Dedi Mulyadi Balas Kritik Atalia Praratya soal Rombel 50 Siswa: Singgung Era Ridwan Kamil

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 3 Agustus 2025 - 08:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan tanggapan tegas terhadap kritik yang disampaikan Atalia Praratya mengenai kebijakan penambahan jumlah siswa dalam satu rombongan belajar (rombel) hingga 50 siswa per kelas di sejumlah sekolah negeri. Kritik tersebut dilontarkan Atalia sebagai anggota DPR RI sekaligus istri mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Kebijakan itu menuai sorotan karena dinilai akan membebani guru dan mengurangi kenyamanan siswa dalam proses pembelajaran. Namun, Dedi Mulyadi tidak tinggal diam. Ia menyatakan bahwa kebijakan tersebut diambil sebagai langkah darurat agar anak-anak yang tinggal di sekitar sekolah tidak kehilangan akses pendidikan.

“Itu pun kami lakukan terpaksa, dibanding mereka tidak sekolah. Mereka tinggal rumahnya dekat sekolah, jadi kalau harus bergeser ke tempat lain yang jauh bisa jadi mereka putus sekolah,” ujar Dedi, Sabtu (2/8/2025).

Dedi menjelaskan bahwa banyak sekolah negeri di daerah perkotaan mengalami kelebihan pendaftar, sementara kapasitas dan ruang belajar terbatas. Karena itu, kebijakan rombel 50 siswa per kelas diterapkan secara terbatas hanya di 48 sekolah.

Baca Juga :  Peringati Hari Pangan Sedunia, Kota Bandung Gelar Gerakan Pangan Murah

Tak hanya itu, Dedi juga menyebut bahwa pembangunan sekolah baru di Jawa Barat dalam kurun waktu 2020–2025 sangat minim. Ia bahkan mengungkap data rinci pembangunan sekolah selama masa kepemimpinan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat.

“Kita harus menampung jumlah siswa hampir 800.000 anak. Dan yang terserap sekolah pemerintah tidak semuanya. Hanya 40 persen. Kenapa ini terjadi? Karena di Provinsi Jawa Barat sejak tahun 2020 sampai saat ini membangun sekolah baru sedikit,” kata Dedi Mulyadi.

Menurut data yang disampaikan Dedi:

  • Tahun 2020: Tidak ada pembangunan sekolah baru
  • Tahun 2021: Dibangun 2 unit SMA
  • Tahun 2022: Dibangun 1 unit SMA
  • Tahun 2023: Dibangun 6 unit (1 SMA, 3 SMK, 2 SLB)
  • Tahun 2024: Dibangun 5 unit (1 SLB, 3 SMA, 1 SMK)
  • Tahun 2025: Direncanakan membangun 15 unit (11 SMA, 2 SMK, 2 SLB)
Baca Juga :  PembaTIK dan Kihajar STEM 2024: Bentuk Inovasi Pembelajaran Digital Sebagai Wujud Implementasi Kurikulum Merdeka

Dedi menyebut bahwa akibat minimnya pembangunan, hanya sekitar 40 persen lulusan SMP yang dapat tertampung di sekolah negeri. Sementara sisanya harus mencari alternatif di sekolah swasta atau terancam tidak melanjutkan pendidikan.

“Daripada menyuruh anak-anak miskin sekolah di tempat jauh, lebih baik kita tampung dulu sambil cari solusi jangka panjang. Ini soal rasa kemanusiaan,” kata Dedi.

Dedi juga menegaskan bahwa Atalia tidak bisa membandingkan sekolah negeri dengan sekolah rakyat. Ia menyebut sekolah rakyat mendapat perhatian khusus dari Presiden Prabowo Subianto dan tidak bisa disejajarkan begitu saja dalam konteks ini.

“Sekolah rakyat dapat perhatian langsung dari Presiden. Jadi tidak bisa dibandingkan secara langsung dengan sekolah negeri dalam urusan kapasitas dan operasional,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Dedi menegaskan komitmennya untuk membangun lebih banyak sekolah baru pada tahun-tahun mendatang demi mengurai kepadatan siswa dan memperbaiki kualitas pendidikan di Jawa Barat.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Bio Farma Rayakan 135 Tahun Kontribusi Nyata untuk Peningkatan Kualitas Hidup Bangsa
Pramono Angkat Jubir Anies Baswedan Jadi Komisaris Jakpro
Komisi X DPR RI dan Pemerintah Daerah Apresiasi Kemendikdasmen Respons Cepat Peningkatan Kesejahteraan Guru
Pemerintah Salurkan Tiga Program Strategis untuk Peningkatan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru
BMKG: 25 Wilayah Berstatus Waspada Hujan Lebat pada 7–8 Agustus 2025
Kemendikdasmen Dorong Pendidikan Profesi Guru Cetak Guru Kompeten untuk Pendidikan Inklusif
Mendikdasmen Ajak Perguruan Tinggi Berkolaborasi untuk Revitalisasi Pendidikan
Pesawat Latih Sipil Milik FASI Jatuh di Ciampea Bogor

Berita Terkait

Kamis, 7 Agustus 2025 - 09:03 WIB

Bio Farma Rayakan 135 Tahun Kontribusi Nyata untuk Peningkatan Kualitas Hidup Bangsa

Rabu, 6 Agustus 2025 - 21:16 WIB

Pramono Angkat Jubir Anies Baswedan Jadi Komisaris Jakpro

Rabu, 6 Agustus 2025 - 20:08 WIB

Komisi X DPR RI dan Pemerintah Daerah Apresiasi Kemendikdasmen Respons Cepat Peningkatan Kesejahteraan Guru

Rabu, 6 Agustus 2025 - 20:05 WIB

Pemerintah Salurkan Tiga Program Strategis untuk Peningkatan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru

Rabu, 6 Agustus 2025 - 19:43 WIB

BMKG: 25 Wilayah Berstatus Waspada Hujan Lebat pada 7–8 Agustus 2025

Berita Terbaru