KlopakIndonesia – Sebagai upaya membangun karakter murid Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kampanye Anak Indonesia Hebat yang berlangsung di Kota Serang, Banten, menghadirkan sejumlah permainan tradisional. Adapun permainan dan olahraga tradisional yang dihadirkan adalah bola bekel, gasing, engklek, patheng dudu, ular tangga, oray-orayan, keris-kerisan, rorodaan, dan merakit serta mewarnai layang-layang.
Direktur PAUD, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Nia Nurhasanah, mengungkapkan bahwa kegiatan Kampanye Anak Indonesia Hebat merupakan bagian dari partisipasi semesta dalam penguatan pendidikan karakter dan wajib belajar satu tahunpra sekolah. Berkaitan dengan pendidikan karakter, Nia menyebut bahwa permainan tradisional merupakan bagian penting dari implementasi Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
“Ini merupakan langkah bersama menguatkan sinergi dan kolaborasi mulai dari pemangku kepentingan pendidikan di daerah, satuan pendidikan, pendidikan, orang tua, hingga masyarakat untuk membangun ekosistem PAUD yang menyenangkan serta upaya mempersiapkan generasi emas 2045,” ungkap Nia di Serang, beberapa waktu lalu.
Wakil Sekretaris Jenderal Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI), Chaerul Umam, mengatakan bahwa permainan tradisional memiliki korelasi erat dengan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dalam poin bermain dan bermasyarakat. Menurutnya, permainan tradisional mengajak anak-anak PAUD untuk berekspresi, mengenali diri mereka bersentuhan langsung dengan media tradisional, serta menanamkan karakter melalui sejumlah peraturan dalam permainan tradisional tersebut.
“Permainan tradisional memberi pengalaman lebih kepada anak-anak untuk mampu belajar fokus, memiliki rasa tanggungjawab, serta menaruh rasa kearifan lokal dari makna permainan tradisional tersebut,” ungkap Umam.
Lebih dari itu, Umam menuturkan bahwa adanya permainan tradisional dalam Kampanye Anak Indonesia Hebat juga menjadi upaya terjadinya regenerasi dalam pelestarian permainan tersebut. Ia menyebut permainan tradisional juga dapat menjadi media pembelajaran tambahan guna memantik atau melatih motorik tumbuh kembang anak.
“Saya berharap di setiap PAUD dan Kelompok Bermain juga turut memiliki Pojok Permainan Tradisional yang bisa dimainkan para murid serta menjadi media pembelajaran tambahan bagi para pengajar,” tutur Umam.
Salah satu pendamping sekaligus Kepala TK Roudhoh, Aliyah, mengatakan bahwa permainan tradisional sangat membantu para pengajar untuk mengenalkan nilai moral maupun nilai budaya daerah. Bahkan menurutnya permainan tradisional yang dihadirkan dalam acara ini juga bermanfaat membangun komunikasi sosial dan emosi anak di tengah gempuran teknologi digital.
“Anak-anak kami antusias mengikuti beberapa permainan ini, mereka juga sudah terbiasa karena di sekolah kami kenalkanpermainan lompat tali dan engkle. Semoga dengan adanyapermainan tradisional ini anak-anak terbangun rasa sosial yang tinggi serta memiliki rasa nasionalisme yang tumbuh melalui nilai budaya,” terang Aliyah.
Selanjutnya, Kepala TK Negeri Pembina, Eva Syarifatunia, merespons baik kehadiran permainan tradisional dalam acara Kampanye Anak Indonesia Hebat. Baginya, permainan tradisional sangat membantu menstimulasi perkembanganbahasa dan motorik anak didiknya dengan media permainan yang digunakan.
“Permainannya tradisional membuat anak-anak kami antusiasme ngikut acara dan membuat mereka tidak bosan. Semogapermainan tradisional ini dapat diperbanyak dan anak-anak memiliki pengalaman baik untuk dirinya,” tutup Eva.