KKP Perkuat Perlindungan Habitat Kritis Hiu dan Pari di Indonesia

Avatar photo

- Jurnalis

Selasa, 28 Mei 2024 - 07:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (DJPKRL) terus memperkuat upaya perlindungan habitat kritis hiu dan pari di Indonesia. Hal ini sejalan dengan salah satu program ekonomi biru KKP, yakni memperluas kawasan konservasi laut.

“Saat ini, dari 118 kawasan konservasi yang telah ditetapkan KKP, 28 kawasan dengan luas mencapai 5,75 juta hektare merupakan kawasan konservasi dengan hiu dan pari sebagai jenis ikan target konservasinya,” ungkap Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut Victor Gustaf Manoppo pada kegiatan Simposium Nasional Hiu dan Pari Ke-4 di Universitas Indonesia Depok.

Victor juga menegaskan komitmen Indonesia untuk melindungi dan melestarikan hiu dan pari melalui berbagai kebijakan dan inisiatif. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain berupa penetapan kawasan konservasi, penetapan status perlindungan dan pengaturan perdagangannya melalui konvensi internasional untuk perdagangan spesies terancam punah (CITES).

“Konservasi hiu dan pari dipandang strategis untuk menjaga kelestarian ekosistem mengingat tingkat pemanfaatannya yang tinggi baik sebagai perikanan target maupun tangkapan samping. Untuk itu, upaya konservasinya mencakup perlindungan habitat maupun pengaturan pemanfaatannya” tutur Victor.

Dalam kesempatan ini, Victor berharap semoga hasil-hasil penelitian dan pendataan habitat kritis hiu dan pari yang terkumpul selama simposium dapat direkomendasikan sebagai wilayah-wilayah target perluasan kawasan konservasi laut yang menjadi salah satu agenda prioritas KKP untuk ekonomi biru.

Baca Juga :  Tingkatkan Manajemen Talenta, Kemendikdasmen Sosialisasikan Kurasi dan SIMT Bagi Penyedia Beasiswa

Sementara itu, Dekan Fakultas MIPA Universitas Indonesia Dede Djuhana mengatakan keterbatasan data terkait habitat kritis, minimnya pakar taksonomi hiu dan pari serta upaya integrasi dimensi manusia dalam konservasi hiu dan pari menjadi tantangan tersendiri di dunia akademik.

“FMIPA UI melalui wadah Prodi Magister Ilmu Kelautan Departemen Biologi, Pusat Studi Kelautan serta prodi dan pusat riset terkait lainnya, mendorong minat mahasiswa dan staf pengajar untuk mengembangkan berbagai kajian terkait hiu dan pari serta berupaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait pentingnya peran hiu dan pari dalam ekosistem laut sebagai bagian dari pengabdian masyarakat,” ungkap Dede.

Dalam forum yang sama, Direktur Program Kelautan dan Perikanan WWF-Indonesia Imam Musthofa Zainudin mengimbuhkan dari hasil simposium hiu dan pari akan menjadi acuan untuk WWF-Indonesia dalam mendukung program ekonomi biru yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia, terutama dalam mengurangi ancaman dan melindungi habitat kritis hiu pari dalam skema perluasan kawasan konservasi di Indonesia.

“Hal ini juga berkontribusi kepada komitmen Pemerintah Indonesia ke global untuk memiliki 30% Kawasan konservasi kelautan pada tahun 2045 – ’30-by-45″,” tambah Imam.

Baca Juga :  Kemenkop Siap Kembangkan Ekonomi Syariah Melalui Koperasi

Sementara itu, Wakil Direktur Misi USAID Indonesia Erin Nicholson menegaskan Amerika Serikat melalui USAID, bangga dapat mendukung Pemerintah Indonesia dalam perlindungan laut.

“USAID berkomitmen untuk terus mendukung Indonesia dalam menjaga keanekaragaman hayati laut serta memastikan bahwa ekosistem laut dilindungi dan dikelola dengan baik untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Erin.

Simposium Nasional Hiu dan Pari Ke-4 dengan tema “Habitat Kritis untuk Hiu dan Pari: Mengelola Tantangan yang Muncul melalui Strategi Mitigasi, Pemulihan Populasi dan Integrasi Dimensi Manusia” diselenggarkan oleh KKP bekerja sama dengan Pusat Studi Kelautan Fakultas MIPA Universitas Indonesia, Yayasan Konservasi Indonesia, WWF Indonesia dan USAID Kolektif. Simpsoium yang digelar selama dua hari berhasil mengumpulkan lebih dari 100 makalah.

Sejalan dengan kebijakan KKP yang ditegaskan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di berbagai forum global, konservasi di wilayah laut menjadi salah satu strategi andalan Indonesia dalam menjaga kelestarian biota, memulihkan kelautan dan ekosistem perairan. Untuk mendukung kebijakan ekonomi biru, hingga tahun 2023, luas kawasan konservasi telah mencapai 29,3 juta ha. Melalui strategi ini diharapkan kesehatan dan produktivitas laut dapat terjaga untuk implementasi ekonomi biru di Indonesia.

Follow WhatsApp Channel klopakindonesia.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Perkemahan Anak Indonesia Hebat 2025: Pramuka Jadi Pilar Pembentukan Karakter Pelajar
Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia
Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025
Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025
Beras Oplosan Dijual Rp 15.000 Per Kg, Konsumen Dirugikan Hingga Rp 99 Triliun
Satgas Pangan Temukan Dugaan Pidana dalam Kasus Beras Oplosan, Naik ke Tahap Penyidikan
Tiga Produsen Beras Premium Diduga Langgar Mutu Kemasan
Komunitas Freerunners Bandung Bikin Ulah di Event Marathon: Palsukan BIB hingga Bagi-Bagi Bir

Berita Terkait

Minggu, 27 Juli 2025 - 10:43 WIB

Perkemahan Anak Indonesia Hebat 2025: Pramuka Jadi Pilar Pembentukan Karakter Pelajar

Sabtu, 26 Juli 2025 - 13:39 WIB

Empat Siswa Indonesia Siap Bersaing dan Berkompetisi pada Ajang International Olympiad in Informatics (IOI) 2025 di Bolivia

Jumat, 25 Juli 2025 - 21:22 WIB

Pembinaan Kemendikdasmen Sukses Antarkan Siswa Indonesia Raih Prestasi di IMO 2025

Jumat, 25 Juli 2025 - 13:16 WIB

Jasamarga Hentikan Layanan Top Up e-Toll di Gerbang Tol Cipularang dan Padaleunyi Mulai 4 Agustus 2025

Kamis, 24 Juli 2025 - 19:32 WIB

Satgas Pangan Temukan Dugaan Pidana dalam Kasus Beras Oplosan, Naik ke Tahap Penyidikan

Berita Terbaru

Ilmu Pengetahuan

Perbedaan Antara Cumi‑Cumi dan Sotong

Jumat, 25 Jul 2025 - 09:38 WIB