumen resmi di masa pendudukan Jepang menggunakan penanggalan Kōki. Para pejabat maupun rakyat terbiasa menuliskan tahun 2605 sebagai “05”. - Situasi mendesak
Naskah proklamasi ditulis cepat dan sederhana, sehingga Soekarno secara spontan mengikuti format penanggalan yang biasa berlaku kala itu. - Bukan salah ketik
Kesaksian Sayuti Melik—pengetik naskah proklamasi—menegaskan bahwa penulisan “05” adalah sesuai konteks zamannya, bukan kekeliruan atau kelalaian.
Makna Historis
- Penulisan “05” justru memperlihatkan jejak sejarah bahwa Proklamasi lahir dalam bayang-bayang pendudukan Jepang, sebelum akhirnya Indonesia benar-benar merdeka.
- Setelah kemerdekaan, tahun resmi yang digunakan tentu kembali pada kalender Masehi, sehingga dikenal 17 Agustus 1945.
Kesimpulan
Alasan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ditulis dengan angka 05 adalah karena pada saat itu Indonesia masih berada di bawah sistem administrasi Jepang yang menggunakan kalender Kōki (tahun 2605), bukan karena kesalahan penulisan. Jadi, “17-8-05” sebenarnya berarti 17 Agustus 1945 dalam kalender Masehi.