Sepanjang bulan November 2025, langit malam Indonesia akan dihiasi berbagai fenomena astronomi menarik. Mulai dari Supermoon Beaver Moon hingga hujan meteor Leonid, sejumlah peristiwa langit langka siap memanjakan para pengamat bintang dan masyarakat umum yang ingin menikmati keindahan alam semesta secara langsung.
Fenomena pertama yang akan membuka parade langit November adalah Supermoon Beaver Moon pada 5 November 2025. Pada malam itu, Bulan akan tampak lebih besar dan terang karena berada pada titik terdekatnya dengan Bumi. Ukuran purnama kali ini bisa mencapai sekitar 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibanding purnama biasa. Waktu terbaik untuk menyaksikannya adalah segera setelah Matahari terbenam di arah timur.
Setelah itu, langit malam akan semakin ramai dengan kehadiran dua hujan meteor Taurid, yaitu Taurid Selatan (4–5 November) dan Taurid Utara (11–12 November). Meskipun intensitasnya tidak terlalu tinggi, fenomena ini sering menghasilkan meteor besar yang tampak sangat terang. Arah pandang terbaik adalah ke rasi Taurus, yang muncul di langit timur sekitar tengah malam.
Pertengahan bulan akan menjadi puncak perhatian penggemar astronomi. Hujan meteor Leonid, salah satu yang paling terkenal di dunia, akan mencapai puncaknya pada 17–18 November 2025. Leonid berasal dari sisa debu komet Tempel-Tuttle dan dikenal menghasilkan lintasan cahaya cepat di langit. Tahun ini, kondisi langit diperkirakan cukup ideal karena berdekatan dengan fase Bulan Baru pada 20 November, sehingga cahaya Bulan tidak akan mengganggu pandangan.
Tak berhenti di situ, hujan meteor Alpha Monocerotid juga akan menghiasi langit pada 21 November 2025. Walau jumlah meteor yang terlihat tidak sebanyak Leonid, fenomena ini tetap menarik untuk disaksikan terutama di daerah dengan langit gelap dan minim polusi cahaya.
Selain hujan meteor dan Supermoon, November juga akan diwarnai oleh beberapa peristiwa astronomi dari planet-planet besar. Jupiter akan mulai bergerak retrograde secara semu pada 11 November, sedangkan Saturnus mengakhiri gerak retrogradenya pada 28 November. Fenomena gerak mundur planet ini adalah efek optik karena perbedaan kecepatan orbit antara Bumi dan planet luar di tata surya.
Untuk menikmati semua fenomena ini, para pengamat langit disarankan mencari lokasi dengan minim pencahayaan buatan, seperti pantai, pegunungan, atau area pedesaan. Waktu terbaik untuk observasi biasanya setelah tengah malam hingga menjelang fajar. Tidak perlu teleskop—banyak fenomena langit bulan ini bisa disaksikan langsung dengan mata telanjang.
Berikut jadwal fenomena langit selama November 2025:
| Tanggal | Fenomena Astronomi |
|---|---|
| 4–5 November | Hujan Meteor Taurid Selatan |
| 5 November | Supermoon Beaver Moon |
| 11–12 November | Hujan Meteor Taurid Utara |
| 11 November | Jupiter mulai retrograde |
| 17–18 November | Hujan Meteor Leonid |
| 20 November | Fase Bulan Baru |
| 21 November | Hujan Meteor Alpha Monocerotid |
| 28 November | Saturnus akhiri retrograde |
Dengan beragam fenomena langit yang akan terjadi, bulan November 2025 menjadi momen sempurna untuk menikmati keindahan alam semesta. Jika cuaca cerah, langit Indonesia akan menjadi panggung bagi tontonan astronomi spektakuler yang dapat disaksikan tanpa perlu alat bantu—cukup dengan mata, kesabaran, dan rasa kagum terhadap jagat raya.
















