KlopakIndonesia – Musim kemarau di Indonesia kali ini tidak seperti biasanya karena lebih kering dan panas. Cuaca panas terik yang tidak biasa sedang melanda sebagian wilayah di Indonesia.
Kondisi panas terik yang tidak biasa ini dipicu fenomena El Nino dan IOD Positif, yang menyebabkan anomali kenaikan suhu dan berkurangnya curah hujan dari kondisi normal.
Dipol Samudra Hindia atau yang lebih sering disebut sebagai Indian Ocean Dipole dan Indian Niño ini merupakan suatu fenomena osilasi suhu air permukaan laut yang tak teratur yang menyebabkan wilayah barat Samudra Hindia lebih hangat dan lebih dingin dibandingkan wilayah timur Samudra Hindia.
Fenomena IOD positif terjadi ketika suhu air permukaan laut di barat Samudra Hindia meningkat dan terdapat curah hujan yang meningkat secara signifikan di sekitar wilayah barat Samudra Hindia seperti pantai timur Afrika dan selatan Semenanjung Arab.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan, musim kemarau kering di Indonesia akan segera berakhir. Namun, level El Nino moderat masih akan terus bertahan.
Lalu kapan musim hujan dimulai di Indonesia?
“Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September. Level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (15/10/2023).
Pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan, sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap. Ada beberapa wilayah di Indonesia yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November.
Sebelumnya, mengutip Buku Prakiraan Musim Hujan 2023/2024, BMKG memprediksi Awal Musim Hujan 2023/2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diprakirakan mundur yaitu di sebanyak 446 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 63,81% wilayah ZOM Indonesia.