Hidroponik adalah metode penanaman tumbuhan yang memanfaatkan air tanpa media tanah. Hidroponik memenuhi kebutuhan zat hara dengan menggunakan nutrisi berbentuk cair yang terlarut air. Keunggulannya adalah kebutuhan air lebih sedikit.
Hidroponik juga dapat diartikan sebagai sistem penanaman tanpa menggunakan media tanah. Teknik menanamnya bisa menggunakan media tanam non tanah, seperti kerikil, pasir kasar ataupun sabut kelapa. Sistem hidroponik sudah dikenal dan diterapkan sejak lama, yakni semenjak abad ke-16 Masehi.
Cara menanam hidroponik ternyata lebih banyak memberikan nutrisi pada tumbuhan. Hal ini dikarenakan kandungan hara justru lebih cepat tertransfer menuju ke akar. Pada dasarnya bertanam secara hidroponik mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan bertanam dengan media lainnya. Selain itu, teknik ini juga bisa dilakukan di lahan yang terbatas dan lebih ramah lingkungan dengan hasil tanaman yang unggul secara nutrisi.
Menanam tanaman hidroponik saat ini pun semakin banyak dilirik oleh para pelaku bisnis maupun para ibu rumah tangga yang ingin mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang produktif. Tak hanya untuk mengisi waktu, metode hidroponik yang satu ini juga dapat memaksimalkan fungsi lahan yang Anda miliki. Selain mempercantik ruangan, Anda juga bisa mendapatkan ruangan dengan sirkulasi yang lebih segar.
Mengapa harus menanam tanaman hidroponik? bahwa tanaman hidroponik ini salah satu cara menanam paling efisien. ternyata menanam tanaman secara hidroponik justru lebih banyak untung dibandingkan ruginya, bukan? Uniknya, jika Anda mampu menghasilkan hasil panen yang berkualitas, ini tentu akan membuat kesehatan Anda semakin terjaga.
Selain itu, Anda dapat mencoba untuk menjalankan bisnis hidroponik. Namun, ada beberapa hal juga yang perlu diperhatikan saat menanam, karena tidak semua tanaman memiliki kebutuhan dan perlakuan menanam yang sama.
Jenis-Jenis Tanaman Hidroponik yang Cocok Untuk Hidroponik
1. Paprika
Paprika adalah salah satu tanaman yang dapat dikategorikan menjadi buah, namun fungsi secara umumnya adalah sebagai salah satu pelengkap rasa pada hidangan. Tanaman paprika merupakan tanaman yang memiliki nama latin Capsicum annuum L. Tanaman ini banyak tumbuh di kawasan yang bersuhu rendah seperti di Eropa dan Amerika. Ada paprika merah, paprika hijau, paprika oranye, paprika kuning, dan paprika ungu.
Tanaman yang satu ini juga termasuk ke dalam varietas cabai lho. Namun untuk rasanya sendiri memang tidak sepedas cabai ya. Bahkan paprika seringkali disebut dengan cabai manis, karena rasanya yang sedikit manis dan bukan pedas seperti cabai. Paprika sering dijadikan salah satu bahan pembuatan cabai dan hidangan dari Mexico.
Untuk menanam buah ini secara hidroponik, Anda perlu menyiapkan wadah tanaman hidroponik untuk menyemai seperti sekam bakar, rockwool sebagai media tanam. Keunggulannya adalah daya tampung dan kerapatan rockwool dapat membuat air bertahan lebih lama. Sehingga, tanaman tidak mudah mati.
Pastikan untuk melakukan perendaman bibit dengan air hangat suam-suam kuku selama 30 menit. Isilah dengan sekam bakar kemudian letakkan benih di atas sekam tersebut. Simpan dan letakkan tanaman ini dengan suhu optimal 20-25ºC tutup dengan plastik mulsa.
Anda hanya perlu menunggu hingga 7 hari untuk menunggu paprika mulai berkecambah untuk memindahkannya ke daerah yang memiliki sinar matahari yang cukup. Jika di kemudian hari Anda mendapati bibit sudah memiliki kotiledon. Maka, pindahkan kotiledon yang telah tumbuh ke polybag ukuran 15x15cm. pastikan polyback sudah diberi nutrisi AB-Mix, EC 1,5 MS/cm dengan pH 5,5.
Mulai lakukan penyiraman selama 1-2 kali sehari. Setelah bibit siap, Anda bisa menanam dengan hidroponik. Sistem penanaman yang dapat Anda pilih bisa NFT, DFT fertigasi hingga sistem dutch bucket. Pastikan Anda menjaga suhu dan kelembaban udara, agar tanaman tidak layu.
