Mengenal Star Bathing, Tren Wisata Baru untuk Healing Maksimal

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 10 Desember 2024 - 06:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seiring meningkatnya minat masyarakat global pada wisata kesehatan (wellness tourism) dan wisata untuk healing, kini muncul tren yang menjadi fenomena baru, yaitu star bathing. Tren star bathing merupakan sebuah kegiatan wisata untuk menikmati pemandangan langit malam yang dipenuhi bintang, sehingga menimbulkan perasaan kagum, serta menghasilkan hati dan pikiran yang tenang.

Studi menunjukkan bahwa memandang langit malam yang penuh bintang dapat memicu perasaan bahagia yang mendalam. Kegiatan ini bisa menjadi momen kontemplasi manusia untuk memahami dunia yang begitu besar. Perasaan-perasaan ini seringkali muncul ketika kita berada di alam terbuka.

Photo: Landscape Danau Segara Anak (shutterstock.com_salehuddin)
Photo: Landscape Danau Segara Anak (shutterstock.com_salehuddin)

Fakta lainnya, lima dari sepuluh penggemar astronomi menjadikan star bathing sebagai aktivitas utama saat berlibur. Sebelum tren star bathing, sebenarnya sudah lebih dulu muncul tren stargazing. Meskipun star bathing merupakan bagian dari stargazing, kedua nya memiliki fokus yang berbeda. Stargazing umumnya berfokus pada identifikasi bintang atau disebut juga astrophotography, sementara star bathing menawarkan momen kontemplatif yang menyegarkan bagi wisatawan, sambil menikmati indahnya suasana malam hari.

Baca Juga :  Sinergi LPEI dan Bio Farma, Dukung Ekspor Farmasi Indonesia ke 160 Negara Melalui PKE Industri Farmasi dan Alat Kesehatan

Selain meningkatnya kesadaran akan kesehatan mental pasca pandemi, star bathing menjadi pelarian bagi masyarakat modern yang lelah dengan kehidupan yang sibuk. Star bathing menawarkan manfaat relaksasi, seperti forest bathing, di mana kita akan menyadari bahwa ada sesuatu yang jauh lebih besar dari diri sendiri di alam semesta. Dengan demikian, wisatawan dapat merasakan manfaat bagi fisik dan mental, mengurangi stres dan kecemasan, peningkatan kualitas tidur, peningkatan kreativitas dan fokus, koneksi dengan alam yang lebih kuat, hingga peningkatan kesejahteraan mental secara keseluruhan.

Photo: Landscape Danau Segara Anak (shutterstock.com_salehuddin)
Photo: Landscape Danau Segara Anak (shutterstock.com_salehuddin)

Minat masyarakat pada wisata kesehatan dan koneksi dengan alam semakin meningkat, hingga mendorong popularitas star bathing. Gurun Atacama di Cile dan Yeongyang Firefly Eco Park di Korea Selatan adalah contoh destinasi yang menawarkan pengalaman star bathing yang unik. Bahkan, Yeongyang Firefly Eco Park yang terletak 175 mil dari Seoul itu adalah taman pertama di Asia yang ditetapkan sebagai Silver-tier International Dark Sky Park oleh the International Dark-Sky Association, dan menjadi salah satu destinasi populer untuk star bathing.

Baca Juga :  Usung Tema Petualangan Jumanji, Adujak Genre Jabar Ajak Remaja Terlibat Secara Bermakna

Ditinjau dari dampaknya, star bathing dapat menjadi solusi kreatif untuk menggabungkan kelestarian langit malam dengan kemajuan perekonomian lokal di wilayah pedesaan. Dengan menjadikan langit malam sebagai daya tarik utama, kawasan pedesaan dapat menciptakan lapangan kerja baru, mencegah migrasi penduduk, dan mempromosikan budaya lokal.

Kalau kamu berminat untuk mencoba wisata star bathing, beberapa lokasi di Indonesia ini bisa kamu kunjungi untuk healing di bawah langit berbintang. Lokasi-lokasi tersebut adalah Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo; Ranu Kumbolo Gunung Semeru, Jawa Timur; Desa Wae Rebo, Nusa Tenggara Timur; Taman Nasional Baluran, Jawa Timur; Pulau Kepa, Alor; Danau Segara Anak, Gunung Rinjani; Taman Nasional Gede Pangrango, Jawa Barat; Pulau Waigeo, Raja Ampat, Papua; Gunung Bromo, Malang, Jawa Timur.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia
Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025
Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025
Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99 Triliun
Satgas Pangan Temukan Dugaan Pidana dalam Kasus Beras Oplosan, Naik ke Tahap Penyidikan
Tiga Produsen Beras Premium Diduga Langgar Mutu Kemasan
Komunitas Freerunners Bandung Bikin Ulah di Event Marathon: Palsukan BIB hingga Bagi-Bagi Bir
HUT ke-1, Doksis Doakan RS Unpad Jadi Pelopor Pelayanan Unggul

Berita Terkait

Sabtu, 26 Juli 2025 - 13:39 WIB

Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:22 WIB

Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:16 WIB

Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025

Jumat, 25 Juli 2025 - 09:10 WIB

Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99 Triliun

Kamis, 24 Juli 2025 - 17:31 WIB

Tiga Produsen Beras Premium Diduga Langgar Mutu Kemasan

Berita Terbaru

Ilmu Pengetahuan

Perbedaan Antara Cumi‑Cumi dan Sotong

Jumat, 25 Jul 2025 - 09:38 WIB