Mendikdasmen: Puasa Berkaitan dengan Penguatan Karakter Bangsa Mewujudkan Generasi Emas

Avatar photo

- Jurnalis

Senin, 3 Maret 2025 - 13:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KlopakIndonesia – Ibadah puasa menurut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu`ti berkaitan erat dengan pembentukan karakter manusia. Melalui puasa, seorang manusia ditempa untuk menjadi makhluk yang berkarakter mulia. SDM berkarakter unggul ini menjadi nilai luhur yang harus tercermin dalam diri seluruh insan pendidikan.

Dalam ceramahnya yang bertema Pendidikan Akhlak Menuju Generasi Emas 2045, Menteri Mu`ti mengatakan Puasa sebagai syariat Islam yang bertujuan untuk membawa, mendidik, dan menuntun manusia agar mendapatkan kebahagiaan dalam hidup dan menjadi makhluk yang mulia. “Puasa bukan sekadar ritual tapi bagian dari sarana dan proses pendidikan agar kita menjadi hamba Allah yang berakhlakul karimah,” ujarnya sesaat sebelum pelaksanaan salat tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Sabtu (1/3).

Indonesia 2045 merupakan generasi yang dicita-citakan para pendiri bangsa. Cita-cita itu secara konstitusional tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan pasal 33 ayat 1. Dalam pembukaan UUD 1945, alinea keempat disebutkan bahwa di antara tujuan didirikannya negara Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sementara dalam pasal 33 ayat 1 UUD 45 disebutkan, Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Baca Juga :  Makna Penting Dasasila Bandung Hasil Konferensi Asia Afrika 1955

Kemudian, dikaitkan dengan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dikatakan Menteri Mu`ti, tujuan dan fungsi pendidikan adalah untuk membentuk manusia yang beriman, bertakwa berakhlak mulia, cerdas, terampil, bertanggung jawab terhadap masyarakat masa depan bangsa dan negaranya serta generasi yang demokratis.

“Kaitan antara tujuan didirikannya negara dan tujuan pendidikan maka ibadah puasa sangat erat kaitannya,” tutur Mendikdasmen di hadapan ribuan jamaah. Hal ini diperkuat dengan hasil kajian beberapa tafsir yang menyebut bahwa ibadah puasa merupakan bagian proses edukatif untuk menjadikan manusia makhluk yang bertakwa.

Puasa adalah stimulus bagi manusia dalam mengembangkan potensi baiknya melalui pensucian jiwa. “Ibadah puasa adalah kesempatan untuk membersihkan jiwa kita, ruhani kita dari sifat yang tercela yang mendorong kita pada perbuatan nista yang membuat manusia jatuh pada derajat yang serendah-rendahnya,” jelas Menteri Mu`ti.

Baca Juga :  Peringatan Dini Curah Hujan Tinggi

Lebih lanjut Mendikdasmen menerangkan, Generasi Emas 2045 adalah manusia yang serba tahu. Generasi yang bertakwa (faithful) yakni memiliki ketakwaan karena kunci kemuliaan manusia dan kejayaan bangsa berada pada diri orang beriman dan berilmu pengetahuan. Lalu, generasi emas adalah generasi yang serba bisa dan terampil (skillful, capable). Generasi emas adalah generasi yang rendah hati (humble) yakni senantiasa menciptkan kemaslahatan di muka bumi, berada pada jalan yang benar, berani berkata benar, dan memiliki sikap hidup sederhana serta suka membantu sesama.

“Generasi emas ini bisa dibentuk melalui puasa yang melatih kita untuk menjadi manusia yang mampu menahan diri, tidak rakus, merasa cukup dengan apa yang kita konsumsi, bersyukur dan mampu meningkatkan derajat kehidupannya dengan berderma kepada sesama,” terang dia.

Menurut Mu`ti, sikap-sikap ini harus dimiliki oleh generasi masa depan agar mereka tidak hanya sukses bagi diri mereka sendiri melainkan juga memiliki komitmen untuk memajukan masyarakat dan berdedikasi demi kemajuan bangsa dan negara.

 

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Perkemahan Anak Indonesia Hebat 2025: Pramuka Jadi Pilar Pembentukan Karakter Pelajar
Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia
Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025
Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025
Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99 Triliun
Satgas Pangan Temukan Dugaan Pidana dalam Kasus Beras Oplosan, Naik ke Tahap Penyidikan
Tiga Produsen Beras Premium Diduga Langgar Mutu Kemasan
Komunitas Freerunners Bandung Bikin Ulah di Event Marathon: Palsukan BIB hingga Bagi-Bagi Bir

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 10:43 WIB

Perkemahan Anak Indonesia Hebat 2025: Pramuka Jadi Pilar Pembentukan Karakter Pelajar

Sabtu, 26 Juli 2025 - 13:39 WIB

Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:22 WIB

Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:16 WIB

Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025

Kamis, 24 Juli 2025 - 19:32 WIB

Satgas Pangan Temukan Dugaan Pidana dalam Kasus Beras Oplosan, Naik ke Tahap Penyidikan

Berita Terbaru

Ilmu Pengetahuan

Perbedaan Antara Cumi‑Cumi dan Sotong

Jumat, 25 Jul 2025 - 09:38 WIB