Divpropam Polri Periksa Empat Anggota Subdit I Direktorat Ressiber Polda Jawa Tengah Yang Diduga Mengintimidasi Dua Personel Band Sukatani

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 23 Februari 2025 - 20:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri telah memeriksa empat anggota Subdirektorat I Direktorat Reserse Siber Polda Jawa Tengah terkait dugaan intimidasi terhadap dua personel band post-punk asal Purbalingga, Sukatani. Insiden ini bermula dari lagu kritik berjudul “Bayar Bayar Bayar” yang dirilis oleh band tersebut.

Keempat anggota polisi tersebut diduga menemui personel band Sukatani di Banyuwangi, Jawa Timur, pada Kamis, 20 Februari 2025. Tak lama setelah pertemuan tersebut, band Sukatani merilis video klarifikasi yang berisi permintaan maaf kepada Kapolri dan institusi Polri, serta menarik lagu “Bayar Bayar Bayar” dari peredaran.

Divpropam Polri, melalui akun resmi @Divpropam di media sosial X pada Jumat, 21 Februari 2025, mengonfirmasi bahwa empat personel Subdit I Ditreskrimsus Polda Jateng telah diperiksa oleh Subbidpaminal Bidpropam Polda Jateng dengan dukungan dari Biropaminal Divpropam Polri. Polri menegaskan komitmennya terhadap kebebasan berekspresi dan menyatakan bahwa institusinya terbuka terhadap kritik serta masukan. Selain itu, Polri memastikan perlindungan dan keamanan bagi dua personel band Sukatani, yaitu Muhammad Syifa Al Lutfi (Electroguy) dan Novi Citra Indriyati (Twister Angel).

Baca Juga :  Jangan Normalisasi Lonjakan Harga Pangan Selama Ramadan dan Idulfitri

Hingga saat ini, hasil pemeriksaan terhadap keempat anggota Polda Jateng tersebut belum diumumkan ke publik.

Sukatani adalah duo band post-punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, yang dibentuk pada tahun 2022. Personelnya terdiri dari gitaris dan produser Muhammad Syifa Al Ufti, yang dikenal sebagai Alectroguy, dan vokalis Novi Chitra Indriyaki, yang dikenal sebagai Twister Angel. Mereka aktif dalam gerakan sosial dan lingkungan hidup di tingkat akar rumput, yang tercermin dalam lirik lagu-lagu mereka yang mengangkat isu ketidakadilan sosial dan agraria.

Pada Juli 2023, Sukatani merilis album berjudul “Gelap Gempita” yang memuat lagu “Bayar Bayar Bayar”. Lagu ini mengkritik praktik korupsi di kalangan oknum polisi dengan lirik seperti “Mau bikin SIM bayar polisi” dan “Mau jadi polisi bayar polisi”.

Setelah lagu tersebut viral, pada 20 Februari 2025, Sukatani mengunggah video permintaan maaf dan mengumumkan penarikan lagu “Bayar Bayar Bayar” dari platform digital. Dalam video tersebut, mereka mengklarifikasi bahwa lagu itu ditujukan kepada oknum polisi yang melanggar aturan, bukan institusi Polri secara keseluruhan. Mereka juga meminta para penggemar yang telah mengunggah lagu tersebut di media sosial untuk menghapusnya guna menghindari potensi risiko hukum di masa mendatang.

Baca Juga :  1.100 Penonton Padati Moviplex Sukabumi untuk Nobar Film Panggil Aku Ayah

Langkah ini memicu berbagai reaksi dari komunitas musik punk dan masyarakat luas. Beberapa pihak menilai hal ini sebagai bentuk pembungkaman kritik sosial dalam musik dan seni, sementara yang lain memahami keputusan tersebut sebagai upaya menghindari kontroversi lebih lanjut. Polisi Daerah Jawa Tengah membantah adanya tekanan atau pelarangan terkait peredaran lagu tersebut, menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya secara bebas.

Meskipun menghadapi kontroversi, Sukatani menyatakan akan terus berkarya dan menyuarakan kritik sosial melalui musik mereka. Mereka juga aktif di media sosial, seperti Instagram, untuk berinteraksi dengan penggemar dan membagikan informasi terkait karya-karya mereka.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

SEAMEO Gelar Forum Pendidikan STEM Asia Tenggara: Perkuat Kolaborasi untuk Transformasi Pendidikan
OSN 2025 Torehkan 344 Ribu Pendaftar SD dan 196 Ribu Pendaftar SMP, Mapel IPS Dilombakan pada Jenjang SD
Pegadaian dan Masjid Salman ITB Sinergi Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan Melalui Teknologi Daur Ulang Air Hujan & Air Wudhu
Pegadaian Gandeng ITB, Akselerasi Digitalisasi Layanan Lewat Riset Inovatif
Keracunan MBG Terulang di Cipongkor, Kali Ini Korban dari SPPG Pasirsaji Desa Sarinagen
Guru Lebih Kreatif, Siswa Lebih Aktif: Kemendikdasmen Hadirkan Panduan dan Buku Kurasi STEM 2025
Perkuat Implementasi STEM, Kemendikdasmen Rilis Panduan dan Buku Hasil Kurasi Pembelajaran STEM
Keracunan Massal 369 Siswa di Bandung Barat Resmi Ditetapkan KLB, Dapur MBG Ditutup

Berita Terkait

Jumat, 26 September 2025 - 21:58 WIB

SEAMEO Gelar Forum Pendidikan STEM Asia Tenggara: Perkuat Kolaborasi untuk Transformasi Pendidikan

Kamis, 25 September 2025 - 23:33 WIB

OSN 2025 Torehkan 344 Ribu Pendaftar SD dan 196 Ribu Pendaftar SMP, Mapel IPS Dilombakan pada Jenjang SD

Kamis, 25 September 2025 - 16:20 WIB

Pegadaian dan Masjid Salman ITB Sinergi Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan Melalui Teknologi Daur Ulang Air Hujan & Air Wudhu

Rabu, 24 September 2025 - 14:50 WIB

Keracunan MBG Terulang di Cipongkor, Kali Ini Korban dari SPPG Pasirsaji Desa Sarinagen

Rabu, 24 September 2025 - 14:48 WIB

Guru Lebih Kreatif, Siswa Lebih Aktif: Kemendikdasmen Hadirkan Panduan dan Buku Kurasi STEM 2025

Berita Terbaru

KlopHealth

6 Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Saat Batuk, Bikin Makin Parah

Kamis, 25 Sep 2025 - 17:19 WIB

KlopHealth

Rahasia Sehat di Balik Jagung Rebus: Rendah Lemak, Kaya Nutrisi

Kamis, 25 Sep 2025 - 16:12 WIB