KlopakIndonesia – Bio Farma menjadi salah satu narasumber pada Russia-Indonesia Business Forum yang diselenggarakan oleh Rosscongress Foundation berkolaborasi bersama Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) pada 14 – 15 April 2025 di Jakarta.
Kegiatan yang bertujuan untuk membuka peluang kerjasama dan membuat hubungan antara Rusia dan Indonesia menjadi lebih kuat dan lebih menguntungkan ini dihadiri oleh berbagai pihak diantaranya perwakilan pemerintah, pengusaha, akademisi, dan perwakilan dari berbagai organisasi riset dan pengembangan dari Indonesia, Rusia, perwakilan dari negara ASEAN dan EAEU (Uni Ekonomi Eurasia).
Hadir sebagai narasumber, Direktur Pengembangan Usaha Bio Farma, Yuliana Indriati, bersama bersama 7 panelis lainnya yaitu Ksenia Bolomatova, Deputy General Director, OZK Group; Executive Director, RussianUnion of Grain Exporters and Producers (RUSGRAIN UNION), Rulit Candra; Vice President for International Business, PT Pos Indonesia; Alexey Gruzdev, Deputy Minister of Industry and Trade of the Russian Federation; Eddy Martono, Chairman, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI); German Maslov, Vice President of Liner and Logistic Division, FESCO Transportation Group; Rustem Muratov, Chief Executive Officer, Binnopharm Group; dan Didit Ratam, Chairman, Ketua Komite Bilateral Rusia-Belarus KADIN Indonesia, menyampaikan materi dengan tema “Moving from Trade to Collaboration : Priorities and Tasks”.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Pengembangan Usaha Bio Farma, Yuliana Indriati menyampaikan dalam sesi presentasinya mengenai peluang yang dapat ditawarkan oleh Bio Farma kepada peserta forum bisnis.
“Bio Farma berangkat dari sebuah fasilitas produsen vaksin pada awal pendiriannya, hingga menjadi salah satu Perusahaan life science berdaya saing global saat ini. Selain produksi vaksin, Bio Farma juga saat ini memasarkan produk radiofarmaka siklotron, salah satu yang pertama di Indonesia, serta penyediaan produk perangkat pemeriksaan dini (diagnostic-kit) untuk pengecekan Tuberkulosis di Indonesia.” Papar Yuliana.
“Selain itu, sebagai holding BUMN di bidang farmasi, Bio Farma bersama dengan anak perusahaannya telah berhasil menembus pasar global dengan mengekspor produk ke lebih dari 150 negara, mencerminkan kapasitas industri yang kuat dan kepercayaan internasional terhadap kualitas produk farmasi Indonesia” tambahnya.
Lebih lanjut lagi, Yuliana memaparkan tentang proyek yang saat ini tengah dijalani oleh Bio Farma dalam memperluas jaringan pemasarannya.
“Dalam beberapa waktu lalu, Bio Farma telah banyak menjalin hubungan dengan negara zona EAEU, diantaranya bekerjasama dengan lembaga riset di St. Petersburg, Rusia dan juga melakukan ekspor vaksin ke beberapa negara anggota EAEU melalui lembaga UNICEF maupun secara bilateral.” papar Yuliana.
“Selain menciptakan kemandirian vaksin di dalam negeri. Saat ini, Bio Farma tengah aktif dalam meningkatkan taraf kesehatan global. Bio Farma mendukung program dari GAVI untuk menciptakan kemandirian vaksin di Kawasan Afrika. GAVI memiliki target pada tahun 2040, Benua Afrika telah memiliki industri vaksin secara mandiri yang tersebar di berbagai negara Afrika. Bio Farma memiliki peranan penting dalam mendorong kemandirian tersebut dengan program capacity building serta transfer teknologi.” Tambah Yuliana.
Dengan keahlian di bidang riset dan pengembangan produk farmasi dan biologi, pengembangan produk skala global, serta transfer teknologi, Bio Farma melihat peluang besar untuk memperluas kolaborasi dengan mitra di kawasan Eurasia—khususnya dalam pengembangan produk biologis, farmasi, hingga radiofarmaka. Ke depan, potensi perluasan kolaborasi melalui skema transfer teknologi dinilai sangat strategis untuk mendorong transformasi dari hubungan dagang konvensional menjadi kemitraan jangka panjang yang bernilai tambah.
Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menciptakan iklim bisnis yang mumpuni untuk seluruh pihak terkait serta meningkatkan kerjasama bilateral antar negara. Forum bisnis ini membahas beragam isu diantaranya adalah isu perdagangan, pertambangan, energi, transportasi & logistik, teknologi & digitalisasi, industri pertanian, industri halal, industri kreatif, pariwisata, pendidikan, dan dialog integrasi antara negara EAEU dan negara ASEAN.
Hubungan perdagangan dan ekonomi antara Federasi Rusia dan Republik Indonesia telah berkembang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Program-program nasional di sektor-sektor prioritas di Rusia dan Indonesia telah menjadi dasar bagi peningkatan produksi dan kerja sama teknologi. Meningkatnya minat kalangan bisnis di Rusia dan Indonesia dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan kualitas kerja sama bilateral dengan beralih dari perdagangan sederhana ke pembentukan rantai nilai jangka panjang.