KlopakIndonesia — Pemerintah Kota Bekasi mencatatkan langkah progresif dalam mewujudkan kota ramah lansia dengan menggelar wisuda perdana Sekolah Lansia. Sebanyak 404 peserta berusia 60 tahun ke atas diwisuda secara resmi oleh Wali Kota Bekasi, Dr. Tri Adhianto, dalam seremoni penuh kebahagiaan yang berlangsung di Balai Patriot, Jumat (18/7).
Program Sekolah Lansia merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, BKKBN, dan Pemerintah Daerah. Program ini dirancang sebagai ruang edukatif dan partisipatif bagi warga lanjut usia, dengan tujuan mendorong kemandirian, kesehatan, dan kebahagiaan lansia secara menyeluruh.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bekasi, Ika Indah Yarti, menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya terhadap semangat para peserta.
“Alhamdulillah, ini adalah wisuda tahap pertama dengan 404 wisudawan dan wisudawati lansia. Hari ini kita menyaksikan langsung kreasi dan inovasi dari para lansia, mulai dari membaca puisi, bernyanyi, bermain angklung, hingga menari. Mereka begitu antusias dan bahagia,” ujar Ika.
Program ini dijalankan sebulan sekali selama satu tahun dengan materi pembelajaran yang mencakup kesehatan fisik, kesehatan mental, spiritual, serta keterampilan sosial. Di dalamnya juga terdapat sesi diskusi tentang hak-hak lansia, pentingnya dukungan keluarga, hingga peran lansia dalam komunitas.
Wali Kota Bekasi, Dr. Tri Adhianto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Sekolah Lansia menjadi bagian penting dari upaya pemerintah dalam membangun Kota Bekasi sebagai kota inklusif dan ramah semua usia.
“Lansia bukan beban, melainkan aset sosial yang sangat berharga. Melalui program ini, mereka diberi ruang untuk tetap tumbuh, berkarya, dan merasa dihargai,” tegas Wali Kota.
Acara wisuda ini turut dihadiri oleh Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Dr. Dadi Ahmad Roswandi, S.Si., M.Si., perwakilan dari Kementerian Ketenagakerjaan, kepala dinas terkait, camat, lurah, serta keluarga para peserta.
“Ini keren dan kita mengapresiasi kegiatan ini. Kita melihat lansia ceria, lansia bahagia, lansia produktif, dan lansia berdaya. Ini bisa menjadi contoh bagi kabupaten/kota lain di Jawa Barat,” ungkap Dr. Dadi dalam sambutannya.
Ia menekankan bahwa program ini telah berhasil menjadikan lansia bukan lagi sebagai objek, namun sebagai subjek yang aktif dan memiliki peran penting.
“Lansia masuk dalam sekolah, walaupun informal tapi mereka semangat teredukasi. Mereka bukan hanya menjadi objek melainkan subjek. Mengkriet dari lansia, untuk lansia, dan negara hadir di dalamnya,” tambahnya.
Salah satu peserta, Maryono (75), warga Kelurahan Jati Makmur, Kecamatan Pondok Gede, mengaku sangat senang mengikuti program ini.
“Saya ikut sudah dua belas kali, sebulan sekali. Kita bisa silaturahmi, sehat, dan banyak teman,” ucapnya penuh semangat.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa perhatian terhadap lansia di Kota Bekasi tidak hanya sebatas pada pelayanan sosial, tetapi juga menyentuh aspek peningkatan kapasitas, partisipasi aktif, dan kebahagiaan di usia lanjut.
Pemerintah Kota Bekasi pun berkomitmen untuk terus mendukung keberlanjutan program ini agar semakin banyak lansia dapat merasakan manfaatnya.
Gelombang kedua Sekolah Lansia dijadwalkan akan dimulai pada Agustus 2025, dengan target peserta yang lebih luas, termasuk penyandang disabilitas lansia dan lansia dari kelompok rentan lainnya.