Putih Sari : “Masyarakat Ujung Tombak Pencegahan Stunting”

Avatar photo

- Jurnalis

Sabtu, 30 September 2023 - 09:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KlopakIndonesia – PURWAKARTA-Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra drg. Puith Sari kembali melaksanakan “Promosi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Program Percepatan Penurunan Stunting di Wilayah Khusus”, berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat, Jumat (29/9).

Kegiatan yang digelar di Gedung Joglo Belawan, Kp. Sukarata, Kelurahan Cipaisan, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta itu, dihadiri lebih dari 200 orang.

“Sejatinya, ujung tombak pencegahan stunting di masyarakat adalah masyarakat itu sendiri. Karenanya pemahaman terkait stunting ini harus benar-benar dipahami oleh masyarakat,” kata Putih Sari.

Dengan memahami stunting, sambungnya, masyarakat dapat mengetahui bagaimana memperlakukan diri mereka sendiri, anak-anaknya, keluarganya sehingga rantai stunting ini bisa terputus.

Terkait besarnya peran kader posyandu di masyarakat, Putih Sari meminta agar perhatian terhadap kader posyandu terus ditingkatkan. Disebutkannya, kinerja kader posyandu semakin hari semakin dituntut lebih banyak lagi.

“Apalagi hari ini ada permasalahan stunting. Yang mana, peran kader posyandu terhadap penurunan stunting juga sangat penting karena mereka juga turut mengawal serta mengedukasi masyarakat,” ujarnya.

Ke depan, lanjut dia, posyandu akan diformalkan secara kelembagaan karena selama ini statusnya berupa pemberdayaan masyarakat di bawah puskesmas. Sehingga, programnya pun turunan dari puskesmas.

Baca Juga :  Kejari Bandung Buka Peluang Periksa Ridwan Kamil Terkait Dugaan Korupsi di PT MUJ

“Wacananya posyandu ini akan diformalkan. Sedang disusun regulasinya. Nantinya secara anggaran punya nomenklatur. Langsung dari APBN tak lagi bergantung dari APBD,” ucap Putih Sari.

Dirinya pun berpesan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu, untuk memperhatikan pola asuh kepada anak-anak mereka, terutama dari sisi perhatian dan gizinya harus benar-benar terpenuhi.

“Jangan sampai karena pemahaman yang tidak tepat, banyak ibu-ibu yang memberikan makan tanpa ada gizi yang benar,” kata Putih Sari.

Senada disampaikan Sekretaris BKKBN Provinsi Jawa Barat Irfan Indriastono. Dirinya mengapresiasi dukungan Anggota Komisi IX DPR RI drg. Putih Sari terhadap percepatan penurunan stunting.

Disebutkan Irfan, BKKBN telah menginisiasi berbagai program sebagai percepatan penurunan angka stunting. Di antaranya, menginisiasi perekrutan tim pendamping keluarga yang bertugas untuk mendampingi keluarga berisiko stunting.

“BKKBN juga telah menginisiasi secara formal pembentukan tim percepatan penurunan stunting di semua level wilayah. Yakni, mulai dari desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, hingga ke atas,” ujar Irfan.

BKKBN juga, lanjutnya, telah menginisiasi kegiatan audit stunting ketika terjadi kasus stunting di suatu wilayah. Di mana audit stunting itu diperhatikan, dilihat, dianalisis oleh para pakar dan ahli di bidangnya masing-masing. Sehingga, bisa menjadi praktik baik untuk bisa mencegah kejadian stunting di wilayah tersebut.

Baca Juga :  Bio Farma Sediakan Vaksin Tetanus untuk Personil TNI dan Basarnas RI dalam MisiĀ  Kemanusiaan ke Myanmar

“Terkait dengan dukungan, BKKBN juga telah meluncurkan program DAK Sub Bidang KB, bantuan operasional KB yang memang diperuntukkan bagi kegiatan-kegiatan KIE stunting di level desa dan kecamatan,” ucapnya.

