Kolaborasi Antar Sesama Bangun Ketahanan Masyarakat Hadapi Bencana

Avatar photo

- Jurnalis

Jumat, 9 Agustus 2024 - 09:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan perlunya kolaborasi dan kerjasama dari berbagai pihak untuk menjaga keamanan masyarakat dari bahaya bencana alam seperti tsunami dan gempabumi. Kolaborasi ini menjadi penting karena sejarah membuktikan, bencana alam menjadi ancaman nyata keselamatan masyarakat dunia.

“Kami, Indonesia, Australia, dan India (berkolaborasi) untuk melindungi 25 negara di sepanjang Samudera Hindia,” kata Dwikorita dalam keynote speech Program 8th ABU Media Summit on Climate Action and Disaster Prevention di Ballroom The Sakala Resort Hotel Bali, Selasa (6/8).

Lebih lanjut, Dwikorita menekankan perlunya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang sistematis dalam mentransformasikan bahaya risiko menjadi sebuah ketahanan.

Namun, meskipun pengamatan secara sistematis dilakukan selama 24 jam tanpa henti dengan teknologi canggih, masyarakat masih belum sepenuhnya aman.

Musababnya, diperlukan sosialisasi untuk menyederhanakan bahasa teknologi menjadi bahasa yang mudah dipahami oleh masyarakat luas. Misalnya, peringatan dini tsunami dan gempabumi harus menggunakan bahasa sederhana agar masyarakat cepat mengerti dan lebih peduli demi keselamatan bersama.

Baca Juga :  HARI DESA NASIONAL Bey Machmudin Dorong Desa Jadi Sumber Utama Ketahanan Pangan

Perlu diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang memiliki banyak ancaman bencana alam. Contohnya adalah gempabumi, tsunami, perubahan iklim, cuaca ekstrem, dan letusan gunung berapi menjadi bencana multi hazard yang harus ditangani dengan serius jika tidak ingin bantak masyarakat yang terdampak.

Oleh karenanya, untuk menghadapi persoalan tersebut, BMKG bekerasama oleh berbagai pihak seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kolaborasi ini bertujuan untuk mengatasi persoalan tidak hanya soal ilmu pengetahun namun juga pendidikan dan pemberdayaan untuk memiliki ketahanan di mana tidak ada korban dan keberlanjutan.

“Setelah kita menggunakan teknologi canggih dengan pemodelan observasi berdasarkan data dan informasi sayangnya ada sebagian masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap informasi tersebut. Jika mereka memiliki akses tersebut, mereka mungkin tidak memahami produk teknologi tinggi karena ada kesenjangan antara teknologi canggih dancara yang sederhana dan biasa,” ujarnya.

Di sisi lain, BMKG terus berupaya untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya adalah melalui program Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami (SLG)–di mana program ini memungkinkan BMKG dan masyarakat saling bertukar pengetahuan tentang mitigasi bencana alam dari sisi teknologi dan kearifan lokal.

Baca Juga :  Pemerintah Pusat Apresiasi Kinerja Daerah Kendalikan Inflasi

Nantinya, peserta yang telah ikut dapat menjadi perpanjangan tangan BMKG untuk memberikan edukasi kepada masyarakat di lingkungan terdekat agar seluruhnya dapat memahami peringatan dini untuk membantu sesama dalam menghadapi bencana.

Sementara, dalam upaya publikasi informasi, Dwikorita melihat media massa memiliki peranan yang sangat penting untuk turut andil. Media massa seperti Radio Republik Indonesia (RRI) telah mengambil peran dalam upaya penyebaran informasi mitigasi dan peringatan dini bencana kepada masyarakat yang jangkauannya hingga ke seluruh penjuru negeri.

“Peran media sangat ampuh bagi kita untuk mempercepat sosialisasi yang lebih masif. Terima kasih kepada RRI yang selama ini terus menerus mendukung kami, membantu kami untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat, memberdayakan masyarakat, dan sosialisasi kepada masyarakat Indonesia,” pungkasnya.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia
Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025
Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025
Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99 Triliun
Satgas Pangan Temukan Dugaan Pidana dalam Kasus Beras Oplosan, Naik ke Tahap Penyidikan
Tiga Produsen Beras Premium Diduga Langgar Mutu Kemasan
Komunitas Freerunners Bandung Bikin Ulah di Event Marathon: Palsukan BIB hingga Bagi-Bagi Bir
HUT ke-1, Doksis Doakan RS Unpad Jadi Pelopor Pelayanan Unggul

Berita Terkait

Sabtu, 26 Juli 2025 - 13:39 WIB

Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:22 WIB

Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:16 WIB

Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025

Jumat, 25 Juli 2025 - 09:10 WIB

Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99 Triliun

Kamis, 24 Juli 2025 - 17:31 WIB

Tiga Produsen Beras Premium Diduga Langgar Mutu Kemasan

Berita Terbaru

Ilmu Pengetahuan

Perbedaan Antara Cumi‑Cumi dan Sotong

Jumat, 25 Jul 2025 - 09:38 WIB