Luncurkan Program Héman ka Sepuh, Wihaji Sempat Goyang Stecu-stecu Bareng Genre

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 22 April 2025 - 09:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KlopakIndonesia – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji mengakhiri agenda hari pertama di Kabupaten Majalengka dengan goyang viral _Stecu-stecu_ bersama komunitas Generasi Berencana (Genre). Keseruan goyang _Stecu-stecu_ berlangsung sesaat setelah Wihaji berdialog dengan puluhan lansia dan pegiat Genre di salah satu resto di pusat kota Majalengka pada Senin sore, 21 April 2025.

Suasana seru pun tercipta mengingat tak semua paham dengan koreografi _Stecu-stecu_. Apalagi sejumlah lansia turut bergoyang bersama Pak Wi, sapaan Menteri Wihaji di media sosial miliknya.

“Saya senang berada di tengah para lansia dan remaja sekaligus. Lansia memang menjadi salah satu program prioritas kami di Kemendukbangga. Salah satu _quick wins_ kami menyasar kaum lansia melalui program Lansia Berdaya. Saya juga mengusulkan kepada Bapak Presiden agar pemerintah menerbitkan kartu lansia yang di dalamnya memberi benefit khusus bagi lansia. Salah satunya benefit layanan kesehatan,” ungkap Wihaji.

Wihaji juga secara khusus memberikan apresiasi kepada Genre Kabupaten Majalengka yang telah menginisiasi gerakan _Héman ka Sepuh_ yang berarti para remaja memberikan perhatian dan menunjukkan rasa sayang kepada lansia. Gerakan ini menjadi nilai tambah bagi Genre yang selama ini menyasar kelompok sasaran remaja.

“Tentu ini sangat baik dan kita harus memberikan apresiasi. Ini luar biasa. Genre ini menjadi ujung tombak Kemendukbangga/BKKBN untuk memberikan edukasi dan konselor sebaya bagi remaja lainnya. Ketika orang tua memiliki waktu terbatas untuk berinteraksi dengan anaknya, maka teman sebaya menjadi mitra paling pas untuk berbagi cerita sekaligus memberikan edukasi,” tambah Wihaji.

Baca Juga :  KPU Jabar Harap Pilkada 2024 Bebas Isu Sara

Duta Genre Kaupaten Majalengka Dzaskia Indirayanti Ramadhani yang menginisiasi gerakan _Héman ka Sepuh_ menjelaskan, gerakan ini merupakan sebuah inisiatif sosial yang dikembangkan oleh para remaja yang tergabung dalam komunitas Genre. Program ini hadir sebagai bentuk kepedulian dan perhatian lintas generasi, di mana para remaja tidak hanya diajak untuk peduli terhadap masa depan mereka sendiri, tetapi juga terhadap para orang tua atau lansia yang ada di lingkungan mereka.

“Secara khusus, program ini menekankan pentingnya nilai-nilai kasih sayang, penghormatan, dan kepedulian sosial antar generasi. Tujuan utama dari program ini adalah membangun hubungan yang harmonis antara generasi muda dan para lansia, serta memperkuat ikatan emosional dan sosial yang selama ini mungkin mulai memudar karena kesibukan atau perubahan zaman,” ungkap Dzaskia.

Lebih jauh Dzaskia menjelaskan, program _Héman ka Sepuh_ mencakup berbagai aktivitas yang bersifat edukatif, rekreatif, dan inspiratif. Beberapa di antaranya adalah sesi wejangan dan berbagi pengalaman. Di sini, para lansia diajak untuk membagikan cerita dan pengalaman hidup mereka, khususnya yang berkaitan dengan kehidupan berkeluarga, tantangan masa lalu, nilai-nilai perjuangan, dan kebijaksanaan yang diperoleh sepanjang hidup.

“Remaja mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung dari sumber yang kaya akan pengalaman. Hal ini sekaligus membentuk sikap hormat dan menumbuhkan empati yang lebih dalam terhadap orang tua,” papar Dzaskia.

Ada lagi kegiatan hiburan dan sosialisasi untuk menciptakan suasana hangat dan menyenangkan. Bentuknya berupa bernyanyi bersama, senam ringan, permainan tradisional, dan sesi bercerita santai. Aktivitas-aktivitas ini tidak hanya menjadi sarana rekreasi bagi para lansia, tetapi juga berfungsi untuk menjaga kesejahteraan fisik, mental, dan sosial mereka.

Baca Juga :  Performa Baik APBN Ditengah Dinamika Global

Kegiatan lainnya berupa aksi kreatif dan kolaboratif. Dalam beberapa sesi, para remaja dan lansia juga melakukan kegiatan kreatif bersama, seperti membuat kerajinan tangan, menanam tanaman obat keluarga, atau membuat makanan tradisional. Aktivitas semacam ini dapat meningkatkan semangat hidup lansia, sekaligus memperkuat nilai gotong-royong dan kerja sama antargenerasi.

Dzaskia meyakini gerakan _Héman ka Sepuh_ ini memberikan manfaat besar, baik bagi remaja maupun lansia. Bagi remaja, mereka tidak hanya mendapatkan pengalaman sosial yang berharga, tetapi juga pembelajaran nilai kehidupan yang tidak bisa didapatkan dari buku. Ini membantu membentuk karakter yang lebih peduli, hormat, dan bertanggung jawab.

“Sementara itu, bagi para lansia, program ini menjadi bentuk aktualisasi diri, di mana mereka merasa dihargai, didengar, dan tetap bisa berkontribusi kepada generasi yang lebih muda. Program ini juga berperan penting dalam mencegah isolasi sosial yang sering kali menjadi masalah di usia lanjut. Dengan terlibat aktif dalam komunitas, mereka dapat menjaga semangat hidup, mengurangi stres, dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan,” jelas Dzaskia.

Dia berharap ke depan gerakan _Héman ka Sepuh_ dapat menjadi gerakan sosial yang lebih luas dan berkelanjutan di berbagai daerah di Indonesia. Dengan melibatkan lebih banyak sekolah, komunitas remaja, serta lembaga terkait seperti puskesmas, PKK, dan Karang Taruna, program ini bisa menjadi salah satu strategi nasional dalam mendukung Indonesia Ramah Lansia dan memperkuat nilai-nilai kekeluargaan dalam masyarakat.(N)

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Perkemahan Anak Indonesia Hebat 2025: Pramuka Jadi Pilar Pembentukan Karakter Pelajar
Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia
Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025
Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025
Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99 Triliun
Satgas Pangan Temukan Dugaan Pidana dalam Kasus Beras Oplosan, Naik ke Tahap Penyidikan
Tiga Produsen Beras Premium Diduga Langgar Mutu Kemasan
Komunitas Freerunners Bandung Bikin Ulah di Event Marathon: Palsukan BIB hingga Bagi-Bagi Bir

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 10:43 WIB

Perkemahan Anak Indonesia Hebat 2025: Pramuka Jadi Pilar Pembentukan Karakter Pelajar

Sabtu, 26 Juli 2025 - 13:39 WIB

Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:22 WIB

Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:16 WIB

Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025

Kamis, 24 Juli 2025 - 19:32 WIB

Satgas Pangan Temukan Dugaan Pidana dalam Kasus Beras Oplosan, Naik ke Tahap Penyidikan

Berita Terbaru

Ilmu Pengetahuan

Perbedaan Antara Cumi‑Cumi dan Sotong

Jumat, 25 Jul 2025 - 09:38 WIB