KlopakIndonesia – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Wihaji meminta tim pendamping keluarga (TPK) memantau dan memastikan makanan bergizi gratis (MBG) bisa sampai tepat sasaran. Sasaran yang dimaksud meliputi ibu hamil, ibu menyusui, dan anak di bawah lima tahun (Balita) nonpendidikan anak usia dini (non-PAUD) yang menjadi mandat khusus Kemendukbangga/BKKBN.
“Satu salah satu evaluasinya adalah khusus MGB ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD harus diawasi betul ketika makanan itu diterima oleh mereka. Jangan sampai yang makan bukan yang penerima manfaat. Contoh untuk ibu hamil, ternyata suaminya lapar, sehingga yang makan suaminya. Nah, itu nanti dikontrol,” ujar Wihaji saat mengunjungi Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) Camperenik di Kelurahan Isola, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, pada Selasa pagi (29/7/2025).
Contoh lainnya, makanan yang peruntukannya untuk anak balita non-PAUD mestinya untuk anak. Jangan sampai dimakan ibunya.
“Nah, kira-kira begitu. Itu yang menjadi kontrol kita. Ini kan tidak seperti di sekolahan. Kalau sekolahan bisa diawasi. Mereka makan bersama di sekolah, sementara ini kan kita distribusikan. Karena itu, para TPK harus betul-betul mengedukasi bahwa ini adalah haknya mereka. Kalau enggak dikasih ke mereka, kita zalim,” tegas Menteri Wihaji.
Menteri Wihaji mengungkapkan, kedatangannya ke Kampung KB Camperenik bertujuan memastikan program yang diperintahkan Presiden Prabowo Subianto sudah dilaksanakan. Itulah alasan dirinya setiap ke daerah selalu berkunjung ke kampung KB. Saat bertandang ke Kampung KB Camperenik, Wihaji juga sempat bertemu dan berdialog dengan sejumlah lansia.
“Kira-kira begini, Pak Presiden memerintahkan kepada saya selaku pembantu Presiden, ‘Pak Wihaji, jangan banyak diskusi, jangan banyak lokakarya, jangan banyak seminar. Terjun ke lapangan, terjun ke lini lapangan, selesaikan masalah dan cek apakah program-program jalan atau tidak. Kalau enggak jalan, kenapa? Kalau sudah jalan, terus dikawal. Kira-kira begitu,” ujar Wihaji.
Wihaji menjelaskan, sampai saat ini 2,6 persen dari 9,1 juta ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD yang menjadi sasaran MBG sudah mendapatkan manfaat secara langsung. Wihaji optimistis jumlahnya akan terus meningkat seiring koordinasi intensif antara Kemendukbangga/BKKBN dengan Badan Gizi Nasional (BGN) melalui para petugas lini lapangan dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di daerah. (*)