lndonesia Akan Alami Musim Hujan Lebih Tinggi, Fenomena El Nino Berlangsung Maret-April 2024

Avatar photo

- Jurnalis

Rabu, 22 November 2023 - 07:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia menyatakan walau fenomena El Nino berlangsung hingga Maret-April 2024, tidak akan mengurangi jumlah hujan selama musim penghujan, Senin (20/11/2023).

Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, meski El Nino berlangsung, Indonesia akan mengalami musim hujan dengan intensitas yang lebih tinggi dari biasanya mulai November 2023.

“Tapi kita sudah masuk peralihan, intensitas hujan akan kita alami lebih banyak. Jadi pengaruh El Nino itu bukan mengurangi hujannya, tapi di fase tidak hujannya dia kan cuacanya akan lebih tinggi dari rata-rata biasa,” ujar Abdul sebagaimana dilansir dari Antara.

Baca Juga :  PENDAFTARAN CALON ANGGOTA KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA UNTUK PILKADA SERENTAK TAHUN 2024

BNPB menyarankan kewaspadaan tinggi terhadap potensi banjir dan hujan dengan intensitas tinggi di beberapa wilayah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan, beberapa wilayah di Sulawesi, dan Maluku Utara

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia, termasuk hujan lebat, angin kencang, dan petir hari ini, Selasa (21/11/2023).

Cuaca ekstrem yang dipicu oleh sirkulasi siklonik di Laut China Selatan dan wilayah Filipina bagian selatan diprakirakan akan terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Baca Juga :  Panen Bersama Komoditas Cabai Kota Cimahi Optimalkan Gertam Parti

Sirkulasi siklonik ini telah teridentifikasi di barat laut Kalimantan Barat dan sekitar Filipina bagian selatan, membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di beberapa kawasan maritim.

Selain itu, BMKG juga memantau adanya daerah konvergensi lain yang terpantau dari pesisir barat Sumatera Utara hingga Aceh, Jawa Timur ke Jawa Tengah, dan dari Papua tengah ke Papua Barat.

Daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terdeteksi di Laut China Selatan dan Samudera Pasifik utara Maluku Utara, yang juga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Transformasi PPDB ke SPMB Menjadi ‘Angin Segar’ dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif, Merata, dan Adil
Kemendikdasmen Terbitkan Pedoman Pelaksanaan Hardiknas 2025
Kunjungan Studi Strategis Dalam Negeri P4N 68 Lemhannas RI ke Bio Farma: Perkuat Sinergi Bidang Kesehatan untuk Ketahanan Nasional
Peluncuran Permendikdasmen 2025: Perkuat Identitas Bangsa dengan Menegakkan Kedaulatan Bahasa Indonesia
Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia: Pemerintah Daerah Bersinergi Wujudkan Kedaulatan Bahasa Indonesia
PT KAI Dukung Rencana Gubenur Dedi Mulyadi Reaktivasi Jalur Kereta
Herman Suryatman Ajak Sekda Kabupaten/Kota Selaraskan Gerak Birokrasi
Jabar Tawarkan Kerja Sama dengan Provinsi Sichuan di Sejumlah Sektor
Berita ini 3 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 27 April 2025 - 09:51 WIB

Transformasi PPDB ke SPMB Menjadi ‘Angin Segar’ dalam Mewujudkan Pendidikan Inklusif, Merata, dan Adil

Sabtu, 26 April 2025 - 15:08 WIB

Kemendikdasmen Terbitkan Pedoman Pelaksanaan Hardiknas 2025

Sabtu, 26 April 2025 - 15:05 WIB

Kunjungan Studi Strategis Dalam Negeri P4N 68 Lemhannas RI ke Bio Farma: Perkuat Sinergi Bidang Kesehatan untuk Ketahanan Nasional

Jumat, 25 April 2025 - 20:20 WIB

Peluncuran Permendikdasmen 2025: Perkuat Identitas Bangsa dengan Menegakkan Kedaulatan Bahasa Indonesia

Jumat, 25 April 2025 - 20:17 WIB

Pengawasan Penggunaan Bahasa Indonesia: Pemerintah Daerah Bersinergi Wujudkan Kedaulatan Bahasa Indonesia

Berita Terbaru