Kabar baik datang bagi para peternak ayam ras pedaging di Indonesia. Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) akhirnya menetapkan harga acuan penjualan (HAP) ayam hidup di tingkat peternak sebesar Rp18.000 per kilogram. Penetapan ini menjadi angin segar setelah dalam beberapa bulan terakhir, banyak peternak mengeluhkan harga jual ayam yang anjlok hingga di bawah biaya produksi.
Sebelumnya, harga ayam hidup sempat jatuh di kisaran Rp13.000 hingga Rp15.000 per kilogram, membuat para peternak mengalami kerugian besar dan bahkan mengancam keberlanjutan usaha mereka. Dengan HAP baru ini, margin keuntungan peternak diperkirakan kembali masuk ke zona aman, setidaknya mendekati atau melebihi titik impas.
Penetapan HAP ini dilakukan setelah serangkaian dialog antara pemerintah, asosiasi peternak, dan pelaku usaha integrator. Pemerintah menegaskan bahwa harga Rp18.000/kg mencerminkan nilai keekonomian yang seimbang antara peternak dan konsumen. Selain menjaga kelangsungan usaha peternakan rakyat, HAP ini juga ditujukan untuk menghindari gejolak harga di pasar konsumen.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas dalam keterangannya menjelaskan, “Harga acuan ini diharapkan menjadi panduan agar seluruh rantai distribusi berjalan adil dan peternak rakyat tidak lagi menjadi pihak yang paling dirugikan dalam sistem pangan kita.”
Di lapangan, penetapan ini disambut dengan optimisme. Para peternak berharap pemerintah juga mengawasi implementasinya agar tidak hanya menjadi kebijakan di atas kertas. Banyak dari mereka masih bergantung pada pasar bebas dan ulah tengkulak, sehingga harga sering kali tidak sesuai harapan.
Pemerintah pun berjanji akan melakukan pengawasan terpadu di sentra-sentra produksi ayam ras dan memperketat koordinasi dengan dinas peternakan di daerah. Upaya ini sejalan dengan strategi jangka panjang untuk menciptakan ekosistem pangan nasional yang lebih adil, sehat, dan berkelanjutan.
Dengan harga Rp18.000 per kilogram, para peternak kini memiliki harapan baru untuk bangkit dan menjaga pasokan protein hewani tetap stabil bagi masyarakat luas.