Bogor, 10 September 2025 – Dinas PPKB Kota Bogor menggelar kegiatan pendampingan penggunaan Sistem Informasi Rantai Pasok Alat dan Obat Kontrasepsi (SIRIKA), yang telah terintegrasi dengan Sistem Informasi Keluarga (SIGA). Kegiatan berlangsung di Hotel Salak dan diikuti oleh 27 operator SIRIKA dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) se-Kota Bogor.
Acara ini juga dihadiri oleh Tim SIRIKA dari Kemendukbangga/BKKBN serta Perwakilan Kemendukbangga/BKKBN Provinsi Jawa Barat sebagai tindak lanjut laporan penggunaan aplikasi SIRIKA-SIGA yang saat ini baru mencapai 49,06 persen.
Berdasarkan pemantauan pada 15 Agustus 2025, dari seluruh gudang fasyankes di Jawa Barat, baru 42,13 persen yang melakukan input stok awal alat dan obat kontrasepsi (alokon) ke dalam aplikasi. Padahal, integrasi SIRIKA-SIGA menjadi kunci dalam memperkuat pencatatan, pelaporan, serta pemantauan distribusi dan ketersediaan alokon di semua tingkatan—mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga fasilitas pelayanan kesehatan.
Kepala Dinas PPKB Kota Bogor, Marse Hendra Saputra, menegaskan pentingnya kegiatan ini.
“Kami berharap dengan pendampingan ini, cakupan laporan penggunaan aplikasi SIRIKA-SIGA di Kota Bogor bisa mencapai 100 persen. Sistem ini juga akan sangat membantu pengelolaan dan distribusi alokon, baik di gudang Dinas PPKB maupun gudang fasyankes, agar sesuai aturan yang berlaku,” ujarnya.
Dengan optimalisasi aplikasi SIRIKA-SIGA, diharapkan tidak hanya meningkatkan akurasi data stok alokon, tetapi juga memastikan ketersediaannya di lapangan, sehingga pelayanan KB bagi masyarakat tetap lancar dan tepat sasaran.