Puncak Kemarau, Suhu Dingin Tak Biasa Melanda Indonesia

- Jurnalis

Kamis, 28 Agustus 2025 - 11:52 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia kembali merasakan suhu dingin pada penghujung Agustus 2025. Fenomena ini terutama dirasakan di sejumlah daerah selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Di beberapa dataran tinggi, suhu tercatat turun hingga di bawah 15 derajat Celsius pada malam hingga dini hari. Sementara di Bali, suhu pagi hari sempat menyentuh 19 derajat Celsius, meski siangnya tetap hangat hingga 31 derajat Celsius.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, penyebab utama suhu dingin ini adalah angin monsun timuran dari Australia. Angin tersebut bersifat kering dan dingin, sehingga saat melintasi perairan dengan suhu rendah akan semakin menurunkan temperatur udara di wilayah Indonesia. Kondisi ini dikenal masyarakat dengan istilah “bediding”, yakni udara dingin yang terasa tajam pada pagi dan malam hari, terutama ketika langit cerah dan kelembapan rendah.

Baca Juga :  Luncurkan Program Héman ka Sepuh, Wihaji Sempat Goyang Stecu-stecu Bareng Genre

“Fenomena suhu dingin ini wajar terjadi pada puncak musim kemarau. Angin dari Australia membawa massa udara dingin dan kering, sehingga pagi dan malam terasa lebih menusuk dibanding biasanya,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam keterangan resminya.

Fenomena ini lebih terasa di daerah pegunungan seperti Dieng, Bromo, dan Lembang. Selain itu, wilayah Bali hingga Nusa Tenggara juga ikut terdampak. Suhu dingin disertai kabut pagi dilaporkan mengganggu jarak pandang di beberapa lokasi, sehingga masyarakat diimbau berhati-hati ketika berkendara.

BMKG juga menegaskan bahwa fenomena ini tidak ada kaitannya dengan aphelion atau jarak terjauh bumi dengan matahari, yang sempat ramai disebut sebagai penyebab pendinginan suhu. “Aphelion bukan penyebab suhu dingin. Informasi tersebut adalah hoaks. Kondisi ini murni akibat faktor monsun timur dan kondisi atmosfer regional,” jelas Guswanto.

Baca Juga :  Yuk, Ajukan KPR di bank bjb, Suku Bunga Murah Berlimpah Hadiah

Selain faktor angin monsun, dinamika atmosfer skala luas seperti gelombang Rossby ekuator disebut turut memberi pengaruh pada pola cuaca. Namun peranannya masih dalam kajian lebih lanjut oleh para peneliti.

Masyarakat diimbau untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ini, seperti mengenakan pakaian hangat di pagi dan malam hari, menjaga daya tahan tubuh dengan asupan hangat, serta memperhatikan informasi resmi dari BMKG terkait prakiraan cuaca.

Fenomena suhu dingin ini diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir Agustus, seiring puncak musim kemarau. Meski siang hari tetap terasa terik, pagi dan malam akan terus membawa udara menusuk dingin, khususnya di kawasan selatan Indonesia dan dataran tinggi.

 

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

OSN 2025 Torehkan 344 Ribu Pendaftar SD dan 196 Ribu Pendaftar SMP, Mapel IPS Dilombakan pada Jenjang SD
Pegadaian dan Masjid Salman ITB Sinergi Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan Melalui Teknologi Daur Ulang Air Hujan & Air Wudhu
Pegadaian Gandeng ITB, Akselerasi Digitalisasi Layanan Lewat Riset Inovatif
Keracunan MBG Terulang di Cipongkor, Kali Ini Korban dari SPPG Pasirsaji Desa Sarinagen
Guru Lebih Kreatif, Siswa Lebih Aktif: Kemendikdasmen Hadirkan Panduan dan Buku Kurasi STEM 2025
Perkuat Implementasi STEM, Kemendikdasmen Rilis Panduan dan Buku Hasil Kurasi Pembelajaran STEM
Keracunan Massal 369 Siswa di Bandung Barat Resmi Ditetapkan KLB, Dapur MBG Ditutup
Bio Farma Perkuat Peran BUMN dalam Kesehatan dan Lingkungan untuk Generasi Muda

Berita Terkait

Kamis, 25 September 2025 - 23:33 WIB

OSN 2025 Torehkan 344 Ribu Pendaftar SD dan 196 Ribu Pendaftar SMP, Mapel IPS Dilombakan pada Jenjang SD

Kamis, 25 September 2025 - 16:20 WIB

Pegadaian dan Masjid Salman ITB Sinergi Wujudkan Keberlanjutan Lingkungan Melalui Teknologi Daur Ulang Air Hujan & Air Wudhu

Rabu, 24 September 2025 - 23:32 WIB

Pegadaian Gandeng ITB, Akselerasi Digitalisasi Layanan Lewat Riset Inovatif

Rabu, 24 September 2025 - 14:48 WIB

Guru Lebih Kreatif, Siswa Lebih Aktif: Kemendikdasmen Hadirkan Panduan dan Buku Kurasi STEM 2025

Rabu, 24 September 2025 - 14:38 WIB

Perkuat Implementasi STEM, Kemendikdasmen Rilis Panduan dan Buku Hasil Kurasi Pembelajaran STEM

Berita Terbaru

KlopHealth

6 Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Saat Batuk, Bikin Makin Parah

Kamis, 25 Sep 2025 - 17:19 WIB

KlopHealth

Rahasia Sehat di Balik Jagung Rebus: Rendah Lemak, Kaya Nutrisi

Kamis, 25 Sep 2025 - 16:12 WIB