Lebih lanjut Irfan mengungkapkan, intervensi stunting sejatinya telah dilakukan sejak 2018 lalu. Namun, BKKBN baru turut andil di dalamnya setelah diterbitkannya Perpres No. 72 Tahun 2021 yang menetapkan BKKBN menjadi koordinator pelaksana. Sehingga, peran BKKBN terhadap penurunan stunting efektif mulai 2021.

“Saat ini angka stunting di Jawa Barat masih berada di angka 20,4 persen dan harapan Presiden PP ada 2024 nanti angkanya turun menjadi 14 persen,” ucap Irfan mengungkapkan.

Pihaknya pun berharap pada 2023 ini akan keluar data stunting dalam bentuk survey kesehatan Indonesia. “Mudah-mudahan angka stunting di Jawa Barat bisa turun dari 20,4 menjadi 17-18 persen. Dan, pada 2024 bisa menjadi 14 persen sesuai dengan yang diharapkan,” katanya.

Irfan juga mengungkapkan, stunting di Kabupaten Purwakarta masih di angka 21,8 persen atau angkanya masih di atas Jawa Barat. “Karenanya, kami akan terus melakukan promosi KIE semacam ini di beberapa titik lagi di Kabupaten Purwakarta,” ujar Irfan.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

SEAMEO Gelar Forum Pendidikan STEM Asia Tenggara: Perkuat Kolaborasi untuk Transformasi Pendidikan
OSN 2025 Torehkan 344 Ribu Pendaftar SD dan 196 Ribu Pendaftar SMP, Mapel IPS Dilombakan pada Jenjang SD
Pegadaian dan Masjid Salman ITB Sinergi Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan Melalui Teknologi Daur Ulang Air Hujan & Air Wudhu
Pegadaian Gandeng ITB, Akselerasi Digitalisasi Layanan Lewat Riset Inovatif
Keracunan MBG Terulang di Cipongkor, Kali Ini Korban dari SPPG Pasirsaji Desa Sarinagen
Guru Lebih Kreatif, Siswa Lebih Aktif: Kemendikdasmen Hadirkan Panduan dan Buku Kurasi STEM 2025
Perkuat Implementasi STEM, Kemendikdasmen Rilis Panduan dan Buku Hasil Kurasi Pembelajaran STEM
Keracunan Massal 369 Siswa di Bandung Barat Resmi Ditetapkan KLB, Dapur MBG Ditutup

Berita Terkait

Jumat, 26 September 2025 - 21:58 WIB

SEAMEO Gelar Forum Pendidikan STEM Asia Tenggara: Perkuat Kolaborasi untuk Transformasi Pendidikan

Kamis, 25 September 2025 - 23:33 WIB

OSN 2025 Torehkan 344 Ribu Pendaftar SD dan 196 Ribu Pendaftar SMP, Mapel IPS Dilombakan pada Jenjang SD

Kamis, 25 September 2025 - 16:20 WIB

Pegadaian dan Masjid Salman ITB Sinergi Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan Melalui Teknologi Daur Ulang Air Hujan & Air Wudhu

Rabu, 24 September 2025 - 14:50 WIB

Keracunan MBG Terulang di Cipongkor, Kali Ini Korban dari SPPG Pasirsaji Desa Sarinagen

Rabu, 24 September 2025 - 14:48 WIB

Guru Lebih Kreatif, Siswa Lebih Aktif: Kemendikdasmen Hadirkan Panduan dan Buku Kurasi STEM 2025

Berita Terbaru

KlopHealth

6 Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Saat Batuk, Bikin Makin Parah

Kamis, 25 Sep 2025 - 17:19 WIB

KlopHealth

Rahasia Sehat di Balik Jagung Rebus: Rendah Lemak, Kaya Nutrisi

Kamis, 25 Sep 2025 - 16:12 WIB