2. Daun Bawang
Daun bawang adalah salah satu bahan sekaligus bumbu makanan yang membuat tampilan dan rasa dari hidangan lezat. Nah, supaya lebih praktis, hemat, dan semakin higienis, Anda bisa lho menanam daun bawang di pekarangan rumah. Caranya mudah, pilihlah wadah gelas bening untuk dijadikan media tanam. Selanjutnya, sediakan air jernih, kerikil hingga pasir untuk keperluan media tanam.
Bibit daun bawang bisa Anda dapatkan dari akar daun bawang yang ditemukan saat membelinya di pasar. Lihat daun bawang yang memiliki akar masih utuh, lalu segera siram dengan air. Kira-kira Anda bisa membeli 2 ikat lalu potong seluruh daun. Samakan panjang, lalu masukkan tangkai yang tersisa ke dalam wadah.
Agar tanaman nantinya subur meskipun menanamnya dalam air, Anda juga harus memberikan nutrisi ke dalam wadah tersebut. Pilihlah pupuk organik cair dan gunakan ZPT Auxin untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar semakin cepat berkembang. Tuangkan 1 cc ZPT Auxin dan 2-5 cc pupuk organik cair. Aduk perlahan dan pastikan pasir tidak menyebar. Selanjutnya pindahkan bibit daun bawang.
Pindahkan daun bawang ke arah yang terkena paparan sinar matahari. Jika Anda menanamnya pada gelas yang kecil sebagai sarana estetika, maka bisa meletakkannya dekat cahaya. Namun, jika meletakkannya dalam ruangan, gunakan lampu agar daun bawang dapat terkena paparan cahaya.
Tunggu hingga 1 bulan, maka Anda dapat melihat tumbuh kembang daun bawang. Menarik dan mudah sekali bukan? Jika, Anda berniat untuk memindahkannya pada skala yang lebih besar, maka lakukan hal yang sama dengan wadah yang lebih besar.
3. Kangkung
Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan tanaman yang satu ini kan? Kangkung merupakan salah satu tanaman hidroponik rumahan yang banyak dibudidayakan. Hal ini karena perawatannya yang terbilang cukup mudah. Kangkung juga tergolong menjadi sayuran yang populer dalam masyarakat Indonesia. Selain karena ada berbagai cara memasaknya yang unik, kangkung juga kaya akan serat dengan 2,0 gram/100 gram kangkung.
Untuk menanam kangkung secara hidroponik, Anda hanya perlu memberikan nutrisi yang cukup agar kangkung bisa tumbuh dengan baik. Kangkung juga bisa dipanen dalam waktu yang relatif singkat. Di umur tanam 4 minggu saja, kangkung sudah tampak besar dan siap untuk dipanen.
Keunggulan lainnya dari tanaman ini yaitu bisa dipanen berulang kali. Jadi saat Anda memanen kangkung, cukup potong bagian atasnya tanpa membuang akar tanaman ini. Biarkan beberapa minggu lalu tanaman kangkung akan tumbuh kembali.
Masukkan benih ke dalam baskom yang berisi air, taburkan benih dan biarkan benih selama 24 jam. Keesokan hari, Anda perlu membuang seluruh benih yang mengapung. Ini menandakan bahwa benih yang tidak berkecambah memiliki pertumbuhan yang lambat.
Ambil bibit, bungkus dengan kain lalu siramkan air hangat suam kuku secukupnya. Pastikan seluruh kain basah agar kangkung dapat berkecambah. Selanjutnya siapkan wadah berisi air, lakukan pemupukan sebelum pemindahan kecambah. Berikan pupuk AB Mix, masukkan 5 mlm pupuk A dan 5 ml pupuk B, aduk campuran air. Ketinggian air ini wajib disesuaikan dengan keranjang yang berisi kecambah nantinya. Ingat tidak melebih, hanya menempel saja.
Setelah semuanya siap, sesuaikan keranjang di atas wadah baskom yang berisi pupuk AB Mix, lalu tempatkan kecambah kangkung di atasnya. Kecambah kangkung yang Anda pilih adalah benih yang telah pecah. Selanjutnya, Anda hanya perlu melakukan perawatan. Jangan lupa untuk selalu melakukan penambahan nutrisi 7-9 ml untuk setiap liternya. Nah untuk panen sendiri, masa panen kangkung ini adalah 30 hari sejak tanaman padi sudah ditanam.
4. Cabai
Tanaman cabai berasal dari Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan, dan terus menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan dalam tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari 5000 tahun SM di dalam gua di Tehuacan, Meksiko.
Pembibitan adalah proses pertama dari cara menanam cabe hidroponik yang harus Anda lakukan. Ada dua jenis bibit cabai yang bisa Anda pilih yakni, bibit cabai lokal dan bibit cabai hibrida.
