Turunkan Angka Kematian Ibu dan Stunting, Kemenkes Luncurkan Program MMS untuk Ibu Hamil di Kota Bandung

Avatar photo

- Jurnalis

Kamis, 17 Oktober 2024 - 17:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia resmi meluncurkan program nasional Multiple Micronutrient Supplement (MMS) untuk ibu hamil di Kota Bandung.

Program MMS bertujuan untuk menekan angka kematian ibu (AKI) dengan mencegah anemia, serta menurunkan risiko kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), dan stunting.

MMS merupakan suplemen multivitamin yang mengandung lebih banyak zat gizi mikro dibandingkan tablet tambah darah (TTD) konvensional.

Suplemen ini mencakup 13 zat gizi, seperti zat besi, asam folat, vitamin, dan mineral, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil. Pemberian MMS diharapkan mampu mengurangi prevalensi anemia pada ibu hamil yang masih cukup tinggi, yakni 27 persen.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, mengonsumsi MMS selama 180 hari atau 6 bulan masa kehamilan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak.

“Kalau kita ingin anak kita sehat dan pintar, minum MMS selama kehamilan insya Allah bisa mencapainya,” ujarnya saat peluncuran di halaman SMA Negeri 27 Kota Bandung, Kamis 17 Oktober 2024.

Baca Juga :  BSSN Identifikasi Pusat Data Nasional Sementara Diserang Ransomware

Ia menyoroti masalah gizi sebagai tantangan utama, termasuk anemia dan kekurangan energi kronis pada ibu hamil, yang berdampak langsung pada kesehatan bayi dan anak.

Sementara itu, Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, Maria Endang Sumiwi menjelaskan, penelitian sejak 2008 menunjukkan bahwa MMS dapat menurunkan kematian bayi hingga 18 persen dan BBLR hingga 14 persen.

MMS kini diakui sebagai bagian dari daftar obat esensial WHO sejak 2021. Tahun ini program tersebut akan diterapkan di 15 provinsi dan 209 kabupaten di Indonesia, terutama di daerah dengan angka stunting dan BBLR tinggi, termasuk Jawa Barat.

Menanggapi hal tersebut, Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara yang turut hadir pada acara tersebut menyampaikan apresiasinya atas terpilihnya Kota Bandung sebagai lokasi peluncuran program nasional ini.

Ia menyebut kehadiran MMS sangat penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak, sebagai bagian dari upaya mengatasi stunting.

Baca Juga :  Kunjungan Wakil Duta Besar Inggris Matthew Downing untuk Indonesia ke Jawa Barat

“Selain pemberian MMS, kami juga mengadakan pelatihan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil dengan kekurangan energi kronis (KEK) dan balita dengan gizi kurang,” ujarnya.

Menurutnya, peluncuran program MMS ini akan membawa dampak signifikan bagi peningkatan taraf kesehatan di Kota Bandung.

“Kami berkomitmen menjadikan program ini sebagai momentum memperkuat strategi kesehatan ibu dan anak agar semakin efektif dan efisien, demi mempersiapkan generasi yang lebih sehat untuk Indonesia Emas 2024,” ungkapnya.

Di tempat yang sama, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai kesehatan ibu dan anak.

“MMS adalah tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizi, tetapi tetap harus diimbangi dengan pola makan bergizi. Kami berharap program ini membawa perubahan signifikan terhadap kualitas kesehatan di Jawa Barat,” katanya.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Los Angeles Masih Mencekam: Kerusuhan dan Unjuk Rasa Meluas, Garda Nasional Dikerahkan
Mana Yang Paling Kuat Di Tanjakan Antara Mobil Dengan Penggerak Roda Depan Dan Mobil Dengan Penggerak Roda Belakang
Lima Perusahaan Pemilik Izin Usaha Tambang di Raja Ampat
Kemendikdasmen Terbitkan Permendikdasmen Tes Kemampuan Akademik (TKA)
Mendikdasmen: Revitalisasi Satuan Pendidikan, Fondasi bagi Ekosistem Pembelajaran yang Bermutu
Qurban Jadi Intervensi Gizi: BKKBN Jabar Bagikan Daging untuk Cegah Stunting di Lingkungan KRS
Kenapa BI Fast Pada Sabtu 7 Juni 2025 Tidak Bisa Digunakan ?
Membangun SMK Unggul dan Relevan melalui Sinkronisasi dan Harmonisasi Program Pengembangan SMK 2025
Berita ini 6 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 9 Juni 2025 - 13:29 WIB

Los Angeles Masih Mencekam: Kerusuhan dan Unjuk Rasa Meluas, Garda Nasional Dikerahkan

Minggu, 8 Juni 2025 - 17:20 WIB

Lima Perusahaan Pemilik Izin Usaha Tambang di Raja Ampat

Minggu, 8 Juni 2025 - 16:40 WIB

Kemendikdasmen Terbitkan Permendikdasmen Tes Kemampuan Akademik (TKA)

Minggu, 8 Juni 2025 - 16:20 WIB

Mendikdasmen: Revitalisasi Satuan Pendidikan, Fondasi bagi Ekosistem Pembelajaran yang Bermutu

Sabtu, 7 Juni 2025 - 20:23 WIB

Qurban Jadi Intervensi Gizi: BKKBN Jabar Bagikan Daging untuk Cegah Stunting di Lingkungan KRS

Berita Terbaru

PERTANIAN

Manfaat Teknologi Nuklir Untuk Pertanian dan Peternakan

Minggu, 8 Jun 2025 - 20:49 WIB

PETERNAKAN

Ternak Ayam Petelur di Rumah Dengan Skala Kecil 5 Ekor

Minggu, 8 Jun 2025 - 19:13 WIB

PERIKANAN

Budidaya Ikan Nila Di Lahan Ukuran 2 x 3 Meter

Minggu, 8 Jun 2025 - 19:07 WIB

SERBA SERBI

Download Video di Facebook Tanpa Aplikasi

Minggu, 8 Jun 2025 - 18:26 WIB