Study tour dan piknik adalah dua kegiatan yang berbeda dalam tujuan dan sifatnya:
- Study Tour:
- Tujuan: Edukasi. Study tour bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar di luar kelas. Biasanya kunjungan ke tempat-tempat yang relevan dengan pelajaran, seperti museum, pabrik, situs sejarah, atau institusi pendidikan.
- Kegiatan: Menggabungkan rekreasi dengan pembelajaran. Peserta mendapatkan informasi atau pengetahuan baru terkait dengan bidang yang dipelajari.
- Peserta: Biasanya diikuti oleh siswa atau mahasiswa dengan pengawasan guru atau dosen.
- Contoh: Kunjungan ke museum sains, perusahaan teknologi, atau kawasan bersejarah untuk memperdalam pengetahuan.
- Piknik:
- Tujuan: Rekreasi. Piknik bertujuan untuk bersantai dan bersenang-senang, tanpa fokus pada pembelajaran.
- Kegiatan: Lebih santai, biasanya melibatkan makan bersama di alam terbuka, permainan, atau aktivitas ringan seperti berjalan-jalan.
- Peserta: Dapat dilakukan oleh siapa saja, baik keluarga, teman, atau komunitas.
- Contoh: Piknik di taman, di pantai, atau di pegunungan untuk bersantai dan menikmati waktu bersama.
Jadi, study tour lebih terfokus pada tujuan pendidikan, sedangkan piknik lebih untuk rekreasi dan hiburan.
Dalam melaksanakan study tour biasanya diperlukan persiapan khusus seperti literasi atau informasi awal yang didapat dari buku-buku pelajaran, internet maupun media lainnya yang akan dijadikan referensi saat sampai atau berada di lokasi yang dijadikan objek study tour. Hasil dari kegiatan study tour dapat berupa makalah, jurnal ataupun catatan-catatan ilmiah hasil dari observasi atau analisa di lokasi yang menjadi objek study tour.
Sedangkan persiapan untuk piknik lebih kepada persiapan untuk kebutuhan akomodasi, makan dan mungkin juga tiket khusus untuk dapat mengakses semua lokasi hiburan yang ada di lokasi tujuan piknik.
Jadi sangat berbeda antara study tour dan piknik. Para siswa sebuah sekolah yang pergi bersama melakukan perjalanan study tour ke tempat-tempat wahana permainan atau pantai bukanlah suatu kegiatan study tour melainkan sebuah perjalanan wisata atau piknik.
Study tour dapat dilakukan disekitar lingkungan sekolah tanpa harus melakukan perjalanan jauh dengan biaya yang cukup besar. Mempelajari masalah sampah yang jadi permasalahan lingkungan bisa menjadi objek penelitian, mendatangi perkebunan atau peternakan dan tempat budidaya ikan akan menambah ilmu dan wawasan siswa mengenai agro bisnis, ilmu pengetahuan alam dan ilmu lainnya yang berkaitan dengan ekonomi dan pemasaran. Para siswa dapat diajak menganalisa sistem pengawetan dari hasil produksi pertanian, mengolah hasil pertanian menjadi produk turunan yang meningkatkan nilai ekonomi.
Bagaimana dengan kegiatan salah satu sekolah menengah atas yang melakukan study tour mendatangi beberapa kampus atau universitas sebagai referensi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di daerah yang jauh atau keluar dari provinsi asal sekolah tersebut dengan alasan bahwa kemampuan para siswanya lebih berpeluang untuk bisa masuk ke universitas yang menjadi objek study tour bukan universitas yang dekat atau berada di provinsi nya.
Untuk mendapatkan referensi apakah harus mendatang objek nya? Yakinlah bapak/ibu guru nya adalah lulusan sarjana ataupun pasca sarjana. Untuk sekedar reverensi para guru dapat memberikan penjelasan secara umum berbagai jurusan dan universitas terbaik di Indonesia. Untuk mengetahui fasilitas yang ada dengan mudah bisa diakses melalui internet.
Kegiatan mengenal budaya dengan tinggal langsung di lokasi atau rumah-rumah warga sangatlah relevan dalam mempelajari budaya setempat karena kita akan dapat secara langsung mengikuti kebiasaan warga yang menjadi objek study tour, tetapi akan sangat positif jika itu dilakukan di daerah sendiri dengan mempelajari budayanya sendiri, bukan budaya dari daerah lain yang sangat mungkin budayanya sendiripun ga difahami dengan baik. Dengan mendalami budaya daerahnya sendiri menjadi nilai positif untuk membangun daerahnya sendiri menjadi lebih maju dan makmur.
Alangkah bijak jika para guru memberi reverensi lokasi terdekat untuk para siswa mempelajari budaya sendiri. Hampir tiap daerah di Jawa Barat yang masyarakatnya sebagai petani. Untuk mempelajari budaya petani Cukuplah mempelajari kultur dan budaya petani di daerah atau wilayah yang tidaklah jauh dari lokasi sekolah dan tanpa harus keluar provinsi dengan biaya besar yang pastinya akan membebani para orangtua siswa. Karena orangtua siswa bukan hanya terbebani biaya untuk anaknya tapi juga pastinya membiayai para guru yang ikut membimbing dalam kegiatan study tour.
Terkecuali memang ada niatan wisata ke Bali dengan kemasan study tour maka akan sangat tepat melakukan kegiatan yang memang dekat dengan tempat wisata yang menjadi tujuannya. Universitas yang didatangi berada di Jawa Timur dan pembelajaran budaya pun lokasi nya dekat dengan lokasi piknik.
Disinilah peran Kepala Sekolah dan para guru untuk menjadi inisiator dan motivator para siswa dengan pola pikir SMART dengan prinsip mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada para siswa tanpa membebani para orangtua murid.
Adanya pembangkangan terhadap Peraturan Gubernur yang melarang Study Tour merupakan contoh sangat tidak terpuji dari para pengurus sekolah terutama Kepala Sekolah yang dipertontonkan secara langsung kepada 347 siswanya yang berangkat dan juga seluruh siswa SMA tersebut yang jelas-jelas sangat bertentangan dengan pembelajaran yang mungkin materinya sudah diberikan pada para siswa mengenai aturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.