Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia menyatakan walau fenomena El Nino berlangsung hingga Maret-April 2024, tidak akan mengurangi jumlah hujan selama musim penghujan, Senin (20/11/2023).
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, meski El Nino berlangsung, Indonesia akan mengalami musim hujan dengan intensitas yang lebih tinggi dari biasanya mulai November 2023.
“Tapi kita sudah masuk peralihan, intensitas hujan akan kita alami lebih banyak. Jadi pengaruh El Nino itu bukan mengurangi hujannya, tapi di fase tidak hujannya dia kan cuacanya akan lebih tinggi dari rata-rata biasa,” ujar Abdul sebagaimana dilansir dari Antara.
BNPB menyarankan kewaspadaan tinggi terhadap potensi banjir dan hujan dengan intensitas tinggi di beberapa wilayah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan, beberapa wilayah di Sulawesi, dan Maluku Utara
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia, termasuk hujan lebat, angin kencang, dan petir hari ini, Selasa (21/11/2023).
Cuaca ekstrem yang dipicu oleh sirkulasi siklonik di Laut China Selatan dan wilayah Filipina bagian selatan diprakirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Sirkulasi siklonik ini telah teridentifikasi di barat laut Kalimantan Barat dan sekitar Filipina bagian selatan, membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di beberapa kawasan maritim.
Selain itu, BMKG juga memantau adanya daerah konvergensi lain yang terpantau dari pesisir barat Sumatera Utara hingga Aceh, Jawa Timur ke Jawa Tengah, dan dari Papua tengah ke Papua Barat.
Daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terdeteksi di Laut China Selatan dan Samudera Pasifik utara Maluku Utara, yang juga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.