Dampak Penerapan Tarif Impor Donald Trump

- Jurnalis

Senin, 7 April 2025 - 16:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada 2 April 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan penerapan tarif impor baru yang signifikan terhadap berbagai negara, yang mulai berlaku pada 5 April 2025. Kebijakan ini mencakup tarif dasar sebesar 10% untuk semua impor, dengan tarif tambahan yang lebih tinggi untuk negara-negara tertentu berdasarkan praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh pemerintah AS.

Berikut adalah daftar tarif yang dikenakan pada beberapa negara:

  • Uni Eropa: 20%

  • Tiongkok: 34%

  • Jepang: 24%

  • Korea Selatan: 25%

  • India: 26%

  • Indonesia: 32%

  • Vietnam: 46%

  • Bangladesh: 37%

  • Kamboja: 49%

  • Pakistan: 29%

  • Afrika Selatan: 30%

  • Israel: 17%

  • Swiss: 31%

  • Liechtenstein: 37%

  • Arab Saudi: 10%

  • Australia: 10%

  • Britania Raya: 10%

  • Lesotho: 50%

  • Madagaskar: 47%

  • Laos: 48%

  • Irak: 39%

  • Yordania: 20%

  • Kazakhstan: 27%

  • Brunei: 24%

  • Bosnia dan Herzegovina: 35%

  • Aljazair: 30%

  • Angola: 32%

  • Fiji: 32%

  • Guyana: 38%

  • Korea Utara: Tidak ada tarif baru yang diumumkan

Perlu dicatat bahwa beberapa negara, seperti Kanada dan Meksiko, tidak disebutkan dalam daftar tarif tambahan ini. Tarif dasar 10% berlaku untuk semua impor, sementara tarif tambahan diterapkan berdasarkan evaluasi praktik perdagangan masing-masing negara.

Kebijakan tarif ini telah menimbulkan kekhawatiran global mengenai potensi perang dagang dan dampaknya terhadap ekonomi dunia. Banyak negara telah menyatakan niat untuk memberlakukan tarif balasan sebagai respons terhadap tindakan AS ini.

Penerapan tarif dagang, seperti yang dilakukan oleh pemerintahan Trump pada 2025, bisa berdampak luas baik secara ekonomi domestik maupun global. Berikut ringkasan efeknya:

1. Efek Terhadap Ekonomi Domestik (AS)

  • Kenaikan Harga Barang Impor: Barang dari luar negeri jadi lebih mahal, memicu inflasi.

  • Perlindungan Industri Dalam Negeri: Produsen lokal bisa lebih kompetitif karena barang impor lebih mahal.

  • Biaya Produksi Naik: Banyak industri AS mengandalkan bahan baku impor, sehingga tarif bisa meningkatkan biaya produksi.

  • Konsumen Terdampak: Harga barang konsumen (misalnya elektronik, pakaian) cenderung naik.

2. Efek Terhadap Negara yang Dikenai Tarif

  • Penurunan Ekspor ke AS: Barang mereka jadi lebih mahal di pasar AS, sehingga permintaan menurun.

  • Defisit Perdagangan Meningkat: Negara-negara seperti Indonesia, Vietnam, dan Tiongkok bisa alami penurunan devisa.

  • Pergeseran Pasar Ekspor: Negara terdampak akan mencari pasar baru untuk menghindari ketergantungan pada AS.

Baca Juga :  Bandung Great Sale 2024 Dibuka, Gaskeun Berburu Diskon Hingga 80 Persen di Akhir Pekan!

3. Efek Global

  • Ketegangan Perdagangan Internasional: Potensi perang dagang, seperti aksi balasan dari negara-negara terkena tarif.

  • Gangguan Rantai Pasokan Global: Banyak produk dibuat lintas negara. Tarif bisa ganggu efisiensi dan aliran barang.

  • Ketidakpastian Pasar: Pasar keuangan bisa bergejolak karena investor khawatir soal pertumbuhan global.

4. Efek Jangka Panjang

  • Redefinisi Aliansi Ekonomi: Negara-negara bisa mulai membentuk blok perdagangan baru, mengurangi ketergantungan pada AS.

  • Inovasi dan Diversifikasi Produksi: Negara yang terkena tarif mungkin akan mempercepat transformasi industri agar tidak bergantung pada ekspor tertentu.