Bibit cabai lokal tergolong lebih mudah dibudidayakan, karena jenis bibit ini telah terbukti mampu beradaptasi dengan lingkungan dan musim yang umumnya ada di Indonesia. Sementara, bibit cabai hibrida lebih sulit untuk ditanam. Namun, kualitas cabai yang dihasilkan oleh bibit ini jelas lebih unggul.
Untuk mulai menanam cabai, Anda harus menggunakan bibit dari cabai tua yang dikeringkan. Dalam proses menyemainya, Anda harus menyediakan tempat seperti tray semai dan baki atau wadah untuk menadahkan sekam bakar yang dimasukkan ke dalam tray semai.
Setelah semua siap, masukkan sekam bakar, cocopeat dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Cocopeat adalah hasil sampingan dari batok kelapa yang diekstraksi seratnya, ini didapatkan dari sabut kelapa yang dihaluskan. Kegunaannya untuk menahan sejumlah air seperti spons. Manfaat cocopeat ini dapat menjadi pengganti tanah yang fungsinya membuat penyerapan air lebih maksimal sehingga sirkulasi air dan udara tetap dapat bertahan lama pada wadah tray semai.
Setelah mencampurkannya semua, Anda dapat melakukan penyiraman setiap hari dan selalu pastikan tanaman hidroponik cabai Anda terpapar dengan sinar matahari yang cukup. Setelah 7-10 hari kemudian Anda bisa memindahkan tanaman ke dalam wadah hidroponik untuk perawatan selanjutnya. Seperti biasa jangan lupa untuk melakukan pemupukan dengan teratur, ya!
5. Tomat
Tomat tentu saja menjadi buah yang digemari dan bahkan sangat diperlukan untuk menjadi salah satu bahan pelengkap makanan. Tomat ternyata mempunyai manfaat yang cukup banyak salah satunya untuk kesehatan terutama bagi jantung, pencegah kanker hingga diabetes.
Bukan hanya kesehatan, namun tomat juga ikut mendukung kecantikan. Faktanya kandungan vitamin E dan C yang banyak pada tomat sangat berpotensi untuk meredakan inflamasi dan iritasi pada kulit.
Untuk menanam tomat secara hidroponik Anda perlu membeli bibit yang terjamin kualitasnya. Kemudian melakukan penyemaian, Anda dapat memulai langkah pertama yaitu memulai membeli bibit tomat berkualitas.
Sama seperti dengan beberapa tanaman lainnya, sebelum dipindahkan pada wadah hidroponik. Anda perlu menyemainya terlebih dahulu. Siapkan media tanam dengan bahan yang beiris cocopeat dan sekam bakar (1:1).
Setelah tomat tumbuh sekitar 2 minggu atau daun sudah lebih dari 4, Anda bisa memindahkannya kepada wadah talang air plastik sepanjang 4 meter yang dipotong sesuai kebutuhan. Nantinya tomat akan bertumbuh dalam wadah ini hingga bisa dipanen.
Beri tomat nutrisi dengan air nutrisi berkadar PPM 1400-3500 secara berkala. Pastikan tomat mengarah kepada sinar matahari agar nutrisi yang diterima cukup. Kemungkinan Anda dapat memanen tomat setelah tomat berusia 80-90 hari.
6. Selada
Sebelum menanam selada, Anda perlu memastikan bahwa selada yang Anda akan tanam adalah bibit yang unggul. Lakukan persiapan awal mulai dari penyemaian. Sama seperti tumbuhan hidroponik lainnya, dimulai dari mengambil 30-40 bibit untuk disemai.
Semai bibit dalam wadah berisi air, tunggu hingga 24 jam, kemudian setelah bibit pecah, ambil dan letakkan pada rockwool atau wadah tanaman lainnya. Tunggu sampai 10 hari untuk melihat perkembangan benih.
Setelah itu Anda bisa memindahkan masing-masing rockwool ke dalam netpot, jika menggunakan sistem menanam wick. Jangan lupa memberi nutrisi AB Mix pada wadah sebanyak 1cc. Untuk perawatan, Anda bisa memperhatikan tanaman 2 hari sekali. Jika ternyata Anda mendapatkannya menguning, maka Anda perlu memotongnya. Nah untuk memanen selada, biasanya Anda membutuhkan 30-40 hari.
Selain tanaman yang disebutkan diatas masih banyak jenis lainnya yang bisa ditanam sevara hidroponik,. Berbagai jenis sayuran seperti selada, pakcoy, sawi serta berbagai jenis tanaman buah seperti melon dan strawbery dapat ditanam secara hidroponik.