Halte Alun-Alun Bandung merupakan fasilitas transportasi publik yang berada di kawasan Alun-Alun Bandung. Penumpang yang naik atau turun di halte itu beroleh manfaat lebih, termasuk pemandangan bangunan cagar budaya peninggalan Belanda. Salah satu di antaranya, bangunan dengan gaya arsitektur neo klasik, Nedhandel NV.
Pembangunan gedung yang kini merupakan Bank Mandiri KCP Bandung Alun-Alun terjadi sekitar 1824, semula untuk kantor Nederlandsche Handel-Maatchappij (NHM) NV. Terdapat tulisan Nedhandel NV di bagian atas gedung.
Arsitektur gedung merupakan rancangan Hulswit Vermen, dan Edward Cuypers. Mereka menerapkan arsitektur neo klasik (art deco ornamental), tengah populer pada abad ke-19, menggunakan material-material dari Eropa.
Nederlandsche Handel-Maatschappij, atau Factorji Batavia merupakan perusahaan dagang milik Belanda yang kemudian merambah ke bidang perbankan. Perusahaan berskala besar itu mendukung perekonomian di Hindia Belanda pada awal 1900-an.
Pemerintah Indonesia mengambil alih Nedhandel NV pada 1960-an, mengubah Nederlandsche Handel-Maatschappij, menjadi Bank Export Import. Export Import melebur dengan beberapa (bank) lain, kemudian menjadi Bank Mandiri pada 1998.
Gedung itu sempat berfungsi sebagai Region Credit Operation. Saat ini, gedung itu merupakan kantor Bank Mandiri KCP Bandung Alun-Alun.
Bank Mandiri pernah melakukan pemugaran, atau restorasi. Peresmian hasil restorasi terlaksana pada akhir Januari 2018.
Restorasi merupakan bentuk kontribusi untuk pengelolaan aset cagar budaya lokal yang berpotensi menjadi ikon kota, serta destinasi wisata. Konsep pemugaran, mencakup revitalisasi interior agar kembali ke bentuk aslinya. Desain interiornya mengadaptasi beberapa aspek, menghadirkan nuansa heritage yang selaras dengan arsitektur bangunan cagar budaya tersebut.*