Berikut analisis dampak penerapan tarif dagang Trump terhadap bidang pertanian dan manufaktur di Indonesia:


1. Dampak pada Bidang Pertanian

a. Penurunan Ekspor

  • Komoditas seperti karet, kopi, teh, kelapa sawit, dan produk hortikultura yang diekspor ke AS akan terkena tarif lebih tinggi (32%).
  • Barang jadi lebih mahal di pasar AS → daya saing turun → volume ekspor bisa menurun.

b. Overproduksi & Harga Jatuh di Dalam Negeri

  • Jika pasar AS menyusut, stok dalam negeri meningkat → potensi penurunan harga di pasar lokal.
  • Petani kecil bisa paling terdampak karena margin keuntungan makin kecil.

c. Diversifikasi Pasar Diperlukan

  • Pemerintah dan eksportir perlu cari pasar alternatif: India, Timur Tengah, atau Eropa.
  • Mendorong petani untuk ikut program sertifikasi dan standarisasi agar tembus pasar baru.

2. Dampak pada Sektor Manufaktur

a. Kenaikan Biaya Bahan Baku

  • Banyak bahan baku dan komponen industri manufaktur (seperti elektronik, tekstil, dan otomotif) masih impor dari luar, termasuk AS dan mitra lainnya.
  • Jika AS memberlakukan pembatasan balik atau tarif balasan, maka aliran material ke pabrik lokal bisa terganggu.

b. Produk Jadi Sulit Masuk ke Pasar AS

  • Produk manufaktur seperti tekstil, sepatu, furniture, elektronik ringan akan kena tarif → harga jual naik → kemungkinan permintaan menurun.
Baca Juga :  Keren! Laboratorium Kewirausahaan Pemuda Pertama di Indonesia Hadir di Kota Bandung.

c. Potensi PHK & Perlambatan Produksi

  • Jika ekspor menurun drastis, beberapa pabrik bisa kurangi produksi → PHK atau peralihan ke pasar domestik.
  • Tapi pasar lokal bisa tidak cukup besar menyerap seluruh output industri ekspor-oriented.

Kesimpulan

  • Pertanian: Dampaknya besar bagi petani skala kecil dan ekspor berbasis komoditas mentah.
  • Manufaktur: Rentan di sisi ekspor, tapi juga bisa kena efek berantai dari gangguan rantai pasok global.
  • Solusi Jangka Pendek: Insentif pemerintah, diplomasi dagang, dan pembukaan pasar baru.
  • Solusi Jangka Panjang: Meningkatkan nilai tambah, produksi lokal komponen, dan hilirisasi sektor pertanian.

 

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Mana Yang Paling Kuat Di Tanjakan Antara Mobil Dengan Penggerak Roda Depan Dan Mobil Dengan Penggerak Roda Belakang
Lima Perusahaan Pemilik Izin Usaha Tambang di Raja Ampat
Kemendikdasmen Terbitkan Permendikdasmen Tes Kemampuan Akademik (TKA)
Mendikdasmen: Revitalisasi Satuan Pendidikan, Fondasi bagi Ekosistem Pembelajaran yang Bermutu
Qurban Jadi Intervensi Gizi: BKKBN Jabar Bagikan Daging untuk Cegah Stunting di Lingkungan KRS
Kenapa BI Fast Pada Sabtu 7 Juni 2025 Tidak Bisa Digunakan ?
Membangun SMK Unggul dan Relevan melalui Sinkronisasi dan Harmonisasi Program Pengembangan SMK 2025
Mendikdasmen: Iduladha, Sarana Manusia Menyucikan Jiwa dan Memperkuat Akhlak Mulia
Berita ini 11 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 8 Juni 2025 - 17:55 WIB

Mana Yang Paling Kuat Di Tanjakan Antara Mobil Dengan Penggerak Roda Depan Dan Mobil Dengan Penggerak Roda Belakang

Minggu, 8 Juni 2025 - 16:40 WIB

Kemendikdasmen Terbitkan Permendikdasmen Tes Kemampuan Akademik (TKA)

Minggu, 8 Juni 2025 - 16:20 WIB

Mendikdasmen: Revitalisasi Satuan Pendidikan, Fondasi bagi Ekosistem Pembelajaran yang Bermutu

Sabtu, 7 Juni 2025 - 20:23 WIB

Qurban Jadi Intervensi Gizi: BKKBN Jabar Bagikan Daging untuk Cegah Stunting di Lingkungan KRS

Sabtu, 7 Juni 2025 - 13:46 WIB

Kenapa BI Fast Pada Sabtu 7 Juni 2025 Tidak Bisa Digunakan ?

Berita Terbaru

PERTANIAN

Manfaat Teknologi Nuklir Untuk Pertanian dan Peternakan

Minggu, 8 Jun 2025 - 20:49 WIB

PETERNAKAN

Ternak Ayam Petelur di Rumah Dengan Skala Kecil 5 Ekor

Minggu, 8 Jun 2025 - 19:13 WIB

PERIKANAN

Budidaya Ikan Nila Di Lahan Ukuran 2 x 3 Meter

Minggu, 8 Jun 2025 - 19:07 WIB

SERBA SERBI

Download Video di Facebook Tanpa Aplikasi

Minggu, 8 Jun 2025 - 18:26 WIB